My Feeling

20.2K 939 169
                                    

Aura menopang wajahnya dengan kedua tangannya, matanya menikmati pemandangan yang ada di depannya ini. Arya. Nama yang sudah cukup lama bersarang di hatinya dalam diam. Sebenarnya tidak bisa dikatakan diam juga, karena sahabatnya selalu mengumbar-ngumbar bahwa dia menyukai ralat mencintai cowok itu.

"Woy, ngelamun aja. Ngelamun apa sih" Aduh panjang umur banget nih anak gerutunya. Dengan enggan dia mengalihkan pandangannya menatap sahabatnya "Ah ralat ngelamunin siapa sih" ujar Netta dengan senyuman khas menggodanya.

Aura mencibir "Kepo banget sih lo Net. Sana pacaran sama Aiden aja, daripada gangguin gue" usirnya dengan tangan yang dikibas-kibaskan diudara

Netta yang diusir seperti itu bukannya pergi, malah menjatuhkan tubuhnya di samping Zahra dan mengikuti kegiatan gadis itu mengamati Arya abangnya "kak Aiden lagi sibuk sama tiga sohibnya gue males ganggu. Ah jangan ngalihin topik, sekarang kasih tahu gue lo ngelamunin abang gue kan, ngaku lo" tuduh Netta langsung, hampir saja dia terlena dengan pertanyaan Aura itu.

Aura mempoutkan bibirnya, dia merasa kesal karena tidak bisa mengalihkan topik "Iya gue lagi ngelamunin abang lo puas" balasnya terpaksa, sembari memerhatikan bagaimana Arya tertawa dengan lepasnya. Ah dia benar-benara menyukai cowok itu

"Kalau lo suka, tinggal bilang aja apa susahnya sih."

Aura menoyor kepala Netta gemas "Lo kira ngomong Kak Arya gue suka sama elo itu gampang. Kagak. Lo itu harus siapin mental kalau dia nolak elo." Gila aja dia bilang kayak gitu langsung ke Arya, bisa malu kalau dia ditolak.

Neta terkekeh mendengarnya "Lo ngarep banget ya jadi pacar abang gue, sampai harus siapin mental dulu. Ciee Aura cie" godanya sambil mencolek-colek dagu sahabatnya itu gemas.

Aura menepis tangan Netta dan melotot kearah gadis itu "Elo ya nyebelin banget. Syukur lo sahabat kesayangan gue, kalau nggak udah gue pites lo. Gue jadiin tempe penyet"

"Dicariin ternyata disini. Kalian berdua ngapain?" pertanyaan itu membuat Netta dan Aura menoleh ke arah samping kanan, dan menemukan Haru dengan rambut yang sedikit acak-acakan, kancing dua atasnya terbuka sedang menyilangkan tangannya di depan dada.

Netta bangkit dari sana dan memeluk lengan Haru erat membuat cowok itu menatapnya heran "Biasa lagi nemenin Aura ngeliatin abang gue" kikiknya, yang dibalas pelototan dan gerutuan dari Aura.

Haru mengalihkan pandangannya ke Aura, senyum miring langsung terciptaa disana "Lo butuh jasa buat ungkapin cinta ke Arya nggak? Kalau butuh gue sebagai sahabat yang baik bakal sedia bantuin lo"

Aura menepuk jidatnya, astaga kenapa punya dua sahabat tapi sikapnya jail gini sih. Eh dia juga deng, dia kan suka godain Netta "Nggak perlu, gue nggak butuh" ujarnya sebal. Aura bangkit dari tempat duduknya "Lo ngapain nyari kita berdua? Dan itu kenapa penampilan lo kayak gitu banget" ujarnya sambil menunjuk Haru.

"Gue gerah banget soalnya. Kenapa? Gue cakep kalau kayak gini" Haru menaik turunkan alisnya dan mendapatkan cubitan dari Netta yang saat itu berada disampingnya

"Cakep dari mana. Bikin geli iya" semprot Netta.

"Gue mau ke kantin. Kalian berdua ikut nggak"

Haru dan Netta mengangguk mantap "Yalah gue ikut, orang gue kesini jemput kalian berdua" ucap Haru.

Netta melepaskan pelukannya dari lengan Haru dan beralih memeluk lengan Aura "Ayok Mel. Gue laper." Ucapnya riang, sambil menarik Aura untuk mengikutinya

Mereka bertiga terus mengobrol, seakan topik pembicaraan mereka tak pernah habis. Namun percakapan mereka terhenti ketika sebuah suara yang tidak asing memanggil salah satu dari mereka bertiga.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang