#001

36 4 4
                                    

...........................................................

Sang raja siang telah menampakan dirinya sedikit demi sedikit, hingga sinarnya berhasil menerobos sebuah kamar melalui cela cela jendela kamar tersebut. Tidak lain tidak bukan sang pemilik kamar tersebut ialah Zivanya Al Halbert, atau biasa dipanggil Zivanya. Sang penghuni kamar pun hanya menggeliat kesilauan karena sinar matahari yang tepat jatuh menimpa wajah mungilnya.

Toktoktok........
"Nona saatnya sarapan, tuan besar sudah menunggu. Nona....??" Sambutan selamat pagi yang selalu terdengar ditelinga Zivanya, yang dilantunkan oleh salah satu pelayan di rumah kakeknya.

Toktoktok......
"Nona Zivanya..???" Karna tak ada jawaban dari sang penghuni kamar, pelayan tersebut pun mencoba memanggilnya kembali sampai ada jawaban dari sang penghuni kamar.

"YAHH!!! SEBENTAR LAGI AKU TURUN!!!" Teriak Zivanya dari kamarnya.

"Baiklah nona, saya permisi dulu." Pamit pelayan tersebut dari depan pintu kamar Zivanya.

"Haisshh!! Kenapa coba, aku harus denger kalimat itu berulang-ulang setiap pagi, apa mereka gak punya kalimat lain yang bisa bikin aku lebih semangat lagi gitu? misalnya 'go go go nona Zivanya bangun goo!!!' Pfftt...." Umpat Zivanya sambil lompat-lompat diatas ranjang king size miliknya.

Lelah mengumpat, dengan jalan sempoyongan Zivanya pun bangun, berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamarnya sambil mendendangkan sebuah lagu terindah bagi dirinya, "Hoammm!! Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, tidur lagiii,,, heem heem heem lalalala lalalala heem heem heem..."

Di Ruang Makan*
..............................

"Dimana Zivanya? Kenapa kau turun sendiri? Apakah dia belum bangun juga? Atau gimana?" Tanya seorang lelaki dengan suara beratnya kepada pelayan yang ditugaskan untuk memanggil cucunya, Zivanya. Lelaki tersebut ialah Abraham Al Halbert. Yap, dia adalah kakeknya Zivanya.

"Tidak tuan, nona Zivanya sudah bangun, dan dia sedang bersiap-siap tuan." Jawab pelayan tersebut dengan sedikit menundukkan kepalanya.

"Yah baguslah kalo begitu." Ucap Abraham lega sambil menatapi setiap makanan yang tersusun rapi diatas meja.

Tidak lama setelah itu, akhirnya Zivanya pun datang.
"Selamat pagi kakekku yang imut dan gemeshiiinn..." Sambut Zivanya sambil merangkul dan mencubit pipi kakeknya itu yang tak lagi kencang.

"Selamat pagi juga cucuku yang paliiiiing segalanya." Jawab Abraham sambil mengelus pucuk kepala Zivanya.

Zivanya pun duduk dikursi sebelah kanan. Suasana menjadi hening, mereka menikmati makanan mereka masing-masing. Setelah makanan dari keduanya habis, Abraham pun membuka pembicaraan.

"Zivanya?" Panggil Abraham, lalu terdiam.

"Uhuk!!" Karna kaget, kakeknya yang tiba-tiba memanggilnya tanpa aba-aba, Zivanya yang sedang minum alhasil tersedak.

"Kau ini, selaluu saja ceroboh." Marah Abraham, *tapi gak marah banget loh yaaa :-D

"Eemm,!! Yah yah yah, kenapa aku? Kakek yang tiba-tiba saja manggil aku, bukan salah ku laahh" Protes Zivanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yyaaahh sudahlah, terserah kau saja lah." Serah Abraham sambil melambai-lambaikan tangannya didepan muka Zivanya.

"Yaah!! Apa ini?" Umpat Zivanya sambil menyingkirkan tangan kakeknya. "Tadi, kenapa kakek panggil aku?" Sambung Zivanya.

"Oh itu, eemm, cck apa yah? Halah lupakan saja, kakek jadi lupa kan gara-gara kamu." Ambek Abraham.

"Eeh? Aku lagi disalahin, pfft." Umpat Zivanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Miss You So BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang