.
.
Hinata merutuki sasuke yang menyuruhnya untuk datang keapartemen, tadi ia baru pulang jam tiga hanya karena mengurusi hal sepele.
Dan sekarang baru jam 5!
Ohtuhan kalau saja aku tidak lepas kendali, aku juga tidak mau memeluknya. Batin hinata
Hinata bersiap untuk kembali keapartemen sasuke, sekarang ia mengerti mengapa anak itu sering gonta-ganti manajer, lihat saja, hinata yang baru dua minggu saja sudah tidak betah.
Bukannya ia tak bisa mengajukan surat pengunduran diri, hanya saja ia harus bertanggung jawab.
Setelah memasukan password, akhirnya hinata berada didalam apartemen sasuke.
Hinata melihat cermin yang terdapat didalam kamar sasuke, memperlihatkan ia yang berkantung mata karena kurang tidur.
"Terlalu pagi, aku bahkan tidak tidur lebih dari satu jam" gumam hinata.
"Aku bahkan tidak tidur" hinata melihat sasuke yang sedang membaca buku- yang ia yakini buku cerita-diatas tempat tidur, ingin sekali hinata tertawa melihat buku yang sasuke baca berjudul prince cool and princess cool.
"Aku tak tahu kalau seorang sasuke suka membaca buku cerita, diluar dugaanku" hinata tertawa asal.
"Hey! Jangan berani-berani memberitahukan kepada siapapun" hinata hanya terkikik dan memutuskan untuk keluar dan tidur, matanya sungguh tak bisa diajak kompromi.
Sasuke menyadari hinata yang keluar dari kamarnya "hinata!"
Tak ada suara.
Sasuke memutuskan untuk keluar dan mengomeli hinata, tapi ketika melihat hinata tertidur disofa, sasuke mengurungkan niatnya.
"Kalau saja kau tidak cantik, aku pasti akan menyiksamu lebih dari rencanaku"
Sasuke berjalan kekamar dan kembali dengan membawa buku ceritanya dan selimut.
Tentunya selimut itu bukan untuk hinata, tapi untuk dirinya.
.
Hinata mengejapkan matanya, ia melihat kearah jam.
09.00
Hinata berjalan menuju kamar mandi, lalu keluar untuk mencari si iblis merah "sasuke?"
Tak ada siapapun.
Ia menuju dapur dan menemukan note yang bertuliskan 'bersihkan apartemenku, jangan tidur terus! Dasar pemalas!'
Hinata tertawa geli membayangkan sasuke menggambar emotikon yang terdapat dalam note tersebut, emotikon marah dan pisau.
Hinata ingat, hari ini jadwal sasuke syuting.
Ia memutuskan untuk memasakan sesuatu spesial untuk boss-nya karena ia tahu sasuke pasti belum makan.
Hinata memberikan aba-aba kepada taksi untuk berhenti, sekarang ia sudah berada dilokasi syuting sasuke.
Benar saja ia datang saat sasuke sedang melakukan adegannya.
"Playboy!" panggil hinata kepada sasuke saat melihatnya telah selesai melakukan adegan.
"Jangan panggil aku begitu" hinata hanya tertawa geli dan menyerahkan kotak bekal kepada sasuke.
"Kukira kau tidak akan datang"
"Tidak bisa, aku kan manajermu"
Hinata duduk berhadapan dengan sasuke ia melihat sasuke meyantap makanan yang ia buat tadi.
Hinata melihat sasuke yang kembali pergi untuk satu adegan.
Akhirnya syuting selesai, sasuke dan hinata kembali keapartemen sasuke.
Hinata melihat sasuke asik bermain ponsel "hei apa-apaan, kembalikan ponselku"
"Kau dari malam belum tidur, istirahatlah" mata hinata memancarkan kepedulian.
"Sayang sekali! Padahal aku sedang chatting sama model" sasuke berjalan kekamar.
Blam.
Pintu kamarnya tertutup.
Hinata melihat ponsel ditangannya, kemudian meletakan ponsel tersebut diatas meja, dan bersiap tidur.
.
Hinata menyediakan makan malam, dihadapannya sudah ada sasuke yang masih sibuk mengotak-atik ponselnya.
"Jadi, kenapa anak CEO mau jadi manajerku" sasuke meletakan ponselnya diatas meja makan.
"Aku hanya merasa bersalah mengacaukan konsermu"
"Benarkah? Tidak ada alasan lain?"
"Maksudmu" hinata masih sibuk dengan makanannya.
"Oh ayolah, kau tidak suka padaku" sasuke memasang tampang seksi.
"Tidak, aku hanya merasa bersalah" hinata mencoba mengendalikan jantungnya.
Hinata melihat kearah sasuke yang berjalan mendekatinya, sasuke membuat hinata semakin tidak terkendali, jantungnya berpacu dua kali lipat, tangannya mengeluarkan keringat dingin, oh tuhan.
Satu, dua, tiga.
Tidak terjadi apapun.
Hinata membuka matanya dan menemukan sasuke yang sedang tertawa melihat kearahnya "kau mengira aku akan menciummu?"
"T-tidak!"
Suara tawa sasuke membuatnya semakin malu, argh bodoh!
"Hinata"
"Hmm" mencoba untuk fokus kepada makanan.
"Kau mau menikah denganku?"
Mata hinata terbelalak, menikah? Yang benar saja!
"Sudahlah sasuke, bercandamu diluar batas"
"Aku serius" memasang tampang meyakinkan
Hinata semakin deg degan, pikirannya berkabut, mulutnya kaku, wajahnya seperti akan terbakar!.
"A-"
"Serius banget, itu cuma skenario, gimana kelihatan serius kan? Alami kan? Yaiyalah! Aktor senior!" ucap sasuke bangga.
Shit!
Sialan!
Uchiha sialan!
Bersikap biasa hinata, jangan sampai terkesan serius. Batin hinata.
.
.
.
Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
my favorite
Fanfictionsasuke adalah artis dan mempunyai manajer yang sering ia jahili, tapi predikat playboy yang sudah menjadi ciri khasnya sepertinya menjadi penghalang keduanya. apakah playboy bisa mencintai dengan tulus? mungkin..