Finally, we meet again

1.4K 128 11
                                    


"JESSICAAAA....!!!"

Aku terperanjat dari alam bawah sadarku. Entah sudah berapa kali mimpi itu datang mengusik tidurku. Hhhh...

Kulihat jam pada nakas samping tempat tidurku, ck masih jam dua pagi.

Sambil mencoba mengatur nafas yang tadi tidak terkontrol, kurebahkan lagi kepalaku dengan posisi yang paling nyaman. Ouch! Pasti karena terbangun kaget, kepalaku jadi terasa sakit.

Memejamkan mata mencoba masuk ke alam tidurku lagi, tapi ternyata aku masih terlalu takut..

Takut jika harus melihat kembali kejadian itu dalam mimpiku. Semuanya terlihat begitu jelas,  layaknya memutar kembali kaset lama yang telah aku simpan baik-baik dalam memori.

"Jessica..."

Sahabatku. Tidak. Bukan. Dia adalah cinta pertamaku.

Ya, kami memang dua orang perempuan. Kami berteman. Dan kami pun memiliki perasaan yang ternyata bersambut baik satu sama lain.

Aku mencintainya. Dan kini aku merindukannya. Sangat.

Mimpi buruk ku tadi adalah kejadian dimana aku kehilangan sosoknya, untuk selamanya.

Kejadian sepuluh tahun lalu. Kecelakaan itu. Semua salahku.

***Flash Back***

"Happy Birthday my lovely Jessie...!!",

"Waaah thank you so much much my dearest Shintaa.. Aaaaaaaah itu kan kue favorit ku! Ya ampun huuu so sweet..", Jessica memelukku dengan ekspresi double, gemas dan terharu.

"Heh, ini aku lagi pegang kue kamu, kalau nanti tumpah trus ga bisa dimakan kan sayang!", ku mencoba melepaskan diri dari pelukannya.

"Oohh jadilebih sayang kuenya daripada aku yaa?", ughh si Jessie ini!

"Mau tiup lilinnya ga? Kalo ngga mau, yaudah aku yang tiup..", kuambil ancang-ancang untuk meniup, tapi tangan Jessie bergerak cepat menutupnya..

"Ehh kan aku yg ulang tahun, iya iya aku tiup, bareng yaaa.."

Fhuuhh...

Ku sunggingkan senyum termanisku untuknya. Untuk Jessie-ku yang sedang berulang tahun ke tujuh belas.

"Selamat ulang tahun sekali lagi yaa. Semoga tahun ini kita berdua bisa lulus SMA bareng dan lanjut kuliah di kampus yang sama..."

"...semoga makin cantik.."

"...semoga cita-cita jadi fashion designer nya tercapai.."

"...semoga cepet menemukan sayapnya, kan bidadari hihi.."

Sambil mengucap kata amin untuk tiap doaku, Jessie makin mendekat dan memelukku. Seolah memamerkan pipi bakpao nya, Jessie tersenyum. Senyum manisnya berubah menjadi senyum jahil dan belum sempat doa ku yang terakhir terucap sempurna...

"...semoga kamu makin say..hmmphhh...",

Mulutku tak sanggup berkata lagi karena bibirnya sudah mendarat mulus tepat di bibirku. Tidak dimulai dengan kecupan lembut, tetapi langsung pagutan-pagutan kasar, khas remaja yang sedang dimabuk cinta. Seolah enggan untuk berhenti, kami saling mengeratkan pelukan. Tapi kemudian menyerah pada nafas yang terengah.

"Hey, aku punya hadiah buat kamu!"

"Ohya? Mana? Mana?", Jessie semangat sekali..

"Hadiahnya dinner berdua di kafe tempat biasa. Dan...", aku pun mengeluarkan sebuah kunci mobil dari saku rok sekolahku.

Finally, We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang