My Flawless Nina

12 0 0
                                    

.

.

.

Seratus tahun yang akan datang, teknologi berkembang dengan sangat pesat. Berbagai jenis robot dan mesin-mesin canggih berhasil diciptakan untuk membuat kehidupan manusia lebih mudah. Robot penjaga lalu lintas, robot penjaga kasir, robot koki, dan masih banyak yang lainnya. Seolah-olah tenaga manusia sekarang ini sudah hampir seluruhnya tergantikan oleh tenaga mesin.

Namun, sampai sekarang ini belum ada yang berhasil membuat robot berbentuk manusia dengan sempurna. Untuk menciptakan robot manusia sempurna pertama di dunia, pemerintah memberikan bantuan dana kepada seorang ilmuwan muda yang sangat antusias tentang masalah ini, dengan catatan robot tersebut harus diberikan kepada pemerintah setelah selesai. Ilmuwan itu menyetujuinya, dia hanya berminat untuk memuaskan rasa penasarannya tentang robot manusia ini. Dia tidak terlalu berminat untuk memilikinya, jadi menurutnya itu tidak masalah asalkan pembiayaan sudah ditanggung.

Merancang robot dengan cara kerja tubuh menyerupai manusia bukanlah hal yang mudah, butuh waktu yang lama untuk dia dapat menyelesaikannya. Akhirnya setelah 4 tahun berlalu dia berhasil membuat sebuah robot wanita. Rambutnya dibuat dari fiber khusus yang membuatnya terlihat berwarna hitam berkilau, lalu kulitnya juga dibuat dari silikon khusus yang sudah diteliti sedemikian rupa sehingga menyerupai tekstur kulit manusia.

Robot itu diberi nama "Nina" yang berarti boneka. Berkat keuletan si ilmuwan dalam membuatnya, robot itu memiliki paras yang sangat cantik, seperti boneka yang dibuat dengan sangat halus. Pasti banyak orang tidak akan menyangka kalau Nina adalah sebuah robot.

"Selamat pagi, Nina."

Robot yang tadinya tertidur itu membuka kelopak matanya perlahan, iris berwarna kecoklatan dapat terlihat dari balik bulu matanya yang panjang. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali ke arah orang yang ada di depannya.

"Bagus, programnya bekerja." Dia mengelus-elus kepala robot itu sambil tersenyum lembut. "Ah iya, ingat-ingat ya namaku Teo." Robot itu terus menatapnya sebelum bibirnya bergerak untuk menggumamkan nama yang baru didengarnya. "Teo..." gumamnya. Sekali lagi Teo mengelus-elus kepala Nina sambil tersenyum lalu berkata, "Selamat tidur, Nina." Seketika robot itu langsung menutup matanya.

Dia sudah menginstal berbagai program ke dalam Nina. Program untuk berbicara, program untuk merespon rangsangan, dan lain-lain. Robot ini dipastikan dapat merespon saat diajak bicara dan juga bisa mengerjakan berbagai kegiatan layaknya manusia. Namun, Nina masih belum sempurna. Seberapa keras pun Teo mencoba, dia tetap tidak bisa membuat program yang memungkinkan Nina untuk merasakan emosi. Dia ingin agar Nina bisa merasakan rasa sedih, bahagia, kesal, dan lainnya seperti manusia. Tapi dia sadar seorang ilmuwan tidak mungkin menciptakan sesuatu yang 100% sempurna, karena ilmuwan bukanlah Tuhan. Tidak mungkin dia bisa menciptakan sebuah hati untuk Nina.

Seiring berjalannya waktu, dia terus menghabiskan waktu bersama Nina. Melatihnya, mencoba berbagai program baru, dan juga mengajarkan hal-hal baru. Tidak terasa perasaan ingin memiliki itu muncul dalam dirinya. Dia sudah terpesona pada robot buatannya sendiri, dia bahkan tidak pernah melihat Nina sebagai robot. Teo menyayanginya layaknya manusia dan sama sekali tidak ingin menyerahkan Nina kepada pemerintah. Nina hanya miliknya, begitu kata batinnya yang selalu berteriak setiap kali ada surat yang datang dari pemerintah.

Teo terus memikirkan cara untuk menyembunyikan keberadaan Nina dari pemerintah. Akhirnya, dia sampai pada sebuah keputusan yang sangat beresiko. Dia akan membawa Nina pergi dari sini.

"Teo, kita mau kemana?" tanya Nina saat melihat tuannya mengepak barang-barangnya.

"Rahasia," jawab Teo. "Apa kau keberatan kalau kita pergi dari sini, Nina?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Flawless NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang