satu

19.9K 3.1K 183
                                    

Siang ini suasana cukup lengah. Beberapa teman bermain ddakjji di depan kelas, sedangkan sisanya sibuk meneriakkan nama BTS yang sedang menyanyikan lagu fire di laptop. Yah, ketidakhadiran Jung seonsaeng memang berkah luar biasa. Setidaknya aku bisa bersantai di tempat dudukku sambil menatap laki-laki yang sibuk dengan ponselnya di pojok kelas.

Jeon Wonwoo. Aku sudah memberitahu kalian belum? Baiklah, kali ini akan kuceritakan sosok Jeon Wonwoo yang berhasil membuatku dan Yerin berdebat hebat kemarin.

Namanya Jeon Wonwoo. Panggil saja Wonwoo. Usianya 18 tahun, tingginya 182 cm. Dia termasuk laki-laki populer di SMA Hwasung. Alasan utama bukan karena dia tampan--menurutku--tapi karena status keluarganya.

Tidak percaya? Silahkan tanya seluruh murid SMA Hwasung; apa kalian kenal Jeon Geunpyo? Dan niscaya mereka akan menjawab; tentu saja!

Jeon Geunpyo adalah ayah dari Jeon Wonwoo. Aku pernah bertemu dengannya sekali saat dia berkunjung ke sekolah. Dari segi penampilan, tak ada yang spesial selain dia tinggi dan berjas. Hanya saja...

Dia kepala dinas pendidikan Seoul! Nah, karena sosok ayahnya yang cukup terkenal dan berpengaruh inilah Jeon Wonwoo jadi ikut-ikutan terkenal dan disegani.

Bayangkan, aku berani taruhan kalau aku tidak pernah lihat dia belajar. Duduknya selalu di pojok kelas, kerjaannya hanya menatap lapangan basket dari jendela. Tapi kenapa dia bisa rangking 1 selama tiga tahun berturut-turut? Aneh, kan?

Selain itu--ini kata teman-teman, sungguh--wajah dingin dan tubuh menjulangnya juga jadi alasan kenapa dia begitu populer di sekolah. Kata mereka, Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo adalah dua laki-laki yang tidak bisa dijadikan satu opsi pilihan. Siapapun tidak bisa memilih salah satu di antara mereka.

Heol! Kata siapa? Aku bisa kok! Jangan menertawakanku, tapi aku ini pacarnya Kim Mingyu.

"Cukup bilang dengan muka memelas; 'Jeon Wonwoo, kami butuh dana untuk pensi. Aku yakin ayahmu pasti mau membantu. Ya?' dan aku yakin ini berhasil!"

Ucapan Yerin kembali terngiang di otakku. Tidak semudah itu bodoh! Dia memang kaya, ayahnya juga punya posisi penting, tapi--

"Berhenti menatapku."

Aku terkesiap. Eh? Siapa yang bicara tadi? Mataku dan mata Wonwoo bertemu. Laki-laki itu menatapku dingin tanpa ekspresi. Sial, apa aku ketahuan?

"A-apa?"

"Jangan menatapku tanpa alasan."

Wonwoo kembali menatap lapangan dari jendela kelas. Sekarang aku sadar. Sudah satu tahun aku duduk di sebelahnya, tapi kami tidak pernah berbicara satu sama lain.

Eh, pernah sih. Mungkin delapan bulan yang lalu?

"Aku punya alasan," kataku. Wonwoo menatapku lagi, sedangkan aku sedikit merubah posisi dudukku agat lebih leluasa berbicara dengannya. "Jadi begini, sekolah kita akan--"

"Pensi? Aku tidak mau ikut campur."

Heol! Aku bahkan belum selesai bicara tapi dia... Wah, ini menjengkelkan.

"Jeon Wonwoo, aku tidak tahu alasanmu menolak membicarakan pensi, tapi acara ini juga untuk siswa SMA Hwasung, kan? Kita bisa berekspresi lewat seni, dan jug--"

"Karena pensi tidak penting. Sama sekali."

Jeon Wonwoo memotong pembicaraanku lagi. Menyebalkan.

***

"Jadi?"

"Kau masih bertanya? A-KU TI-DAK MA-U BER-U-RUS-AN DENG-AN WON-WOO!"

Yerin menepuk jidatnya pelan. Aku kasihan sebenarnya. Dia perempuan, tapi guru-guru malah memilihnya jadi ketua panitia pensi.

Sial, semua keributan ini gara-gara uang! UANG!

"Sumpah rasanya aku ingin menangis. Sekolah sudah memberikan budget, tapi kenapa masih kurang, sih?"

"Itu karena semua biaya naik, Rin. Biaya gedung, makanan, lighting, properti. Semua tidak murah. Apalagi budget dari sekolah lebih sedikit dari tahun lalu," jawabku panjang lebar.

"Kau yakin menyerah? Hm?"

Yerin menatapku nanar. Oh astaga, kenapa semua ini harus terjadi padaku?!

***

Yeaay, chap 1 selesai. Maafkeun si wonwoo keluarnya dikit doang, mingyu malah belum keluar sama sekali. Next chap mungkin juga masih perkenalan sama mingyu. Apa ff ini gak jelas? Sudahlah, penulisnya pun juga nggak jelas, jadi...😂

TSUNDERE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang