Author's P.O.V
December, 08th 2000
Seorang gadis kecil berumur sekitar 7 tahun tengah menangis disebuah taman yang cukup sepi. Gadis itu menangis tersedu-sedu akibat permen lolipop miliknya dirampas oleh segerombolan anak-anak yang lebih dewasa dari dirinya.
Disaat gadis kecil itu menangis seorang anak lelaki yang seumuran dengannya menghampiri dirinya yang tengah terduduk dihamparan salju.
Anak lelaki itu berjongkok untuk menyamakan tinggi tubuhnya dengan gadis itu. Dia menatap gadis itu lalu menepuk pundaknya pelan yang membuat gadis kecil itu mendongakan wajahnya.
Gadis itu menatap lelaki yang berparas campuran antara Asia tengah dan eropa itu. Mata hazel anak lelaki itu berhasil mengunci tatapannya. Mereka saling berpandangan dan tak lama anak lelaki itu membuka suara.
"Kau kenapa?"
"K-kau si-siapa? Kau ingin berbuat jahat ya? Aku akan panggilkan mom kalau kau berbuat jahat!" Gadis kecil itu mundur menjauh katakutan akibat anak lelaki dihadapannya.
"Hey tenanglah. Aku tak akan berbuat jahat. Kau kenapa?" Suara khas dari anak lelaki itu membuat ketakutannya perlahan berganti dengan tangisnya lagi.
Melihat gadis kecil itu menangis membuat bocah lelaki itu panik. Ia mencoba menenagkan gadis itu dan karena panik bocah lelaki itu langsung menaruh tubuh gadis kecil itu kedekapannya.
"Hey.. Don't cry okay? Kau kenapa?"
"Pe-permenku diambil oleh anak-anak nakal. Itu permen pemberian ibuku karena hari ini hari ulang tahunku" jawab gadis kecil itu polos.
Mengerti dengan ucapan gadis dipelukannya ini, bocah lelaki itu melepaskan pelukannya dan menghampus air mata gadis itu. Hidungnya memerah akibat menangis dan juga udara yang dingin ini. 'Menggemaskan' batin bocah lelaki itu saat menatap wajah gadis dihadapannya.
"Hmm.. Baiklah aku punya sedikit uang dan ini cukup untuk membeli permen. Bagaimana kalau kita membeli lagi? Tapi jika aku membelikannya kau jangan menangis bagaimana?"
Gadis kecil dihadapannya itu menggangukan kepalanya dengan semangat lalu bangkit dan berjalan bersama menuju kedai yang ada disebrang taman ini.
Setelah memberikan gadis kecil itu permen bocah lelaki yang ada disampingnya memulai obrolan.
"Hmm.. Sama-sama." Sontak mendengar bocah lelaki dihadapanya bicara membuat gadis disampingnya menoleh dan menyengritkan alisnya bingung.
Dan untuk beberapa saat gadis kecil itu berpikir akhirnya ia langsung tersenyum idiot didepan bocah lelaki itu. Dia malu. Tentu karena dia belum mengucapkan terimakasih pada bocah lelaki yang ada dihadapannya.
"Umm.. Thanks.. Maaf aku lupa hehe.."
"It's ok. Bay the way, namaku zayn, zayn malik. Kau?"
Gadis dihadapannya lagi-lagi menoleh dan menatap wajah lelaki berparas Asia tengah-eropa itu.
Beberapa saat gadis itu terdiam dan akhirnya tersenyum menanggapi ucapan bocah lelaki dihadapannya."Namaku Audrey... Omong-omong nama belakangmu sama seperti tetangga sebelahku.." Ucap Audrey polos sembari mengemut permen lolipopnya.
"Zayn, sepertinya aku harus segera kembali. Aku takut nanti mom mencariku. Sampai jumpa Zayn"
Audrey hendak meninggalkan Zayn namun dengan cepat bocah lelaki itu mensejajarkan jalannya dengan Audrey membuat gadis kecil itu berhenti.
Dilihatnya Zayn hanya menyengir idiot sembari mengengam tangan Audrey. Gadis kecil itu bingung akan sikap Zayn padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream [Zayn Malik]
FanfictionKau adalah sahabatku. Kau adalah matahariku yang selalu menyinariku dikeadaan apapun. Kau adalah mimpiku yang sangat kudambakan. Kau selalu ada dimana-mana walau jarak memisahkan kita. Kau selalu berkeliaran dialam tidurku dan pikiranku. Aku tak aka...