Chapter 2

45 12 5
                                    

Author's P.O.V

January, 10th 2005

Sejak saat itu Audrey dan Zayn semakin dekat dan menjadi sahabat. Mereka seperti kunci dan gembok, selalu bersama. Bagi mereka saat ini tak ada hari tanpa saling bertemu dan bermain bersama atau menghabiskan waktu bersama ditaman tempat mereka pertama kali bertemu.

Mereka selalu menghabiskan waktu dibawah pohon pinus yang ada ditaman itu. Saat ini usia mereka hampir menginjak 12 tahun yang artinya sudah 5 tahun berlalu saat mereka bertemu dulu.

Dan sudah 5 tahun pula mereka bersahabat. Saat ini Audrey tengah berdiam diri dibawah pohon pinus sendiri, tanpa Zayn. Lelaki itu sekarang tengah berada dirumahnya.

Ia bilang ia mempunyai banyak tugas sekolah yang harus segera diselesaikan. Akibat itu hari ini Zayn tak bertemu dengan Audrey. Bahkan sejak tadi disekolah, mereka jarang sekali betemu karena tugas Zayn itu.

Audrey sebenarnya merasa kesal karena hari ini Zayn sedikit mengabaikannya namun ia berusaha mengerti keadaan Zayn. Dan ini juga sebenarnya menjadi keuntungan untuk Audrey karena ia bisa memikirkan kado ulang tahun untuk Zayn.

Kalian ingat bukan 2 hari lagi Zayn berulang tahun yang ke-12?

Sebab itu Audrey tengah bingung memikirkan kado ulang tahunya untuk Zayn. Tahun lalu ia sudah memberikan Zayn alat melukis yang Zayn inginkan.

Tidak mungkin kan tahun ini ia memberikan hal yang sama?

Saat tengah memikirkan kado untuk ulang tahun Zayn, ia melihat seorang pedagang aksesoris berjualan disebrang taman ini.

Audrey melihat kearah penjual itu dan tak sengaja matanya menangkap dua buah gelang yang menarik perhatiannya.

Penasaran, ia pun menghampiri penjual itu dan melihat gelang yang menarik perhatiannya tadi. Ia melihat dengan seksama gelang yang sekarang ada digengamannya.

Diatas gelang itu ada huruf A&Z. Entah apa yang ada dipikirannya namun ia berpikiran huruf A pada gelang itu adalah inisial namanya 'Audrey' dan huruf Z pada gelang itu adalah inisial nama Zayn.

"Aku tahu!" Pekiknya senang.

Tiba-tiba ia mempunyai rencana dalam pikirannya yang membuat senyum gadis itu mengambang. Akhirnya ia menemukan kado yang tepat untuk Zayn.

---••---
(Skip jam 07:00 pm)

Audrey telah selesai makan malam dengan keluarganya. Ia segera naik keatas untuk menuju kamarnya. Ia duduk dimeja belajarnya sembari melihat bungkusan kado yang ia buat untuk Zayn.

Senyum terus terkambang dibibir mungilnya. Ia tak sabar melihat senyum Zayn saat ia memberikan kado ini pada Zayn.

Baginya kado ini adalah kado terspesial karena ini adalah kali pertama Audrey membeli kado untuk Zayn dengan uangnya sendiri.

Sederhana namun berarti.

Itulah kata yang terus Audrey pikirkan dalam otaknya. Ia terus memandangi kado itu sebelum ada suara yang menaggetkannya.

"Halo... Halo princess Audrey"

Sontak setelah Audrey mendengar suara itu ia segera mencari keberadaan sang pemilik suara. Ternyata itu dari telepon benang miliknya yang dulu diberikan oleh Zayn.

Audrey berlari kearah jendala kamarnya dan membuka gorden yang menutupi jendela kamarnya.

Setelah ia membuka jendela kamarnya ia menemukan Zayn disebrang jendela kamarnya tengah tersenyum sangat manis pada dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dream [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang