LIGHT

872 57 18
                                    

Kagami menatap sekitarnya tak berkedip, ada rasa penasaran yang membara.

Ruang kelas berdinding hitam dengan dia satu-satu yang disana, tentu membuat Kagami bertanya-tanya.

Pemilik alis belah itu menelisik kepenjuru ruangan, dan yang ia lihat hanya kekosongan.

Dengan perasaan campur-aduk, Kagami segera bangkit dari duduknya, meninggalkan ruang kelas dengan meja dan kursi berjejer rapi dibelakangnya.

.

-w-

.

Kaki Kagami melangkah cepat menelusuri bangun sekolah, yang sudah pasti sekolahnya.

Tak ada siapapun digedung luas yang mencapai hektaran itu.

'A...apa hanya ada aku saja disini?' tanya Kagami pada dirinya sendiri.

Merasa tak ada gunanya mengeluh sekarang, Kagami segera melangkahkan kakinya pergi ke luar areal sekolah.

.

.

Sepanjang perjalanan menuju gerbang depan sekolah, Kagami sudah berulang kali mencoba memanggil-manggil nama guru maupun teman-teman yang dia kenal, namun tak ada yang menyahut.

Kagami bahkan merasa jika bulu kuduknya mulai berdiri.

Iris deep red itu menatapi sekitanya.

Yang dapat ditangkap oleh Kagami hanya warna suram keabuan disekitarnya.

Iris Kagami melebar saat dia menenggok kebelang, tepat dimana gedung sekolahnya berada.

Gedung besar berwarna kecoklatan bergaya Victoria itu tampak menghitam dan mengeluarkan asap.

"A-apa?"

Kagami semakin terkegat kala asap itu sudah menyelubungi gedung sekolahnya dan seolah sedang bergerak kearahnya.

"Si-sial!" maki Kagami, sebelum dia berlari sekuat yang dia bisa dari areal sekolahan.

Sepanjang pelarian Kagami mencoba melihat sekitarnya, siapa tau ada orang dapat dia mintai pertolongan, namun yang ditemukannya hanya pemukiman sunyi.

Kagami juga sempat melewati toko sepatu langganannya, dan dia cukup terkejut toko seterkenal itu sepi tanpa pelanggan satu pun.

Lebih tepatnya seolah semua manusia yang biasanya dilihat Kagami menghilang tanpa sisa.

Kagami masih berlari sekuat yang dia bisa. Mengabaikan kakinya yang sudah terasa lelah diajak melangkah, mengingat jika dia hampir tak pernah berolah raga.

Asap kehitaman yang sedari tadi mengejarnya tampak tenggah melahap semua yang dilewatinya.

Dengan perasan takut Kagami segera mengerahkan seluruh tenanganya untuk berlari.

.

.

Tap

Tap

Tap

"MAMMMIIII! PAAAAAPIIIII!" teriaknya kepenjuru rumah.

Mansion luas milik keluarga bangsawan Kagami itu tampak lenggang.

Jangankan pelayan, anjing penjaga yang dia benci saja tak terlihat batang hidungnya.

"?"

Kagami melotot, dengan patah-patah ditolehkannya kepalanya kebelakang.

"U-uso!" teriaknya. Kaki Kagami segera dipacu untuk meniti tangga secepat yang dia bisa, Kagami bahkan berkali-kali terpeleset sebelum akhirnya sampai di kamarnya.

[BL] Moon [AoKaga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang