143

846 40 31
                                        

Biasalah, seseorang yang habis disakiti pasti akan berpikir dua kali untuk menerima ungkapan cinta dari seorang cowok.

Lia--namanya, hanya memandang sinis cowok yang menyengir; sedikit malu-malu padanya.

"Jadi jawabannya apa, Li?" tanya cowok yang punya nama Tio itu. Cowok yang merupakan kakak kelas Lia.

"Sorry, gue nggak bisa," jawab Lia ketus. Ia langsung melenggang pergi meninggalkan Tio sendirian.

Tio tak menyerah. Ia terus mengejar Lia.

"kenapa lo selalu nolak Li?  Bisa sedikit aja,  beri gue kesempatan buat milikin hati lo?" sambung Tio yang masih setia mengikuti ke mana pun Lia pergi.

"Udah deh Kak, berhenti ngikutin gue terus!" teriak Lia karena merasa jengah diikuti Tio.

Tio masih tidak menyerah untuk memohon pada Lia, agar menjadi kekasihnya.

Ia menarik tangan Lia yang membuatnya mau tak mau berhenti dan menengok ke belakang.

"Lepasin gak tangan gue? Kalo gue bilang gak mau ya nggak!" bentak Lia sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Tio.

Namun, meskipun Lia mencoba untuk melepaskan genggaman Tio, tetap saja ia tak bisa. Kekuatan Tio lebih besar daripada miliknya.

Semakin Lia memberontak, Tio semakin erat menggenggam tangan Lia.

"Lepasin, Kak Tio! Sakit tau gak! Lo gak bisa apa bersikap lembut ke cewek, huh?" Air mata Lia sudah menggerombol di pelupuk mata; saling mendorong untuk jatuh membasahi pipi Lia.

Dengan kasar Tio menarik Lia ke koridor sekolah yang sepi.

"Lo mau ngapain hah?!" tanya Lia berani menutupi rasa gugupnya.

"kalau lo ngga mau dengan cara baik-baik, mungkin dengan cara seperti ini lo mau nerima gue," kata Tio mendekatkan wajahnya ke arah Lia.

Tiba-tiba ada yang menarik kerah baju Tio dari belakang dan...

BUG

"Lo mau apain Lia bangsat!" geram orang yang berhasil menumbangkan Tio ke samping.

Lia syok dengan apa yang akan Tio lakukan padanya, namun ia lebih syok lagi dengan siapa yang menyelamatkannya.

"Li ... Liam," katanya terbata.

Sang mantan ternyata masih mempedulikannya... rupanya...

"Gue di sini. Lo tenang aja, nggak usah takut," ucap Liam berusaha menenangkan Lia.

Lia bersembunyi di balik tubuh Liam. Menghindari Tio yang menatap mereka dengan tatapan membunuh.

"Jangan ikut campur lo! Ini urusan gue sama Lia, bukan sama Lo!"  Tio marah.

"Urusan Lia akan menjadi urusan gue juga! " jawab liam sedikit keras.

"jangan pernah ganggu atau dekati Lia lagi!  Kalo enggak,  lo bakal berhadapan sama gue!" sambung Liam lagi sambil menarik Lia menuju ke UKS.

"Liam!" panggil seorang gadis saat Liam sedang membawa Lia menuju UKS.

Sontak mereka berdua mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu. Liam berjalan ke arah gadis itu dan tersenyum.

"Kenalin dia Ratu, pacar gue," ucap Liam yang berhasil membuat Lia terkejut.

Liam tidak mempedulikan reaksi Lia dan lanjut membawa Lia ke UKS bersama Ratu sekalian.

"Lo istirahat dulu di sini gue mau bicara berdua sama Liam dulu," kata Ratu ke Lia sambil tersenyum manis lalu menarik Liam keluar UKS.

"Heh lo mau nikung kakak lo sendiri dengan bilang kayak tadi? tanya Ratu berkacak pinggang yang dibalas Liam dengan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"kali ini aja lo bantuin gue yah," kata Liam memberikan puppy eyes-nya.

Ratu hanya mengangguk pasrah melihat wajah Liam yang begitu memelas.

Sementara yang ditinggal di UKS mulai merasa sakit di dadanya; ada lapisan bening di matanya. Ya, Lia menangis dan sakit hati mendengar pernyataan Liam tadi.

Mereka berdua pun balik ke UKS dan segera saja Lia menghapus air matanya yang hampir jatuh itu; tepat saat Lia akan keluar juga.

"Lo mau ke mana?" tanya Liam yang menghalangi Lia pergi.

Lia tak mau menatap cowok jangkung yang bajunya lecek itu. "Gue ... gue mau poop!" jawabnya asal sebelum lari sekencang yang ia mampu.

"Lia!"  teriak Liam memanggil Lia yang telah jauh berlari. Ia menatap Ratu sambil tersenyum.

"Kita berhasil," ucapnya.

Ratu hanya menganggukkan kepalanya malas.

"Lo kenapa sih lakuin ini?" tanya Ratu heran.

"gue cuma ingin tau, Masih ada atau enggak perasaan itu untuk gue," jawab liam enteng sambil tersenyum manis.

Sambil berjalan beriringan,  liam berkata, "Dulu gue bego banget,  kenapa bisa putus dari Lia gara-gara cewek pindahan itu."

"Yah salah lo juga sih baik banget sama tuh cewe jadinya dia berharap lebih sama lo," kata Ratu ringan.

"kalau hubungan gue sama Lia udah baik lagi gue bakalan jauhin orang-orang kayak Anggita dari hubungan gue," janji Liam yang di jawab senyuman lebar oleh Ratu

Ratu menepuk bahu kiri Liam; merasakan keseriusan dalam kalimatnya itu.

Sebuah kesalahpahaman, bisa memicu pertengkaran dua insan yang sebenarnya masih mau bertahan menjalani hubungan.

Sebuah ketidakpercayaan, adalah bibit keretakan yang paling ampuh.

"Lah terus ngapa lo bengong disini?" tanya Ratu; membuat Liam menyengir.

"Gue tau, gue cantik. Makanya kakak lo tergila-gila sama gue," tambah Ratu naris.

"Kejar cinta lo sono!" perintah Ratu menjadi akhir dari kesalahpahaman sepasang kekasih itu.

Liam mengejar Lia, dan menjelaskan semuanya.

Sebuah hubungan butuh kejelasan, karena cinta bukanlah sesuatu yang transparan. Namun, sesuatu yang bisa dirasakan dan dilihat oleh kita.

143, artinya I Love You.

THE END
•••

Karya: 13summer @7BlackStar @naoora @meiliLyLy @pelangiisekar @febrianiss

Wiyata Membara RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang