Sang mentari perlahan meninggalkan singgasana nya, menyusuri jalan menuju tempat peristirahatan nya. Langit musim gugur di sore hari terlihat indah dengan gradasi warna jingga, nila dan ungu. Angin segar yang berasal dari laut bertiup menerpa dua orang lelaki yang sedang berdiri bersebelahan.
Salah seorang lelaki mengenakan kimono sutra yang dibuat dari bahan kualitas terbaik dengan motif delapan ekor naga berwarna emas, pertanda status lelaki tersebut sebagai seorang raja. Iris onyx lelaki itu menatap kearah lautan dengan tatapan nanar. Raut wajah nya datar, menyembunyikan perasaan nya yang bergejolak dengan emosi tak terungkapkan.
Ia tak mempedulikan angin bertiup yang mulai terasa lebih dingin dan terus menatap kearah lautan. Ia bahkan tak peduli dengan lelaki disampingnya yang menunjukkan gelagat ingin segera meninggalkan tempat tersebut.
"Teme, ayo pulang. Cuaca semakin dingin dan kau bisa jatuh sakit," ujar lelaki berambut pirang dengan kulit tan dan iris sapphire yang berdiri di samping lelaki itu.
"Bukan urusanmu, dobe," jawab sang raja dengan raut wajah datar tanpa menatap sang lawan bicara.
Sang lawan bicara menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan. Ia sudah terbiasa menghadapi sang tuan dengan segala sikap menyebalkan nya. Ia mengikuti arah pandang lelaki itu dan berusaha menikmati pemandang air laut yang selamanya akan tetap berwarna biru dan diam-diam menatap wajah sang tuan.
Uchiha Sasuke, raja kerajaan Hi, adalah lelaki berkulit porselen dengan rambut hitam yang kontras dengan kulit nya. Kharisma lelaki itu mampu membuat siapapun merasa takut hanya dengan tatapan lelaki itu. Tubuh sempurna lelaki itu mampu membuat para wanita terpesona sekalipun hanya melihat siluet nya dan wajah tampan lelaki itu begitu indah seolah tak nyata. Ditambah dengan kemampuan lelaki itu dalam bertarung dan memimpin kerajaan membuat sosok lelaki itu semakin sempurna.
Dan disamping lelaki itulah sang ksatria kini berdiri dengan jantung berdebar keras menikmati tampilan wajah sang tuan sembunyi-sembunyi. Uzumaki Naruto, sang ksatria, begitu rendah hingga tak diperbolehkan menatap wajah sang tuan dan hanya bisa menatap diam-diam. Namun kali ini ia beruntung dapat melihat ekspresi tak biasa di wajah sang tuan yang selalu terlihat datar dimanapun dan kapanpun ia berada.
"Teme, kau harus kembali ke istana dan membersihkan dirimu serta makan malam," ujar Naruto setelah ia merasa senja hampir berlalu dan sudah merasa cukup menatap wajah sang tuan diam-diam.
Kali ini Sasuke menoleh setelah memastikan ekspresi nya tetap datar seperti biasanya, tanpa sedikitpun residu kesedihan yang sempat nampak di wajah nya. Ia merasa lebih baik dengan perhatian yang diberikan sang ksatria sekaligus penjaga nya, satu-satu nya perhatian yang menurutnya tulus tanpa sedikitpun kepura-puraan.
"Tidak. Kau tak berhak mengaturku, dobe."
Naruto menghela nafas dalam-dalam. Ucapan Sasuke tak membuat hati nya terasa sakit, namun mengingatkan dirinya akan statusnya dan masa lalu nya. Ia telah membuang kehidupan lama nya dan tak ingin menyakiti dirinya dengan ingatan akan masa lalu nya. Ia tersenyum dan berkata, "Hey, aku tahu kau adalah raja. Namun aku tetap perlu memastikan agar kau menjalani kehidupanmu dengan baik, karena untuk itulah aku digaji."
Tanpa mengatakan apapun, Sasuke segera berbalik badan dan berjalan di depan Naruto serta melirik laut dengan ekor mata nya, seolah mengucapkan selamat tinggal. Seiring dengan langkah nya menjauhi laut, sorot mata nya semakin tajam dan ekspresi wajah nya semakin datar, seolah tak pernah ada emosi apapun di wajah itu.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day To Remembrance
FanfictionNaruto adalah ksatria pelindung raja, sekaligus satu-satu nya orang yang paling dipercaya sang raja. Mereka berdua hanya memiliki satu sama lain dan Naruto mulai jatuh cinta pada tuan nya sendiri, lelaki yang wajah nya pun tak boleh dilihat oleh nya...