Hai.....
Saya kembali dengan cerita baru... :D
Selamat datang dicerita baru saya. Semoga cerita ini bisa menghibur kalian semua.
Typo? Sorry....
Happy reading, enjoy this part....
Don't be silent reader, please!!!
==============================
Seorang perempuan yang memiliki rambut panjang kecoklatan tampak kebingungan. Ia sibuk mengangkat telepon pintarnya lalu menempelkan ketelinga. Ia berdecak kesal karena sepertinya seseorang yang ia hubungi tidak menjawab teleponnya. Hal tersebut terus berulang sampai ia merasa lelah. Ia memutuskan untuk berjalan walaupun ia tidak tahu sama sekali harus kemana. Ia mengutuki kejadian yang baru saja terjadi padanya, terpisah dari rombongan teman-temannya hingga membuatnya tersesat di Kota Bharu yang merupakan salah satu tempat wisata di Malaysia.
Disisi lain, seorang lelaki juga tampak sedang sibuk dengan telepon pintarnya. Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi saudaranya yang begitu tega meninggalkannya ditempat tersebut. Lelaki bertubuh tegap dengan wajah agak sedikit oriental tersebut mendesah panjang. Ia mengutuk saudaranya begitu tega membuatnya tersesat di Central Market yang merupakan pasar terbesar di Kota Bharu, tempat wisata yang ia kunjungi bersama keluarganya dalam rangka liburan akhir tahun.
Takdir Tuhan memang tidak bisa ditebak, kadang Tuhan memiliki rencana sendiri untuk mempertemukan makhluk-Nya. Entah dengan pertemuan yang baik atau sebaliknya, semuanya sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Bbrrukkk...."
"Aww....!!!"
"Oh, shit."
"Sorry, are you okay?" lelaki tersebut mengulurkan tangan pada perempuan yang sedang mengusap dahinya dalam posisi terduduk akibat baru saja bertabrakan dengannya. Perempuan tersebut masih tidak asyik dengan dirinya sendiri tanpa memperdulikan lelaki tampan yang berdiri didepannya.
"Are you okay, Miss?" perempuan tersebut mendongakkan kepalanya. Matanya menatap sosok lelaki dengan mata hitam, hidung mancung, kumis tipis yang tumbuh diatas bibirnya serta wajah yang sedikit oriental. Lelaki tersebut memakai kaos berwarna putih dan jaket kulit berwarna hitam serta celana jeans hitam. Tanpa bicara, ia bangkit dan mengabaikan tangan lelaki tersebut yang masih tergantung diudara.
"I'm okay. Sorry." Perempuan itu langsung melenggang pergi meninggalkan lelaki yang masih diam sambil terus menatap perempuan tersebut. Lelaki itu masih terus menatap perempuan yang menggunakan jeans berwarna biru malam, kaos berwarna abu-abu lengan panjang ditambah outer berupa long vest yang mulai semakin menjauh dari pandangannya. Rambut kecoklatan milik perempuan cantik itu digerai dan tampak berterbangan karena tertiup angin.
Untuk sesaat, lelaki tersebut terdiam. Ia terus menatap perempuan yang bertabrakan dengannya, yang kini sudah hilang dari pandangan matanya. Ada sesuatu hal yang membuat lelaki tersebut masih terdiam ditempatnya. Namun akhirnya, ia berbalik dan meneruskan langkah kakinya. Namun sudut bibirnya terangkat hingga menyunggingkan sebuah senyuman dan kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri sambil mengingat kejadian yang baru saja menimpanya. Mungkin dibalik kesialannya hari ini, akhirnya ia menemukan sesuatu yang membuatnya merasa tidak terlalu sial.
==============================
Prolognya gaje? Sorry.... :D
Saya mau nyoba bikin prolog yang bikin kalian penasaran sama lanjutannya. Tapi entahlah dengan prolog ini.... :3
Inti cerita ini adalah "Cinta Beda Keyakinan". Ide cerita ini sudah lama saya dapat, tapi karena satu, dua, tiga dan hal lainnya akhirnya baru sekarang saya realisasikan menjadi sebuah cerita.
Saya tahu, ide tentang cerita seperti ini itu sensitif, cukup mainstream dan pasti sudah banyak yang menuliskannya. Tetapi, saya akan mengusahakan Different akan memiliki alur cerita yang berbeda dari cerita dengan tema sama lainnya. (Insya Allah, yak.... :D *peace)
Terima kasih yang sudah membaca. Saya tunggu respon positifnya. Syukur-syukur kalau ada yang ngasih vote atau komen.
Sampai jumpa di Bab Pertama.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Different!
General FictionAji Immanuel dan Aisyah Rahmah, sepasang Adam dan Hawa yang mengikat hati dengan atas nama cinta. Namun cinta mereka terhalang sebuah jurang besar bernama "Keyakinan". Akankah cinta mereka dapat menjadi jembatan yang membuat mereka bisa melewati jur...