Prolog

30 4 2
                                    

Alunan musik itu terdengar dari kursi Ryza, Alunan musik itu bukan malah menenangkan tapi menurutnya membuat ia menjadi cemas, menunggu kehadiran perempuan yang akan duduk di hadapannya. Segelas air putih turut menemaninya, ia sengaja tidak memesan yang lain, agar makan bersama dengan Safa. "Kok gue jadi cemas gini ya!" Dia mengerakkan tangannya, mengambil ponselnya lalu mengetikkan pesan untuk Safa.

Saf, kamu udah dimana?
Pukul 7.15 PM

Beberapa menit kemudian, ponsel Ryza berbunyi dan muncul notifikasi dari ponselnya.

Iya, Aku lagi dijalan. Sabar ya
Pukul 07.17 PM

Ryza menaruh kembali ponselnya di meja. Berharap orang yang baru saja di SMS segera datang. Setelah 5 menit menunggu akhirnya perempuan itu datang. Perempuan itu datang dengan rambut yang agak berantakan dan pakaian yang terkena sedikit tetesan air hujan.

"Maaf ya Za, aku ga tepat waktu." Safa merapikan rambutnya yang agak basah terkena air hujan.

"Gapapa kok, kamu hujan-hujanan ya?"

Ryza melepaskan jaket hitamnya dan menyuruh Safa untuk mengenakannya.

"kamu masih kedinginan ga?" Ryza melihat ke arah Safa. Merasakan dingin yang Safa Rasakan. Dia melihat ekspresi dari Safa terlihat masih kedinginan

"Engga kok Za, kamu baik banget sama aku, makasih ya Za," Ryza menyuruh Safa untuk duduk dan pelayan sudah membawa pesanan coffee kesukaan Ryza dan Safa. Ryza kemudian menyuruh Safa berbicara duluan

" Kamu mau ngomong apa Saf?" Ryza menaruh gelas coffee-nya

"Za, aku sebenarnya ga mau ngomong ini sama kamu! Tapi aku harus. Karena kita belum bisa bahagiain orang tua kita. Kita janji kan mau sukses bareng. Aku mau masuk sekolah kedokteran.  Kamu mau masuk hukum. Aku mau jadi pasangan hidup kamu yang bersyukur bisa dimiliki kamu, aku juga mau bahagiain ayah dan ibu aku. Aku mau dapet beasiswa itu Za. Aku gak akan lupain kamu. tapi kita berhenti dulu sampai disini. Kita bukan milih jalan masing-masing tapi kita pilih masa depan kita yang akan cerah nantinya. Kita masih di satu jalan Za. Aku yakin kamu pasti bisa jadi pengacara. Aku berdo'a buat kamu selalu. Aku masih nunggu kamu kok Za, Pasti! Kita pasti di pertemukan lagi! dengan cara Tuhan yang gak bisa tebak gimana caranya." Ryza menelan salivanya.

Apa ini beneran? 

Ryza menghirup oksigen di udara. Semua ini berasa mimpi tapi sebenarnya kenyataan. Ryza mengeluarkan jawabannya, yang sebenarnya tak ingin dikatakan. " Kalo kamu mau nya itu gapapa, aku paham kok. Kita masih bisa ngobrol kan," ia paham sekali dengan perempuan di hadapannya, ia mendampakan mendapat beasiswa kedokteran itu. Karena itu cara satu-satunya untuk melanjutkan sekolah kedokteran itu. Karena Safa bukan lahir dari keluarga berada, yang selalu minta ini, minta itu, akan selalu ada. Malah dia berusaha dulu untuk mendapatkannya.

"Hmm, aku mau  kok kalo kamu ngajak aku jalan-jalan kaya waktu itu. Satu tahun sekali aku bakal ke jakarta," Safa menaikkan alisnya dan menunjukkan senyumannya, untuk menyembunyikan kesedihannya itu. Sekaligus menyemangati Ryza untuk bertemu terakhir ini di Jakarta.

Ryza yang mengingat moment itu merasa dibawa ke masa lalu, tak sanggup harus berpisah dengan Safa tapi ini keharusan. Mengejar cita-citanya untuk menjadi pasangannya di masa depan.

Gue bakal nyusul! Tenang Saf









To be Continued

Maaf ya kalo EyD nya berantakan. Saya masih belajar soalnya wkwk. Maklum penulis amatiran.
Maaf juga kalo ada yang sama karena bukan unsur kesengajaan. Kalo ada salah dalam penulisannya koment aja yaaa:) tapi komentnya jangan bikin aku jadi down ya:)

I still wait your votes and comment, thanks!

31 Mei 2016



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flash Back Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang