Jungkook tersenyum lebar tak kala melihat sebuah siluet tubuh yang menyambut kedatangan nya malam ini. Gadis itu,dia berdiri membelakangi Jungkook sembari memutar gangang sendok sup pada panci besar yang masih bertengger di atas kompor.
"Sudah lama menunggu?" Tanya Jungkook setelah memeluk gadis itu dari belakang. Gadis itu mendengus kemudian berbalik menatap Jungkook dengan kesal.
"Sup nya bahkan sudah ku hangatkan dua kali" gadis itu menyilangkan kedua tangan nya di dada,Jungkook terkekeh pelan.
Dengan sekali gerakan,Jungkook membawa gadis itu kedalam pelukan nya. "Maafkan aku yang telah membuatmu menunggu,sekarang.. Mari kita makan sup nya" Gadis itu semakin menempelkan tubuhnya pada Jungkook,dan menganguk mengiyakan.
Tanpa basa basi,Jungkook mendorong Gadis itu ke arah meja makan dan mendudukan nya di kursi. "Tunggu di sini Ne ... "
Gadis itu hanya tersenyum lalu menopang kan dagu nya di meja. Menatap sebuah pemandangan indah yang di tangkap oleh penglihatan nya,disana ... Jungkook sedang mengenakan appron dan nampak mengaduk aduk sup di panci dan sesekali menambahkan sesuatu di sana.Kekasih yang luar biasa. Tiba tiba sebuah kurva terukir di wajah gadis itu,menambah kesan manis padanya. Tiba tiba dia terfikir akan sesuatu,bagaimana bisa Gadis lugu sepertinya mendapatkan seorang Jeon Jungkook yang sempurna. Ya,dia sempurna,Tampan,Mapan dan cerdas gadis manapun pasti akan jatuh hati pada nya.
"Nah,ayo makan" tiba tiba lamunan nya di buyarkan oleh sebuah sup di hadapan nya,bau khas dari sup itu berhasil membuat nya kembali tersenyum. Ia menaikan kepala nya,menatap Jungkook yang tengah serius makan.
Merasa tengah di perhatikan,Jungkook pun ikut menaikan kepala nya. "Ada apa chagiya?"
"Aniya,aku hanya merasa beruntung memilikimu"
********
Sooyoung termenung,mata nya menatap nanar ke arah luar jendela,menatap sesorang yang tengah menata bunga di pekarangan,siapa lagi jika bukan MinAh. Sebenarnya,ia cukup kasihan dengan adik semata wayang nya itu,ia tahu ... Jika selama ini adiknya tersiksa dengab sikapnya. Namun apa daya Sooyoung? Ia hanyalah seorang yeoja lemah yang lebih memilih untuk menyerah dengan keadaan. Sebuah keadaan yang mengharuskan nya untuk berubah.Ia terlalu lemah untuk melawan keterpurukan ini. Hatinya runtuh,mungkin hanya definisi itu yang cocok di sematkan untuk Sooyoung.
Tanpa Seokjin, Sooyoung hanyalah seongok daging tak berguna.Sejenak ia menunduk,menghapus air mata yang menggenang di pipi nya. Kemudian dia bangkit dan merapikan penampilan nya. Mencoba untuk sedikit 'Move On' bukanlah hal yang terlalu buruk,baginya saat ini. Ia melangkahkan kaki nya menuju pekarangan tempat dimana adiknya berada dan jangan lupakan Bibi Nam,pembantu rumah tangga yang telah merawat mereka sedari bayi,orang yang telah menjadi Orang tua pengganti bagi mereka.
Bibi Nam dan Minah terkejut mendapati kehadiran Sooyoung. Angin apakah yang kiranya membawa yeoja itu kemari?.
"Eonni,Ada apa?" Tanya Minah,Sooyoung hanya tersenyum tipis bahkan sangat. Lalu ia mengambil tempat duduk di samping Bibi Nam, yang tengah duduk di kursi taman.
"Ah,nona Sooyoung ... Apa anda ingin mencicipi ini?" Bibi Nam,menyodorkan sebuah Cup Cakes bertoping Cokelat kepada Sooyoung. Dengan perlahan,Sooyoung menerimanya ... Meski sedang terpuruk,bukan berarti Sooyoung kehilangan kesopanan nya.
Bibi Nam,tersenyum senang sekaligus lega ..., Akhirnya Sooyoung mau menerima pemberian nya. Bibir tebal Sooyoung mulai mencecap rasa manis dari toping Cup Cakes itu, ia makan begitu lahap hingga seseorang mengejutkan nya.
"Ah,Jungkook Oppa" seru Minah saat mendapati Jungkook yang sudah berdiri tegap di ambang gerbang. Sooyoung menatap ke arah Jungkook,seketika ia terpaku. Tubuh tegap itu ... Pandangan tajam itu ... I-a nampak sama seperti Seokjin. Sooyoung terpaku hingga menjatuhkan Cup cakes nya yang masih setengah.