→→→
Aku menatap keluar jendela kamarku sambil tersenyum tipis. Kaca jendela terlihat masih tertutupi sisa-sisa tetesan air hujan setengah jam yang lalu.
Bukan hujan deras, hanya gerimis ringan. Gerimis yang sangat aku sukai. Gerimis selalu menenangkanku setiap tiba-tiba terbangun karena mimpi aneh yang selalu mengusikku dan tak jarang membuatku penasaran.
Siapakah kau?
Akhir-akhir ini aku sering ketakutan, karena jika aku tertidur, maka seseorang akan ada dalam mimpiku.
Lelaki yang selalu datang padaku. Lelaki yang meminta sesuatu hal yang sama padaku. Lelaki yang tidak aku kenali.
Kurang lebih itulah yang selama satu tahun ini yang berada di mimpi ku. Lelaki misterius.
Aku menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur empukku. Aku menghembuskan nafasku berat. Kali ini pikiranku hanya dihujani dan dipenuhi oleh lelaki yang selama ini ada di dalam mimpiku.
Lelaki itu membuatku ketakutan.
Seharusnya aku tidak ketakutan.
Tapi hal yang hanya bisa kuperbuat hanyalah takut.Bagaimana aku bisa membuatnya berhenti mengikutiku? Pertanyaan itulah yang sering aku tanyakan kepada diriku sendiri sambil termenung di tempat tidur. Sesekali karena lelaki itulah yang membuatku tidak ingin tertidur lagi saat aku sudah terbangun. Aku tidak ingin bermimpi. Aku takut. Kau membuatku takut. Sungguh.
'Aku membutuhkanmu'
'Jangan mengabaikanku, tolong'
'Ruth!'
'Bisakah kau mendengarku, Ruth?'Namaku adalah Ruthevia Hazelle.
'Ruth' adalah bagaimana cara laki-laki itu memanggilku.
Kata-kata itu kerap yang diucapkan oleh lelaki yang ada di dalam mimpiku. Ia selalu memanggil-manggil namaku. Hal itu terkadang yang membuatku takut. Laki-laki itu lancang sekali.Aku tidak mengingat wajahnya, hanya saja aku ingat bagaimana ia tersenyum padaku. Aku sangat ingat tinggi nya dan bagaimana ia memperlakukanku di dalam mimpiku sendiri.
Mungkin banyak orang yang mengatakan ini hanyalah bunga tidur. Bagaimana bisa bunga tidur dapat membuatku mengigil ketakutan?
Aku menatap pada layar handphone-ku. Kali ini sudah pukul lima pagi. Jujur, aku tidak ingin tertidur lagi. Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi. Tidak jarang mataku terbuka saat dini hari. Lebih tepatnya, aku selalu terbangun seputar jam dua sampai jam empat pagi—tergantung seberapa lama ia menari-nari di mimpiku. Andaikan dia tidak datang, apakah aku akan bisa tertidur lelap layaknya orang normal?
─ To be continued ─
YOU ARE READING
Who Are you?
Romance→ Bisakah kau tidak mengikutiku lagi? Bisakah kau tidak menemuiku lagi? Kau seharusnya tau, Aku sangat takut Aku sangat gemetar Aku sangat menggigil Apa hadiah yang kau dapat dengan membuatku ketakutan begini?