CINDERELLA - YOONMIN

2.4K 168 19
                                    

.

.

.

.

.

.

Diam-diam manik mata Yoongi mengekori gerak-gerik seorang pemuda. Pemuda yang duduk jauh di seberang tempat duduknya. Pemuda yang tengah bergurau bersama kawan-kawannya. Pemuda yang tertawa renyah di sela-sela candanya. Pemuda yang-

"Yoongi!"

Yoongi mengerang pelan. Suara melengking gadis yang duduk di di depannya membuat organ matanya harus hengkang dari kesibukannya membantu si pemilik mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu menarik baginya.

"Hm?" Pada akhirnya Yoongi hanya menggumam malas menanggapi Jungkook, si gadis yang barusan memanggilnya.

"Apa kau tidak mendengarkan kami sedari tadi? Sepertinya kau melamun." tanya Jungkook memastikan.

"Aku mendengarkan kok." Yoongi menjawab asal.

"Oh ya? Lalu bagaimana pendapatmu soal konsep yang aku usulkan tadi?" Jungkook kembali bertanya.

Yoongi memutar bola matanya malas. Mana dia tahu, dia bahkan tidak memperhatikan barang sepatah kata pun yang dilontarkan Jungkook. Yang dia tahu, mereka tengah membicarakan festival sekolah dan tema untuk bazaar kelas.

"Terserah saja. Tanyakan pada yang lain. Kenapa juga harus bertanya padaku?" Yoongi balas bertanya.

"Kau kan anggota OSIS," Seolhyun menerangkan, "kau tahu kriteria macam apa yang pantas untuk menjadi juara di festival kali ini. Setidaknya berikan saran supaya kelas kita bisa mendapat pialanya."

"Mana bisa begitu? Berusahalah sendiri!" Yoongi mulai gusar. Setelah menggangu acara 'Mari Memandang Park Jimin', sekarang teman-temannya mendesak untuk membongkar rahasia pengurus OSIS.

"Ya sudah, mari kita lakukan saja. Terlalu lama kalau harus menunggu persetujuan anak-anak yang lain, acaranya sudah seminggu lagi." kata Seokjin kalem.

"Sekarang maskot kelasnya!" Jungkook berkata antusias, "Seolhyun saja! Seolhyun kan cantik!"

"Tidak bisa! Karakter maskot kita tidak cocok denganku." tolak Seolhyun halus.

"Menurutku Jungkook pantas untuk karakter itu. Imut dan kekanak-kanakan." Setelah Seokjin mengatakan hal barusan, tiba-tiba saja tawa Yoongi meledak.

"Peuh, buahahaha! Aku setuju soal kekanak-kanakan, tapi tidak untuk bagian imut. Kalian yakin mau menggunakan orang ini sebagai maskotnya?" Yoongi menatap Jungkook dengan pandangan mencela, dan dibalas Jungkook dengan tatapan mematikan.

"Akan kulakukan!" tandas Jungkook mantap. "Asal kau tahu, aku ini manis dan cukup populer." sambungnya dengan percaya diri. Yoongi tersenyum meremehkan, "Aku jadi tidak yakin dengan keberhasilan kelas kita."

"Yaa, dasar kau makhluk hijau menyebalkan!" Jungkook hendak melayangkan tinjunya ke arah gadis bersurai toska yang entah kenapa gemar sekali menggodanya, namun tertahan oleh seruan Seokjin, "Sudahlah, sebentar lagi jam olahraga. Cepat ganti baju kalian lalu lekaslah pergi ke lapangan kalau tidak ingin mendapat masalah."

Seokjin menggandeng tangan Seolhyun, bermaksud untuk mengajaknya pergi bersama ke ruang ganti. Yoongi dan Jungkook memandang punggung sempit kedua gadis itu hingga lenyap dari pandangan mereka.

"Yoongi."

"Ya?"

"Sejak kapan Jin jadi begitu bersemangat soal olahraga?"

"Sejak dia akrab dengan Namjoon, kurasa. Mereka makin sering bertukar pesan akhir-akhir ini. Aku curiga mereka mulai menjalin hubungan." Yoongi berspekulasi.

OUR LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang