Sama

59 2 0
                                    

"Kita temenan aja ya?"

Sudah hampir satu tahun lamanya Rega melontarkan empat kata pertanyaan sekaligus pernyataan itu kepada seseorang yang pernah mengisi relung hatinya.

Entah mengapa, Rega tidak tahu.
Ia tidak tahu apa yang ada di pikirannya, hingga bisa-bisanya dia melontarkan kata-kata itu kepada orang itu.
Orang yang sangat menyayanginya.
Orang yang begitu sangat peduli dan perhatian dengannya.

Begitu juga sebaliknya, Rega sangat menyayanginya, lebih dari yang orang lain ketahui.

Dan di sinilah ia.
Terbaring dengan bibir yang membentuk sabit dan mata tertuju pada handphone yang sedang berada di genggamannya. Handphone yang menampilkan sederet kalimat interaksinya bersama masa lalunya.

Rendo. Ya, Rendo adalah masa lalunya, orang yang mendapatkan empat kata dari mulutnya.

From : Rega

Rendo jangan berubah ya?!, tetep kayak gini.

Satu kalimat yang dibuat Rega dan dikirimkan untuk Rendo.

Beberapa menit kemudian deret kalimat terakhir digantikan dengan balasan Rendo.

From : Rendo

Gak bakalan kok, gue nggak bakalan berubah. Lo juga nggak boleh sombong ya.

Karma, mungkin itu yang dirasakan Rega. Rega yang dulunya menyia-nyiakan Rendo. Rega yang menjauhi Rendo supaya Rendo tidak punya kesempatan untuk mengatakan ingin balikan. Rega yang kembali mendekati Rendo karena ingin mempertahankan pertemanannya, kini malah ia yang tengah memiliki perasaan ingin kembali dengan Rendo.

.

Rega kini terdiam di samping Rendo, lidahnya keluh, tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk berkata jujur dengan Rendo, mengatakan apa yang selalu ada di pikirannya saat ia akan terlelap.

"Ren, boleh minta waktunya sebentar?" Ucap Rega akhirnya.

"Emm.. bentar aja yah, soalnya lagi sibuk" Balas Rendo.

Rega menarik nafasnya pelan dan mengarahkan pandangannya lurus ke lapangan sekolah tanpa auto focus. Apa yang ia lihat, semuanya terlihat blur. Ya. Karena Rega tidak benar-benar melihat objek yang ada di depannya. Melainkan hanya mengalihkan tatapannya dengan Rendo agar rasa sakit itu tidak terlalu perih.

"Rendo pernah bilang sama Rega, kalo Rendo nggak bakal berubah, tapi, kenapa sekarang Rendo berubah? Malah ngejauh dari Rega." Ujar Rega lemah.

"Emang gue ngejauh? Nggak tuh," ucap Rendo santai.

Rega menunduk lemah, mencoba tetap menahan kesedihannya.

"Tapi Rega ngerasanya Rendo ngejauh, Rendo juga pernah bilang kan, supaya Rega nggak sombong, tapi kenyataannya, Rendo yang sombong," Titah Rega.

"Lo ngomong apa sih ga, gue nggak gitu." Bentak Rendo.

Tik, satu tetesan air berhasil jatuh ke lantai di tempat Rega berdiri.

"Bahkan, ini pertama kalinya Rendo bentak Rega," ucap Rega getir,

"Rega minta maaf, Rega emang pernah salah sama Rendo, Rega udah mutusin Rendo tanpa sebab, tapi-- tapi Rega nggak pernah benci sama Rendo, hiks, Rega cuma sedih aja, Rega cuma sedih soalnya Rendo ngejauhin Rega, Rendo nggak nepatin janji Rendo,

"Rega emang cewek yang lemah, Rendo tau banget kan soal itu? Tapi kenapa Rendo malah ngebentak Rega? Dan Rendo sadar nggak sih, Rega selalu pake nama kita terus, kenapa? Karena Rega nggak mau pake Gue-Lo, tapi Rendo tetep pake itu," Jelas Rega sesegukan.

"Re-- Rega, maa"

Rega menatap Rendo dan tersenyum getir

"Rega cuma mau bilang itu aja kok Do, sebelum Rega kesini, Rega juga udah tau apa respon Rendo, soal perasaan Rega, kayaknya emang Rega nggak akan pernah bisa milikin Rendo lagi, perasaan Rega emang salah, dan Rega juga nggak bakal gangguin Rendo lagi," ucap Rega mengusap air matanya.

"Ga tapii," ucap Rendo gusar.

Lagi-lagi Rega hanya tersenyum.

"Udah, kan tadi Rega cuma minta waktunya bentar, Rendo juga lagi sibuk, kan? Ya udah, Rega duluan ya?!" Balas Rega meninggalkan Rendo.

.

Perasaan yang salah, memang susah,mencintai orang yang tidak akan pernah saya miliki.
Jika orang membicarakan soal munafik, mungkin itu pas untuk saya, karena saya menyembunyikan perasaan yang masih sama, perasaan yang ingin saya musnahkan, namun tetap merambat hingga menjadi luka .

-Rega

Dear OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang