Si Pager Ayu

14.4K 1.2K 14
                                    

Vote dulu ya baru baca..

Hal yang paling menyebalkan dan paling membahagiakan yaitu, ketika kita dapet undangan pernikahan dan itu dari sahabat baik kamu. Lalu dikirim lewat si Bunda yang mulai kemaren minta mantu.

Anita Kusuma temen geblek seperjuangan dari mulai ileran sampeg jadi cantik, mau nikah sama pria yang entah dia kenal darimana. kenalan sebulan seminggu langsung lamaran, dan sebulannya lagi menikah!!!. Dan sekarang Mak gue alias Bunda tercinta udah mulai menggencarkan peluru siap menembakku dengan pertanyaan KAPAN NIKAH!!!

"Heran deh kamu Bil, mulai kemaren jadi pager ayu aja, kapan nikahnya. Dinda udah nikah punya anak malah sekarang, dan sekarang Tata udah mau nikah juga, terus kamu kapan!!" kalimat Pertama Bunda yanh tanpa basa-basi langsung mengarah tepat pada targetnya, yaitu aku.

Dengan wajah cemberut dan lelah karena habis pulang sekolah, si Bunda langsung menghadang diriku dengan undangan si Tata kampret. itu sahabat gimana sih, ngasih undangan nikah ke Bunda cari mati dia, awas aja kalau ketemu ku bejek aja tu wajah centilnya.

"Ih Bunda namanya aja jodohnya belum dateng, awas aja loh besok tiba-tiba Billa minta nikah Bunda gak mau awas." ujarku pada Bunda yang melotot gemas padaku.

"Udah sana ganti baju, oh iya kebaya dari Tata di tempat tidur" usir Bunda padaku dan langsung kuturuti. Alhamdulillah pidato Bunda tentang pernikahan sudah tutup buku.

---------------------------

Dan pernikahan si Tata pun tiba, dari kemaren malam aku dan Dindut alias Dinda disuruh menemani si calon pengantin tidur. Dan itu jadi tradisi dari nikahan Dindut kalau kita bertiga wajib tidur bersama sebelum besoknya ijab qobul. dan malam ini bukannya seperti tahun lalu pas Dindut nikah kita bakal mengiat alias mengenang masa lajang kita dengan acara pilow talk. tapi malam ini kita diributkan dengan si baby Clou yang sedang merengek dari tadi.

"Kenapa si  Baby Clou kog rewel aja." tanyaku pada Dindut yang sedang menimang si baby Clou yang dari tadi merengek tidak jelas. Dikasih Asi gak mau, di tepuk-tepuk biar tidur eh malah nangis kan bingung kitanya.

"Mungkin kangen sama Papanya" Ujar Tata yang baru keluar dari kamar mandi, dan kuangguki setuju.

"Mungkin baby Clou emang lagi pingin dininabobokin sama bapaknya." Kata Dindut dan berakhirlah itu baby Clou tidur dengan di eyong-eyong di dekat jendela kamar selama satu jam.

"Eh gak nyangka ya kita bakal nikah semua". kata pertama dari Dindut setelah meletakkan anaknya di kasur yang terpisah dengan milikku dan Tata, yup kita menginap di sebuah hotel tempat nikahan Tata besok.

"Tinggal lo aja Bil kapan nikahnya, move on dong. masa' lima tahun ngejomblo terus gak pingin kayag Dindut sama gue, apa?'' Ujar si calon pengantin. Padahal nasib ketemu jodohnya baru beberapa bulan lalu, gak nyadar jomblonya lebih lama dari pada aku.

''Enak aja gue move on kali, jodohnya aja yang masih ngumpet entah dimana''  kata ku keki, lagian emang aku malaikat jodoh apa tau jodohnya dimana. Kalau tau udah ku bawa ke KUA kali.

''Lo si pake jual mahal, waktunya mau di khitbah orang malah kabur. Dan sekarang bingung sendirikan nyari jodoh dimana'' si Dindut mulai melancarkan aksi seperti Tata yang menyudutkan aku.

Aku hanya memutar mata malas mendengar dan mengingat kejadian lamaran orang entah siapa yang membuatku kabur dari rumah. ''Udah ah tidur yuk calon pengantin, doain gue biar ketularan lo tahun depan nikah okey''.  Ujarku pada Tata sama Dindut yang akan kembali melontarkan pertanyaan tapi ku sela dengan merapikan selimutku bersiap untuk tidur.

''Ye ini anak malah tidur diajakin curhat juga'' grutu Tata tapi masa bodo ketimbang aku yang harus mendengarkan dan bikin sakit telinga, mending aku tidur aja agar besok paginya aku tampil cantik jadi pager ayunya.

BILLA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang