Tiga

43 10 1
                                    

Setelah seharian di karnaval, Jungkook mengantarku pulang. Ia mengambil jalan memutar agar dapat lebih lama berdua denganku.

Dalam perjalanan, radio terus menyala. Dan lagu AKMU - 200% pun diputar. Kami, yang memang mrnyukai lagu ini, menyanyikannya berdua. Kami selalu begitu; bernyanyi bersama, menari bersama. Bahkan aku yang tidak bisa menari, selalu dipuji olehnya. Jungkook akan selalu bilang bahwa aku adalah.salah satu penari terhebat yang ia kenal. Tapi sungguh, Jungkook adalah penari yang hebat.

Aku menyalakan ponselku dan baru menyaadari bahwa sekarang sudah pukul 10 malam. Aku menguncinya lagi dan menutup mataku.

Setelah beberapa lagu diputar, lagu lain dari AKMU diputar; Officially Missing You. Kami hanya mendengarkan lagu diputar sambil bergenggaman tangan.

"Jagiya." Aku mendengar suara lembutnya memanggilku.

"Ne?."

"Mianhe."

"Untuk apa?" Ujarku sembari menatapnya.

"Untuk segalanya." Ia menatap balik padaku untuk sejenak. Aku melihat sesuatu dimatanya. Luka.

Aku mengerutkan dahiku, meminta penjelasan. "Kookie-ah, jika ada sesuatu yang mengganggumu, katakanlah padaku. Aku bisa membantumu."

"Tidak. Aku tidak bisa tertolong." Matanya yang berkaca-kaca menatap tepat pada mataku, dengan senyum yang penuh kesedihan.

Pengelihatanku buram karena air mata, "Kookie, Ke-"

Tiba-tiba sorot cahaya yang menyilaukan menerpa, diikuti dengan suara berdecit yang memekakkan.

"사랑해요."

***

Coma. || JJK [Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang