Aku menggenggam erat kantung plastik berisi beberapa makanan kecil yang aku beli di supermarket dibawah apartementku tadi.
Aku berdiri didepan pintu apartementku dengan gelisah. Aku hanya berharap istriku-Jeon Ga Yeon-tidak melihat apa yang aku lakukan barusan di twitter maupun social media lain.
Aku memencet beberapa kode pintu yang ada didepanku.
TING!
Aku menghembuskan nafas lega. Ia tidak mengganti passwoardnya.
Aku masuk kedalam rumah. Ruang tamu dalam keadaan gelap dan berantakan, sedangkan ruang tengah terlihat habis kena badai (?). Aku menggigit bibirku dan merapikan barang-barang berantakan yang ada disekitar ruang tamu.
Aku terpaku begitu merapikan notebook Ga Yeon dengan keadaan terbalik. Beberapa fotoku ada disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menelan salivaku berat dan menutup notebook tersebut cepat-cepat.
Perasaanku mengatakan aku akan habis malam ini.
Aku membereskan beberapa barang yang ada kemudian segera kedapur. Meletakkan bungkusan plastik yang aku bawa dan mengambil air minum.
SRET
Aku berhenti minum dan menatap kebelakang. Seperti ada yang melewatiku barusan. Tidak ada siapapun.
"Ga Yeon?" panggilku. Tidak ada jawaban. Oke, aku bukanlah seseorang yang mudah ketakutan hanya karena hal-hal mistis, tetapi hal ini menyeramkan. Lebih tepatnya, malam ini menyeramkan!
Aku memutuskan untuk segera tidur. Badanku terasa sakit semua akibat kelelahan.
Pintu kamarku terturup rapat. Aku kembali menelan salivaku.
TOK TOK
Sialan! Suara ketukan pintu yang aku buat sendiri malah membuatku janggal.
Pintu tidak terbuka. Aku menggeser knop pintu dan lagi-lagi aku beruntung. Pintu kamarku dengannya tidak dikunci.
Aku masuk dan melihat Ga Yeon menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut bedcover besar, menyisakan sedikit kepalanya yang membelakangiku.
Aku melepaskan jaket hitamku dan menggantungkannya didekat pintu serta menggulung lengan kemeja hitamku. Aku perlahan mendekatinya, duduk dipinggir kasur lalu mengelus kepalanya.
"Kau.. sudah tidur sayang?" suaraku terdengar ragu-ragu.
"Kau-ekhm-kau tau'kan kalau aku.. agak kelelahan hari ini. Jadi-biarkan aku istirahat ya chagi?"
Dia tidak bergeming. Aku memutuskan untuk pergi kekamar mandi untuk mandi, tetapi sebuah tangan menarik tanganku cepat, membuat keseimbanganku tidak sempurna. Aku jatuh dikasur dalam posisi terlentang dan seorang yeoaja diatasku. Ga Yeon.
Wajahnya terlihat dingin. Tatapan matanya lurus menatap mataku.
Aku baru sadar kedua tanganku dikunci olehnya dan dia menduduki perut kotak-kotakku.
"G-Ga Yeon-ah.."
"Diam Jeon. Diam." potongnya tajam.
"A-aku-"
"Ssstt..." dia menempelkan telunjuknya dibibirku membuatku bungkam. Dia menggantikan telunjuknya dengan bibir manisnya. Mengecup bibirku sekilas.
"Apa maksudmu dengan foto-foto bersama yeoja itu huh?! Kau pikir itu menyenangkan?! Kalau kau sakit bagaiman?! Seharusnya kau pergi bersama Manager Nim, tetapi kenapa kau hanya sendirian Jeon?! Kalau ada yang menyakitimu bagaimana?!" omelnya seketika. Aku terdiam.
Nafas Ga Yeon tidak teratur. Dia mengeluarkan smirknya. Demi Tuhan! Yeojaku mengeluarkan smirknya didepanku!
Dia mengelus dadaku dan melepas kancing kemeja hitamku satu persatu. Aku menelan salivaku berat.
Dia mendekatkan bibirnya ditelingaku..
"You in danger tonight, Baby~"
Matilah Kau Jeon Jungkook!!
END~
Wahaaaa apa ini ><
FF ini pernah aku post di grup ARMY di BBM ^^ Ah perlu diberitahu juga, aku terinspirasi dari ff seseorang yang ceritanya hampir persis sama seperti ini di google. Tapi sayangnya aku lupa namanya siapa ._.
Siapapun itu, Thank you for your FF ^^ Cr nya setengah punya dia 😂😂
