Aku masih duduk termenung menatap siswa baru yang memperkenalkan dirinya didepan kelas.
"Annyeong haseyo Park Jimin Imnida, aku dari Busan," kata kata perkenalan diri darinya.
Aku hanya menatapnya malas.
"Aku yakin dia akan sama seperti anak lainnya," kataku pelan membenamkan wajahku diantara tanganku.
"Annyeong, aku park jimin," suara jimin terdengar sangat dekat denganku.
Aku mengangkat wajahku dan menatapnya.
"Neh, annyeong, aku jung yerin imnida," jawabku tersenyum.
"Aku harap kita bisa beteman baik yerin," katanya lagi sambil mengulurkan tangannya.
Aku hanya tersenyum manis dan membalas uluran tangannya.~~~
"Hentikan, aku mohon hentikan," kataku memohon, agar joy melepaskan tangannya dari rambutku.
Joy, Irene, dan Wendy mereka adalah penguasa dikelasku ini. Mereka anak pemilik saham terbesar disekolah ini. Dan aku seorang Jung Yerin adalah bagian dari kesenangan mereka.
Mereka slalu menyiksaku dan membullyku.
"Seenaknya saja kau minta aku melepaskanmu?" Kata joy semakin menarik rambutku.
"Salah apa yang aku lakukan?" Tanyaku dengan suara memelasku.
"Salahmu adalah, kau itu terlalu menyenangkan untuk kami," kata wendy tersenyum dan ikut menarik rambutku.
"Ini benar benar sakit," kataku berusaha melepaskan diri dari mereka.
"Apa kita harus membawanya ke toilet?" Tanya irene dengan senyum evilnya.
"Andwae, ku mohon, jangan lakukan itu lagi," kataku memohon. Air mataku mulai terjatuh. Aku benar benar sangat takut saat ini.
"Ide yang bagus," sahut joy dan mereka menyeretku keluar dari kelas.
Siswa siswi lain hanya memandangiku saja tanpa berani berbuat apapun.
"Aku mohon, jangan lakukan ini," kataku menangis.
Joy, Irene, dan Wendy sama sekali tidak mendengarkan perkataanku, mereka justru tertawa bahagia melihatku seperti ini.
Mereka membawaku ke toilet belakang sekolah, mendorongku kedalam lalu mengunciku.
"Andwae, kumohon, jangan lakukan ini, aku benar benar sangat takut sekarang," kataku berteriak sambil menggedor gedor pintu kamar mandi ini.
Tak ada sahutan dari luar, aku yakin mereka pasti sudah meninggalkanku sekarang.
"Eommaa, aku takut, tolong aku eomma," kataku menangis sambil memeluk lututku.
"Keluarkan aku, tolong, siapapun yang mendengarku, tolong keluarkan aku," teriakku masih terus menggedor pintu toilet ini.GUBRAKK!!!
Aku mendengar bunyi pintu yang ditendang dengan kekuatan penuh. Pintu toilet ini terlepas dari tempatnya.
"Gweanchana?" Sebuah suara berada sangat dekat denganku saat ini.
Aku memberanikan diriku mengangkat wajahku.
Aku menghambur kepelukannya dan menangis sejadi jadinya.
"Kau baik baik saja?" Tanyanya lagi padaku.
Aku masih belum mampu untuk menjawab.
"Aku akan mengantarmu keruang kesehatan," katanya lagi sambil membantuku untuk berdiri.
"Jiminah, gomawo," kataku disela sela isakanku dan menatap wajahnya.
"Gweanchana," jawabnya tersenyum padaku.
Senyumannya benar benar sangat meneduhkanku.
Jimin mengantarku keruang kesehatan dan dengan setia menungguiku dan mengantarkanku pulang saat jam pulang sekolah.***
Aku masih fokus dengan buku bacaan yang baru saja aku beli. Sampai ketenanganku kembali terusik, dan penyebabnya adalah Joy, Irene, dan Wendy.
"Siapa yang mengeluarkanmu hah?" Tanya joy sambil menarik rambutku.
"Sakit joy," kataku meringis menanahan sakit.
"Siapa yang berani menyelamatkanmu?" Kali ini wendy yang bertanya.
"Bukan siapa siapa," jawabku gugup.
"Jangan berbohong, atau kami akan menghukummu lebih berat dari kemarin," ancam joy.
"Sungguh, aku tidak berbohong sama sekali, lepaskan ini, ini benar benar sakit," jawabku sambil memukul pelan tangan joy.
"Hyaaa!!! Beraninya kau memukul joy," suara irene membentakku.
"Apalagi yang kalian inginkan dariku?" Tanyaku pada mereka.
"Dia menantang kita, rupanya sekarang kau sudah berani menantangku hah?" Kata joy mendekatkan wajahnya ke wajahku dan tangannya semakin mencengkram erat rambutku.
"Hyaaa!!! Hentikan," sebuah teriakan sukses membuat kami terkejut.
(Jiminah, apa yang dia lakukan) kataku dalam hati.
Jimin berjalan mendekati kami.
"Lepaskan tanganmu itu, apa kau fikir kau bisa berbuat seenaknya hah? LEPASKAN!!!" Teriak jimin pada joy.
Joy yang terlihat kaget dengan segera melepaskan cengkraman tangannya dari rambutku.
Aku mengusap kepalaku yang pusing akibat cengkraman joy tadi.
"Hentikan memperlakukannya seperti ini," kata jimin menekan suaranya dan berjalan mendekati joy.
"Opp... oppa, kenapa kau justru membelanya?" tanya joy gugup.
Aku mengangkat wajahku menatap joy dan jimin. Sementara Irene dan Wendy hanya bisa tertunduk takut.
"Apa kau mau merasakannya juga? Aku bisa saja membuatmu merasakan apa yang dia rasakan, aku tau kau yang mengurungnya ditoilet kemarin, dan sekarang kau bersikap seperti ini, benar benar sangat memalukan," kata jimin menatap joy sinis.
"Opp.. oppa, apa kau yang mengeluarkannya kemarin?" Tanya joy masih dengan gugupnya.
"Iya, itu aku, lalu apa yang akan kau lakukan? Apa kau juga akan mengurungku disana hah?" Tanya jimin semakin mendekat pada joy.
Joy memundurkan diri.
"Tingkahmu benar benar sudah keterlaluan, memalukan, kau bahkan tak Pantas disebut sebagai seorang pelajar," kata jimin lagi.
"Dan kalian berdua, kalau sampai kalian menyakiti yerin lagi, kalian berhadapan denganku, dan aku tidak akan segan segan melakukan hal yang sama seperti apa yang kalian lakukan pada yerin. Mengerti???" Sambung jimin membentak mereka.
Mereka hanya mengangguk dan menunduk takut.
"Ikut aku," kata jimin menarik tanganku dan meninggalkan Joy, Wendy, dan Irene yang masih berdiri mematung di tempatnya.~~~
Jimin membawaku keatap sekolah.
"Kau menempatkanku dalam bahaya besar," kataku menarik nafas panjang.
"Gweanchana, mereka tidak akan berani mangganggumu lagi," kata jimin tersenyum padaku.
"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" Tanyaku sambil menatapnya bingung.
"Jung Yerin," panggil jimin.
"Neh," jawabku.
"Mulai sekarang aku akan slalu menjagamu, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu," kata jimin tanpa melihat kearahku.
"Apa yang kau bicarakan? Aku tak mengerti sama sekali," kataku menatapnya.
Jimin menoleh dan menatapku dalam.
"Percayalah, mulai sekarang tidak akan ada lagi orang yang berani menyakitimu, karna aku Park Jimin, akan slalu menjagamu," katanya tersenyum menatapku.
"Wae? Kenapa kau ingin melindungiku? Kita bahkan tidak saling mengenal," jawabku bingung.
Jimin hanya tersenyum menatapku. Aku benar benar tak mengerti apa maksud dari senyumannya itu.
"Jiminah," panggilku.
"Wae?" Jawabnya menatapku.
"Kenapa kau ingin melindungiku?" Tanyaku menunduk.
"Karna aku menyayangimu, mulai sekarang aku akan menjadi GUARDIAN ANGELMU," jawab jimin seraya merangkulku.
Aku terkejut menerima perlakuan ini, namun sesaat kemudian aku tersenyum.
"Gomawo Park Jimin," kataku tersenyum.
"Cheonmayo Jung Yerin," jawab Jimin tersenyum sambil mengacak acak rambutku.THE END!!!
-
-
-
Apa ini? FF Gaje yang aku buat... tapi aku berharap kalian tetap menyukainya.
Vomentnya jusseyo...Special tag for harumwp17 JSugari93_n
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GUARDIAN ANGEL (BTS ONESHOOT) [End]
FanfictionCast. Park Jimin Jung Yerin Genre. School, Romance