EMPOUVIEN
BY: Micky Milky
Kau tak akan tahu di dunia ini banyak kehidupan dan rahasia yang tak pernah terbongkar...
.
.
PROLOGUE
Kegelapan menyelimuti hampir seluruh kota, rintik kecil air menambah hiasan tersendiri untuk malam itu, wajah awan yang mendung membuat beberapa manusia berlari kecil mencari tempat perlindungan saat rintik itu semakin menjadi meninggalkan bekas basah bagi apa saja yang diperciknya. Beberapa manusia ada yang terlihat berteriak kesal, mendesah pasrah bahkan mencaci maki apa yang telah awan perbuat pada mereka.
Seolah tak mendengar, awan yang awalnya gelap semakin menggelap seolah akan ada badai, jalan tiba-tiba terlihat lengang para manusia berteduh pada banyak titik, ada yang membawa serta kendaraannya, berbeda bagi orang-orang kaya berduit yang pergi-pulang naik mobil, mereka dengan santai melenggang seolah hujan tak jadi masalah. Hiruk pikuk dan desah kecewa terdengar pada titik-titik teduh manusia, warna-warni payung juga menjadi pemandangan tersendiri malam itu.
Jika banyak manusia yang berhenti dan memilih untuk berteduh, atau membawa payung sebagai temeng penahan hujan. Berbeda dengan gadis berpotongan rambut model bob, memakai kemeja putih dengan rok hitam selutut bahkan sedikit lebih pendek, sepatu heel hitam dan tas tangan merah yang dia gunakan. Keluar dari mobil angkot wanita itu berlari kecil memasuki gang gelap dan sepi, dia bukan tak mau berteduh, hanya saja tak mempunyai tempat berteduh dan lupa membawa payung. Saat keluar dari angkot dia langsung di suguhkan oleh pemandangan gang gelap menuju rumahnya.
Dia berlari, berharap rumah yang dia tempati sendiri di ujung gang bisa cepat dia capai, wajah cantiknya terlihat gelisah tak kalah air hujan mulai mengenai wajahnya dan melunturkan make up nya, tak berfikir panjang, gadis itu berlari dengan tas tangan kecil yang katanya berbahan kulit itu berusaha menutupi wajah cantik berpoles make up. Kakinya bergetar kala air hujan terkadang terciprat ke paha dan betisnya.
Langkahnya terhenti saat banyak bayangan hitam mendekatinya, bayangan itu berjalan dengan santai sambil terdengar tawa licik dan penuh dengan intimidasi di sana, dia mundur teratur sedikit demi sedikit. Wajahnya pucat, dia tahu tak ada pertolongan untuknya saat ini, tapi dia masih berharap dengan keajaiban. Kakinya bergetar hebat kala bayangan hitam itu tersorot lampu jalan menampakkan empat pemuda dengan tampang urakan menyeringai dan berjalan kearahnya, mereka basah, sama sepertinya.
"Mau apa?"
Wanita itu buka suara, pemuda berambut panjang sebahu sedikit ikal memakai kaus singglet menampakkan tato naga merah di bahu kirinya tertawa terbahak-bahak, dia yang terlihat lebih dulu melangkah. Sedangkan temannya bertopi kupluk dengan sweater hitam hanya menyeringai. Satu lagi temannya bertubuh kurus memakai kaus orange membawa pemukul baseball hanya terus berjalan mengikuti temannya yang lain, yang paling terlihat pendek memakai sweater tudung biru terlihat tak perduli tapi matanya berkilat memandang wanita muda itu.
"Mau apa?"
Wanita itu putus asa, dia masih terus mundur saat pemuda-pemuda itu terus maju, dia menyesal tak mengikuti ajakan temannya untuk diantar, dia hanya tak menyangkah jika saat pulang begini akan ketiban sial, biasanya saat dia pulang dia tak apa-apa, dia tahu daerah tempatnya tinggal adalah yang paling sepi dari daerah lain sebelum memasuki area perumahan tempat dia tinggal tentunya , tapi dia mencoba berfikir positif kalau dia tak akan apa-apa saat pulang, toh ini masih sangat sore ketimbang malam, masih pukul tujuh malam, hanya saja karena hujan lebat hampir semua warga tak ada yang keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPOUVIEN
FantasyKau tak akan tahu di dunia ini banyak kehidupan dan rahasia yang tak pernah terbongkar... genre drama, romance, mystery, tragedy, friendship, dan sci-fi.