LIE

3.9K 308 25
                                    

07.04

Sinar matahari menembus celah-celah tirai tipis kamar Taehyung. Menembus kelopak matanya, mengusiknya dari mimpinya (yang aneh), ia berkedip. Berkedip lagi. Lalu keningnya mulai berkerut, menandakan dirinya merasakan ada sesuatu yang aneh pagi ini. Bola matanya bergerak ke bawah; berkedip lagi. Iris gelapnya mulai menangkap pemandangan tak biasa di sana. Sebuah lengan kekar yang tengah merengkuh tubuhnya, melingkar di antara pinggangnya yang ramping. Sejurus kemudian, ketika nyawanya habis terkumpul, bola mata beningnya mulai menunjukkan respon yang sinkron terhadap isi pikirannya, keluarlah teriakan yang memekakan telinga, yang menghancurkan ketenangan pagi yang cerah tanpa dosa itu.

"Huwaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!"

Lalu terdengar bunyi 'gedebuk' yang lumayan keras.

Sedetik kemudian, kepala bersurai hitam pekat menyembul dari sisi ranjang. Dengan suara mengaduh yang tak main-main, akhirnya Taehyung mulai mengenali siapa pelaku kerusuhan di kamarnya pagi ini.

"J-Jeon Jungkook!!" tunjuknya dengan mata melebar menggemaskan.

"Akh, refleksmu bagus sekali, hyung." lelaki itu merangkak kepayahan sambil memegangi pinggangnya yang terasa hampir patah karena tendangan Taehyung yang berhasil membuatnya terguling ke lantai.

"S-salahmu yang tiba-tiba berada di ranjangku seperti itu. Astaga!" Taehyung menurunkan selimut yang sedari tadi ditariknya sampai dada, lalu mulai mendekati pria yang masih merintih kesakitan itu dengan iba.

"Kau tidak apa-apa?"

"Uh, pinggangku sepertinya patah, hyung." rengeknya.

Taehyung berdecak, lalu memukul kepala Jungkook pelan, yang membuatnya mengaduh semakin keras.

"Apa yang kau lakukan di kamarku, bodoh?"

"AC di kamarku mati hyung, aku bisa mati kepanasan di sana."

"Kau harusnya membangunkanku!"

"Sudah sampai kutendang, tapi kau tidak bangun juga. Akh, pinggangku."

Jungkook masih merengek di atas ranjang Taehyung, menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh. Taehyung tahu, Jungkook pasti akan tidur lagi. Yang lebih tua menghela napas dan melenggang menuju kamar mandi.

Taehyung membasuh wajahnya dengan air dingin, mematut dirinya yang berantakan di depan cermin.

"Hah~ kenapa senang sekali mengejutkanku, sialan!"

Jantungnya hampir melompat keluar beberapa saat yang lalu, dan kini pipinya yang terasa panas. Jeon Jungkook tidur di kamarnya. Jeon Jungkook. Lelaki yang disukainya hampir setahun terakhir. Tetangga kost-nya.

"Kau tidak ada matkul hari ini?" Tangan mungilnya sibuk menggenggam setumpuk kertas yang terlihat penting, tetapi sesekali mencuri pandang pada Jungkook yang masih tertelungkup manis di atas ranjang. Sadar memandang terlalu lama, pipinya kembali merona.

"Aku akan adukan pada tuan Kim untuk segera memperbaiki AC kamarmu."

Tak menyahut. Apa Jungkook benar-benar sudah tertidur? Taehyung menelan ludahnya, memerhatikan bagaimana wajah pemuda tampan itu tertidur begitu menggemaskan di matanya. Sekali lagi, ia memandang terlalu lama. Taehyung segera menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran anehnya dan kembali berkutat pada tugas makalahnya.

"Aku akan berangkat sekarang."

Sambil menyandang tali ransel di pundaknya, Taehyung menghampiri Jungkook. Ia membungkuk, sebentar mengagumi wajah sempurna Jungkook, lalu berkelit dan memukul kepala Jungkook pelan.

"Aku pergi ya."

"Hm."

Dia menjawab.

Entah kenapa, Taehyung merasa sangat senang. Untuk pertama kalinya ada yang bisa dipamiti selain ayah dan ibunya. Rasanya seperti memiliki seorang kekas-Ekhm..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIE - KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang