"Da, gue malu, nanti kalo gue gak ada temen gimana?" bisikku pada Alda yang dari tadi lagi mainin ponselnya. Alda menoleh, lalu terfokus lagi pada ponselnya tanpa berbicara sepatah kata pun. Dia nyebelin!
"Veralda! Ih!"
"Apa sih Dita? Nanti pasti lo juga ada temen kok. Ya kecuali kalau lo-nya gak mau ngajak kenalan atau gak ada yang mau kenalan sama lo," kata Alda acuh tak acuh.
"Lo nyebelin banget Da."
"Emang."
*
Well, jadi gini, kemarin tuh aku diajak sama Alda buat dateng ke acara perkumpulan anak basket gitu di salah satu GOR di kota tercintaku ini. Acaranya santai sih kata Alda, cuman sharing gitu biar dapet wawasan yang lebih luas, dan ada beberapa games gitu, katanya.
Aku kira selama acara itu Alda bakalan bareng aku, eh ternyata dia panitia acara itu. Dan aku lupa dengan fakta bahwa Alda emang ikut club basket se-kota ini. Tapi fix, Alda nyebelin banget!
*
Acara demi acara pun berlangsung. Kebanyakan main games sih, jadi gak boring. Dan ya, harus aku akui, acara ini emang seru, Alda gak bohong. Sedari acara berlangsung, aku sering liat Alda bolak-balik sana sini, maklum, diakan panitia.
"Masih pada semangat kan?" teriak seseorang yang berada di depan. Ah, sepertinya dia yang sedari tadi jadi MC di acara ini. Dari tadi ngomong terus di depan sih abisnya.
Setelah dapat balasan kata 'semangat' dari kami, dia kembali berbicara. "Yah, tapi sayangnya acara kita udah mau beres nih."
Disekelilingku terdengar berbagai respon kecewa dari mereka, aku pun kecewa sebenernya. "Tapi tenang, ini bakal ada games lagi. By the way, pada yang pake sepatu kan?"
Sebagian besar menjawab 'tidak', terutama para cewek. "Padahal kita mau ngadain tanding seru-seruan loh!"
Terdengar lagi riuh rasa kecewa dari para cewek, sepertinya banyak kekecewaan. Untung saja aku memakai sepatu, seperti apa yang disarankan Alda kemarin, "Pake sepatu ya. Kalo engga lo bakal nyesel."
"Untuk yang cewek, yang pake sepatu berapa orang? Coba angkat tangannya," kata si cowok yang di depan tadi.
Aku mengangkat tangan kanan ku ke atas. Melihat sekelilingku, hanya ada dua orang lainnya yang mengangkat tangan, denganku menjadi tiga. Yah, tidak seru kalau cuman bertiga. Selanjutnya para cowok lah yang di suruh angkat tangan. Lumayan banyak juga, setengahnya dari mereka mengangkat tangan.
Aku lihat ada seorang cewek menghampiri si cowok yang di depan, dia membisikkan sesuatu yang membuat si cowok mengangguk.
"Oke, ada usulan lainnya nih dari temen gue. Gimana kalau pemanasannya dua lawan dua? Cewek-cowok." Boleh juga tuh. Tapi kan yang cewek ada tiga orang. Terus yang satu lagi gimana?
"Buat yang cowok, ada yang mau maju duluan? Dua orang." Si cowok itu kembali bersuara. Wah, mungkin ada sekitar 15 orang yang mengangkat tangannya. Mereka tertarik sepertinya.
Si cowok tampak berpikir bagaimana cara memilihnya, sampai dia berkata. "Oke, yang mengangkat tangan barusan silahkan memisahkan diri dulu ya. Terus yang cewek, yang bertiga tadi, memisahkan diri juga ya."
Tanpa berpikir lama, aku langsung bangkit dari dudukku, lalu mengikuti dua cewek lain yang juga bangkit dari duduknya.
Setelah aku memisahkan diri dan bergabung dengan dua cewek lain, salah seorang panitia menghampiri kami bertiga, "Ada yang mau ngalah seorang gak? Jadi yang main berdua dulu."