Happy Reading
"Mikasa!!!" Teriak mama Mikasa - Yuki - . Yuki mengacak-acak isi lemari pendingin. Telur, susu, dan mentega telah habis. Ia lupa untuk membelinya.
"Iya ma?" Saut Mikasa seraya menuruni tangga dirumahnya dan menghampiri mamanya di dapur.
"Tolong pergilah ke Supermarket untuk beli telur,susu dan mentega." Pinta Yuki
"Kenapa aku? Raku mana?" Mikasa menolak mentah-mentah perintah ibunya. Bukan karena apa tapi ia benar-benar paranoid tentang berjalan sendirian dimalam hari.
Yuki mengehela nafasnya " Raku sedang ada tugas kelompok dirumah temannya. Apa kamu masih terbayang bayang masa lalu mu? Maafkan mama Mikasa. Kalau begitu mama saja yang pergi kamu jaga rumah ya"
Mikasa menggeleng cepat.
"Tidak tidak. Aku tidak apa-apa ma. Maafkan aku. Baiklah aku akan pergi mama jangan khawatir"
Mikasa segera melangkahkan kakinya menuju ke supermarket. Ia berjalan begitu was was takut jika ada yang menguntit dirinya. Untungnya lampu masih menyala terang benerang di gang gang rumahnya. Dengan langkah yang begitu cepat ia pun akhirnya sampai di Supermarket.
Ia segera membeli kebutuhan yang dipesankan mamanya tadi. Dengan cekatan ia mengambil barang-barang tersebut dan segera membayarkannya di kasir.
Setelah membayarkannya Mikasa segera pulang kerumahnya melangkahkan kakinya begitu cepat. Ia merasa ada yang sedang mengikutinya dari belakang. Bisa ia lihat bayangan orang tersebut. Tinggi,tegap,besar dan tentunya seorang cowok. Peluh semakin mengucur keluar dengan deras. Semakin Mikasa mempercepat langkahnya orang tersebut juga mempercepat langkahnya.
"Apasih yang dia mau" gumam Mikasa. Resah,takut, dan tak tau apa yang harus ia lakukan.
'Puk'
Mikasa tersentak saat ada yang menepuk punggungnya. Dengan gemetaran ia mencoba menoleh ke orang yang mengejutkannya.
Dilihatnya cowok tersebut meniupkan permen karetnya didepan Mikasa. Mikasa semakin binggung. Si cowok yang merasa dengan keadaan Mikasa yang sedang bergemetar hebat pun segera melakukan tujuannya.
Pria tersebut menyodorkan sebuah dompet ke Mikasa. Dompet berbentuk kotak lonjong bergambar Hatsune miku.
"Nih" ucap pria tersebut. Dengan cepat Mikasa menyambar dompet miliknya dan berlari sekencangnya.
"Dasar cewek jaman sekarang sok jual mahal padahal gak ada mahal mahalnya. Ditolongin bukannya makasih kek malah lari. Emang cowok ganteng satu ini setan apa. Nyebelin banget" pria tersebut ngedumel gak karu-karuan.
"Hosh .. Hosh.. Hosh" Mikasa ter engah-engah dari lari marathonnya.
"Wuw untung saja dia gak ngejar" Mikasa menghela nafas lega. Mikasa merasa ada yang aneh dengan tanganya.
"Loh inikan dompetku? Apa tadi lupa belum tak masukin ke kantong?" Mikasa berpikir sejenak. Ia menepuk jidatnya sendiri.
"Ah baka. Ternyata pria tadi tidak bermaksud menguntitku tapi mau menolongku. Aduh aku harus bagaimana ini?" Mikasa yang kebinggungan dengan kesalahan yang telah ia buat.
Mikasa mengidikan bahunya acuh"Ah siapa peduli. Kalau mau mengembalikan dia seharusnya bilang bukan mengikutiku seperti penguntit. Lebih baik aku cepat pulang" Mikasa menganggap acuh hal tersebut. Sikap keras kepalanya muncul secara tiba-tiba. Tanpa memikirka kejadian tadi ia segera melanjutkan kegiatannya pulang kerumah.
.
Tbc
Don't be slient readers
I need your comment guys!
Voment below please (●.●)
KAMU SEDANG MEMBACA
Phobia
RomanceMikasa Tachibana 'Orang selalu bilang bahwa aku sombong, kuper, cuek, egois. Tapi aku tidak peduli dengan itu semua. Karna masa lalu yang kelam aku menutup rapat diriku.' Yoshida Haru 'Ck kenapa dia terlalu menutup dirinya? Aku yakin dia orang yang...