Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Sasuke berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di pintu ruang ICU tempat Hinata dirawat. Onixnya memperhatikan gerakan gesit sang istri yang memeriksa infus, lalu beralih ke pergelangan tangan Hinata, memeriksa denyut nadi ibu muda itu.Sakura baru menyadari diperhatikan oleh suaminya setelah membereskan peralatan pemeriksaannya. Kaki jenjang putihnya melangkah begitu saja melewati sang suami yang sedari tadi berdiri menunggunya.
Sasuke berlari kecil mempercepat langkahnya mengejar sang istri yang jauh lebih cepat meninggalkannya. Tapi langkah mungil Sakura seketika terhenti saat sang suami menarik lengan mulusnya dan dengan sekali tarikan pria Uchiha itu merapatkan pelukannya dari belakang pada istri merah mudanya.
"Lepas kan Sasuke." Sakura berontak dalam pelukan posesive suaminya.
Sasuke mengerenyitkan dahinya mendengar sang istri memanggil namanya tanpa embel-embel kun. Tangan tangan kekarnya dengan cepat mebalik tubuh sang istri menghadap dirinya.
"Kau sudah mulai kurang ajar Sakura." Onix itu memandang lekat emerald dihadapannya.
Sakura tertunduk menyadari baru saja dia memanggil nama kecil sang suami tanpa embel-embel apa pun
Sasuke kembali menarik gadis musim semi itu kedalam pelukannya.
"Dengarkan aku tahu kau sangat menyayangi Hinata karena dia adalah sahabat kecilmu, dan harus ku akui aku juga menyayangi si Dobe itu karena dia adalah satu-satunya saudaraku semenjak Itachi-nii meninggal. Dengar apa yang kulakukan sekarang ini bukanlah sebagai sahabat Naruto, katakan padaku apa kau tega melihat anak-anak mereka tidak memiliki orang tua."
Sakura menggeleng pelan dalam dekapan sang suami.
"Kita serahkan pada Naruto keputusannya menerima hati Hinata atau tidak." Sasuke mengelus sayang kepala merah muda istrinya "Sudah tidak marah lagi padaku?"
Sakura menggeleng lagi dalam pelukan suaminya.
"Mari kita membuat Uchiha Uchiha kecil."
Sudah tiga hari Hinata sadar dari keaadaan kritisnya pasca melahirkan bayi kembarnya, tapi keadaannya setelah melahirkan tak kunjung membaik. Walaupun tumor sudah diangkat dari rahimnya, tap ternyata tumor yang sangat lama bersarang di rahim Hinata, merusak beberapa sel dalam tubuhnya dan berkembang menjadi kanker.
Tak berbeda jauh dengan Hinata, sang suami pun keaadaanya bertambah buruk. Hati Naruto kian hari kian mengeras, dan hampir tidak bisa berfungsi lagi, kuku tangannya bahkan sudah mulai menguning akibat racun dalam tubuhnya yang tidak bisa difilter dengan sempurna oleh hatinya.
"Mereka minum yang banyak?" Tanya Naruto seraya mendorong kursi roda yang dia duduki, untuk medekatkan diri pada istrinya yang sedang menyusui buah hati mereka.
"Bolt minumnya banyak sekali, dia bahkan menyisakan sedikit untuk Hima."Jawab Hinata sambil melirik bayi pirang yang tertidur lelap di box bayi di samping ranjangnya. Tangannya kemudian beralih membelai kepala indigo putrinya yang sedang ia susui.
Walau air susu yang dimilikinya tidak sebanyak ibu-ibu lain, karena penyakit yang di deritanya, tapi Hinata berusaha untuk memberikan ASI semampunya untuk kedua buah hatinya.
"Setelah selesai menyusui kita berfoto bersama, aku takut kita tidak bisa berfoto bersama lagi nanti lain hari.
Ucapan sang suami sontak membuat Hinata mengalihkan padangannya pada sang suami. "Hu'um." Jawab Hinata lembut sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart For You
ФанфикNaruHina, for 18+, Special to : Mimi chan. Bagaimana aku bisa mencintai orang lain dengan hati yang kau berikan.