1

23 4 3
                                    

Suara langkahan kakinya terdengar menggema hingga ke ujung koridor itu. Tak peduli seberapa banyaknya peluh keringat yang terus membasahi wajahnya. Yang hanya dipikirannya adalah, ia akan mendapat masalah besar. Koridor itu sepi, tidak ada seorangpun yang ada disana. Dan tentu saja kau dapat menyimpulkan hal ini. Ia terlambat

"Penyakit ini mempengaruhi sistem otak. Hal ini dapat memudahkan terjadinya kerusakan saraf yang membuat beberapa sistem tidak bekerja dengan optimal. Dan hal ini tentu--"

Cklek

Deru napas itu terdengar hingga ke telinga siswa yang duduk paling belakang. Terdengar napas yang tak beraturan itu, mengundang perhatian banyak orang yang matanya memilih tertuju kepadanya.

"Tuan Byun, kau terlambat lagi." Guru Kim menghentikan aksinya dan menyilangkan tangannya ke depan.

Baekhyun hanya bisa terkekeh pelan tak berdaya. Ia tahu nasibnya takkan pernah sebaik ketika ia memenangkan lotre.

"Aku benar-benar tidak mengerti, apa yang membuatmu terus menerus terlambat."

"Tentu saja ia berkhayal lagi." suara lantang itu membuat mata Baekhyun beralih pada seorang pria yang selalu mengundang dirinya menjadi naik darah.

"Semua pikirannya hanya penuh dengan imajinasi atau khayalan butanya. Namja pemimpi yang terus bermimpi dan tidak pernah sadar."

Dan Baekhyun harus mendapatkan tawa ledekkan yang luar biasa membuatnya menciut dan menduduk malu. Ia tahu hal ini akan kembali terjadi pada hari berikutnya, berikutnya, dan berikutnya.

"Hentikan. Cukup ucapanmu, Yugyeom. Dan kau Baekhyun, aku yakin kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan sekarang juga." perkataan guru Kim mendapat anggukkan dari Baekhyun.

Baekhyun melangkahkan kakinya dengan berat, menuju keluar kelas. Dan hari ini barulah awal dari hari-hari melelahkan baginya.

-____-

Perpustakaan yang nampak berantakan dan tak enak dipandang menyapa hazel mata Baekhyun. Seakan buku-buku itu mengatakan 'Selamat datang kembali, tuan pembersih perpustakaan'. Baekhyun menghela napas berat dan memulai pekerjaannya.

Namja 18 tahun, bersuara emas, pecinta anak anjing terutama jenis corgi, omnivora--pemakan segala--, pandai pelajaran seni, dan buruk dalam pelajaran sisanya, dan suka pengkhayal, Byun Baekhyun namanya.

Baekhyun bisa dikatakan sebagai anak yang kehilangan induknya. Baekhyun tidak pernah tahu, berada dimana orang tuanya sekarang.

Yang hanya diketahui oleh namja berusia 18 tahun itu, adalah kata terakhir dari eommanya yang berpesan kepadanya:

"Ibu akan segera kembali dengan membawa uang, dan kita semua akan hidup bersama dengan bahagia."

Tapi nyatanya sudah 5 tahum terakhir, paras sang ibu tak pernah tampak dari kedua bola matanya. Jangankan ibunya, ayahnya yang berjanji akan membawakan sup kacang panas, tidak pernah terbawakan dan sampai pada dirinya. Dan dengan bodohnya, sosok Baekhyun senantiasa menanti kembalinya orang tuanya yang sama sekali tidak ada kabarnya.

Setelah membereskan semua buku, yang biasa dilakukannya adalah mengambil beberapa buku pilihannya. Berbeda dengan murid lain yang memilih buku tentang pelajaran, ataupun majalah, ataupun teknologi, ataupun sejenisnya yang tengah diperbicarakan masyarakat sekarang ini, yang ditujunya adalah novel fiksi ataupun buku cerita.

Matanya berbinar menatap buku-buku yang kini ada dihadapannya. Baginya, hukuman yang diberikan oleh guru Kim adalah hukuman terbaik, walaupun ia harus membereskan buku-buku yang berserakan. Tetapi ia memanfaatkan waktu dengan baik. Sehingga setelah ia membereskan semua buku itu, ia dapat membaca semua buku yang dipilihnya hingga bel istirahat berbunyi.

Berbagai novel fiksi dan buku ceeita kini berada dihadapannya. Baik Alice in Wonderland, Peterpan, The Spiderwick Chronicle, Narnia, How to Train Your Dragon, kini tertata dihadapannya. Seleranya memang seperti anak kecil. Alasannya bukan karena ia menyukai berbagai animasi atau kartun film yang membuat semua pasang mata anak kecil yang menontonnya berbinar seperti anak anjing. Melainkan, itu semua membantunya dalam mengembangkan khayalan dalam pikirannya.

"Troll berusaha menyerang rumah mereka.... garam sebagai pelindung dari troll... kuda terbang seperti unicorn namun sedikit buruk parasnya membawa mereka keangkasa... peri dedaunan yang membawanya pergi..."

Baekhyun tidak berhenti berkhayal. Ia sanggup membuat ruangan perpustakaan itu, menjadi ruang dimana ia dapat mengekspresikan semua yang ada didalam kepalanya.

Memang tampak menyenangkan. Tapi tidak selalu menyenangkan bagi Baekhyun yang masih berusia 18 tahun. Terkadang hal itu menjadi beban yang harus dipikulnya.

-____-

"Pemimpi yang berlebihan."

"Aku merasa ingin muntah melihatnya."

"Bagunlah, Byun. Berhenti bermimpi."

"Dia berkata dia berangkat sekolah menaikki unicorn."

"Omomg kosong yang membuatku gila."

"Perlukah aku memukulmu hingga kau sadar?"

"Orang bodoh."

"Anak berkebutuhan khusus"

"Dasar gila"

"Sama seperti orang autis"

dan masih banyak hinaan, cacian, makian yang terus harus didengarnya. Dan tak pernah sekalipun ia membalas perbuatan mereka. Kekuatan terbesarnya yang hanya bisa dilakukannya untuk melawan mereka, hanya menahan pendengarannya untuk tidak menangkap semua hinaan, cacian, makian yang dilontarkan kepadanya

###

semoga ada ide dimasa mendatang._. kalo mentok, cepet cepet diend atoga hiatus lama kkkk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ImaginaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang