Rahasia Jalan Menuju Kesuksesan

5.3K 100 4
                                    

Saat Anda keluar jalan-jalan dengan seorang anak kecil berusia tiga tahun. Kemudian anak kecil ini melihat counter penjual es krim pakai cone (kerupuk berbentuk kerucut) dan meminta Anda membelikannya. Anda pun mengiyakan.
Si pelayan bertanya jumlah scoop (tangkup) yang diinginkan. Anda menjawab dua. Maksudnya satu cone di isi dua sendok besar es krim sehingga tampak bertumpuk menyerupai dua bulatan es krim.
Namanya juga anak kecil, memegang sesuatu masih belum stabil. Akhirnya es krim pun jatuh dan anak kecil tadi menangis. Untuk menghentikan tangisan, Anda kembali membawanya ke counter penjual es krim.
Tapi kali ini, anak kecil ini meminta tiga scoop. Pertanyaannya, apakah Anda mau membelikannya tiga scoop?

Coba renungkan pertanyaan ini baik-baik selama beberapa menit. Jangan teruskan membaca. Berhenti sejenak untuk memikirkan jawabannya. Anda bersedia mengikuti kemauan anak kecil tadi?
Kalau Anda cukup bijak, Anda pasti tidak bersedia membelikan tiga scoop. Mengapa? Wajar dong, pegang es krim dua scoop saja sudah tidak becus dan jatuh, bagaimana kalau tiga scoop? Tentunya jauh lebih sulit.

Apa yang dialami oleh anak kecil tadi terjadi pada hampir semua orang dalam hal lain di kehidupannya. Apakah semua orang mau sukses? Pasti mau. Tapi apakah mereka sudah layak dan siap untuk sukses? Tidak semua, bukan?
Siap tidaknya atau layak tidaknya diri Anda meraih sukses tergantung Anda sendiri. Banyak orang cukup egois untuk mengharapkan kesuksesan padahal mereka sendiri tidak layak dan belum siap untuk itu.

Mari kita lihat contoh sehari-hari. Anda masih kelas satu SD, begitu lulus pasti naik ke kelas dua. Anda tidak mungkin lompat kelas langsung ke SMP karena kemampuan Anda tidak cukup. Anda belum siap. Anda yang seharusnya duduk di kelas dua, tapi langsung dijejali pelajaran SMP. Ya, Anda pasti muntah air. Ibarat Anda yang masih bayi, langsung diberi makan pizza dan bir. Sistem pencernaan Anda belum siap.

Semua itu karena faktor kelayakan.
Coba deh bayangkan diri Anda sebagai bos perusahaan. Apakah Anda mau mempercayakan jabatan tinggi kepada karyawan yang kerjaan kecil saja sudah tidak becus? Pasti tidak. Anda menilainya sebagai orang yang tidak layak, tidak pantas dan tidak siap menerima tanggung jawab besar.
Lihat pula orang yang menang lotere besar di Amerika. Apa yang terjadi beberapa tahun kemudian? Kebanyakan bangkrut dan malah makin miskin. Semua itu terjadi karena mereka tidak siap secara mental menerima uang sebanyak itu. Mereka tidak tahu mau diapakan uang sebanyak itu. Jadinya mereka hidup mewah dan menghabiskan uang alih-alih diternakkan dan diputar seperti yang biasanya dilakukan pebisnis. Mereka tidak punya mental kaya. Akhirnya uang sebanyak apa pun habis perlahan-lahan.
Kita takkan bisa diberikan hal-hal besar kalau hal-hal kecil saja tidak becus dilakukan. Anda selalu berdoa pada Tuhan supaya diberikan jalan kesuksesan. Tapi Tuhan juga punya mata. Kalau Anda sendiri belum siap, kesuksesan tetap sulit dijangkau. Anda belum siap berarti ada banyak faktor seperti malas, kemampuan kurang, skill tidak memadai dan lainnya.

Pernah dengar pepatah Cina yang mengatakan jika murid sudah siap, sang guru pasti datang? Sama halnya ketika Anda sudah benar-benar siap untuk sukses, maka jalannya akan terlihat di depan Anda. Agar Anda layak untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan, pantaskan diri Anda. Jadikan diri Anda layak untuk mendapatkannya. Jika Anda ingin dihormati, jadikan diri Anda layak untuk dihormati. Jika Anda ingin dicintai, jadikan diri Anda sebagai contoh sosok yang pantas dicintai. Tingkatkan dan kembangkan diri Anda sehingga suatu hari nanti, jalan menuju apa yang diinginkan akan terbentang jelas.
Anda takkan diizinkan naik sepeda kalau jalan saja belum bisa. Anda takkan diizinkan belajar berhitung kalau menulis saja belum bisa. Paham?

Jika Ingin SuksesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang