Author's POV
Lagi, sally menghembuskan nafas nya dengan berat. Di sesapnya secangkir cappucino yang sudah dingin karena sedari tadi dibiarkannya tergeletak diatas meja. Pikirannya menerawang pada kejadian tadi. Sungguh ia sangat menbenci ketika ia diabaikan, terlebih oleh seseorang yang ia anggap spesial
Sally mengeratkan genggamannya pada buku yang sedang dipegangnya, buku buku jarinya pun nampak memutih akibat genggamannya yang terlalu erat. Baginya cukup memerhatikan khalil dari jauh saja sudah membuat dirinya senang. Dan sekarang, yang dilihatnya dan didengarnya seperti potongan scene film romance yang sering ia tonton ketika hari libur bersama jenna. Ia enggan beranjak dari tempatnya berdiri untuk mendengarkan dengan seksama apa yang selanjutnya akan dikatakan mereka.
"Lo ga risih ka diomongin sama orang orang gara gara adek kelas yang suka sama lo itu?"tanya resman, sally mengenalnya, dia salah satu sahabat khalil.
"Adek kelas yang mana? Banyak yang suka sama gue kan. Ngomong yg jelas lah"ucap khalil dengan kekehannya. Sally terseyum melihat kekehan yang keluar dari mulut khalil
"Itu loh sahabatnya jenna"sambar ogi
"Oh dia. Yaelah anggap aja fans gua. Dia ngechat gua mulu liat aja nih"ucap khalil sambil menyodorkan iphone6 berwarna silver dengan case hitam pada teman temannya, karena penasaran, ogi pun meraih iphone berwarna silver itu dan mulai membacanya dengan teman temannya."Balesin gak nih ka, gaes?"tanya ogi dengan seringaiannya,khalil menjawabnya dengan anggukan singkat sebagai tanda persetujuannya.
Perlahan ogi mulai mengetikkan sesuatu pada iphone khalil, dan bertepatan dengan itu iphone sally bergetar di saku almamater nya. Tangan kanannya tergerak untuk merogoh sakunya dan mengambil iphone dari dalamnya. Dengan perasaan yang menggebu gebu sally membuka pesan dari khalil. Detik itu juga ia rasakan jantungnya seakan mau copot dan matanya membulat dengan sempurna
Dilihatnya lagi khalil dan teman temannya yang sibuk mengotak atik iphone khalil, sepertinya jam istirahat telat usai. Namun kaki sally seakan berat untuk melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.
"Eh ka, gi, man, kee. Masuk kelas gih. Gurunya 5 menit lagi masuk katanya"ucap titan, salah satu teman sekelas mereka.
"Eh kok gue dikacangin?! Pada ngapain sih sini liat liat"titan pun berhasil merebut iphone khalil dari genggaman ogi dan mulai membaca apa yang seharusnya tidak ia baca."DEMI APA?! GILA BERANI AMAT INI ADEK KELAS"pekik titan.
"Anak anak harus pada tau nih"lanjutnya dengan gumaman dan langsung berlari meninggalkan khalil dan teman temannya dengan membawa serta iphone khalil."Gila si titan. Bisa gawat kalo anak sekelas kita pada tau si sal sal itu. Sialan banget dia"umpat resman
"Namanya salvioletta bukan sal sal."ucap keenan yang sedari tadi menutup rapat rapat mulutnya, bagi keenan lebih baik diam dari pada ikut ikutan melakukan hal yang salah.
"Lu kok inget aja?"tanya resman dengan cepat
"Yaialah dia kan temen deketnya jenna. Apalagi jenna selalu ceritain dia ke gue"jawab keenan dengan tenang. Sally tercengang mendengar penuturan keenan, jadi selama ini jenna selalu menceritakannya pada keenan? Pantas saat pertemuannya dengan keenan di pesta ulang tahun keenan ia tampak tidak kaget melihatnya."Kok gue rasa ada hal selain itu ya?"resman memicingkan matanya, ia mulai curiga pada keenan
"Udah elah napa jadi ributin salsal itu. Ga penting. Mending kita cabut ke kelas"ucap khalil menengahi teman temannya.Sally memegang dadanya dengan tangan kanannya.
Sakit.
"Ga penting"
"Ga penting"
Ucapan khalil benar benar mendominasi pikirannya saat ini.
Tak lama iphone nya kembali bergetar, dengan sigap ia mengambilnya dari saku dan kembali membaca pesan yang tertera pengirimnya dari khalil