Hey lucid dreamer, make up your mind caught in the other side.
Hari itu cukup dingin bagi seluruh penduduk desa. Bulan November.Musim gugur akan segera berlalu, digantikan oleh dinginnya angin yang berlalu lalang. Segera, Konohagakure akan terselimut salju.
Beberapa orang lebih memilih untuk diam dirumah, hiasan bertema musim dingin sudah mulai terlihat di pintu pintu penduduk desa yang tersembunyi dibalik daun itu. Jalan terlihat sepi. Hanya terdapat beberapa orang berlalu lalang dalam balutan baju hangatnya.
Angin bertiup dan membawa hawa dingin yang menerpa tubuh seorang gadis muda yang baru saja keluar dari dalam gedung rumah sakit utama.
Ia mengenakan sweater rajut berwarna hijau muda yang tampaknya tak cukup membantu dalam udara dingin malam itu. Rambut berwarna cherry blossom miliknya terayun mengikuti arah angin. Ditangannya ia membawa sekumpulan berkas dan gulungan gulungan berisi catatan yang akan dibutuhkannya nanti.Mata berwarna emerald itu tampak lelah, wajahnya terlihat sayu. Ia mulai melangkah pelan menyusuri jalan desa yang cukup tenang sambil berusaha menahan dinginnya udara malam itu.
"Tch, tak kusangka udaranya jadi sedingin ini. Kalau saja Tsunade-sama tidak memintaku untuk membuat seluruh antidote itu secara bersamaan, mungkin aku sudah ada dirumah, menikmati air hangat, dan bersantai." , gumamnya pelan sambil merutuki cuaca malam itu.
Haruno Sakura, seorang Chuunnin Konohagakure , berbakat di bidang medis. Merupakan murid dari Hokage ke-5, dan disebut sebut telah melampaui kemampuan seorang sannin diusianya yang masih terbilang cukup muda. Hal ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia adalah kunoichi terkuat di desa itu. Atau mungkin, di dunia. Kecermatan dan keahliannya dalam bidang "toxic" dan "medical jutsu" membuatnya menjadi salah satu orang yang dipercaya untuk menangani kegiatan di rumah sakit utama Konoha.
Menjadi medic ninja bukan berarti ia tidak bisa maju ke garis depan dan ikut serta dalam perihal adu fisik. Banyak mata yang telah menyaksikan kemampuannya. Terutama pada saat perang shinobi kira kira dua tahun yang lalu.Kini, saat perang telah usai, ia disibukka dengan kegiatannya di rumah sakit utama. Dalam hatinya, ia cukup senang karena itu berarti ia bisa membantu banyak orang, memanfaatkan keahliannya dan meringankan beban orang lain.
Tapi diatas semua itu, alasan utamanya hanyalah sekedar mencari kesibukan, dan membantunya intuk berhenti memikirkan pria itu...Pria berambut raven dengan mata segelap onyx yang tidak pernah berhasil ia kenali.
Tidak. Sakura tahu betul mengenai nama pria itu, suaranya, keluarganya, hal yang ia sukai, bahkan hingga kebiasaan pria itu.
Tetapi ini berbeda.
Sakura tidak pernah bisa mengenalnya.
Apa yang ada dibalik sepasang mata gelap itu.
Apa yang ada dibalik pikiran pikiran misteriusnya.
Maksud dibalik kata kata yang keluar dari bibir yang seakan telah lupa bagaimana cara untuk tersenyum.Sasuke.
Uchiha Sasuke.Keturunan terakhir dari klan Uchiha yang disebut sebut terkutuk.
Klan terkuat di Konohagakure.
Mereka menganggap bahwa klan ini bisa menjadi ancaman bagi seluruh desa yang pada akhirnya berujung pada peristiwa mengerikan yang mengubah hidup pria itu. The Uchiha Masacre.Sakura telah mengenal Sasuke sejak kecil, menjadi anggota Team 7, dan yang belum lama terlewat adalah saat mereka bersama dengan Uzumaki Naruto dan Hatake Kakashi berusaha menyelamatkan dunia shinobi dari ambang kehancuran.
Tak perlu ditanyakan lagi. Sakura telah menyukai pria itu sejak kecil. Perasaannya terhadap pria itu cukup gila. Cukup gila untuk membuatnya memaafkan pria yang sebenarnya hampir merenggut nyawanya itu.
Semenjak perang usai. Kehidupan kembali berjalan. Keluarga mulai menjalani kehidupan mereka seperti dulu. Damai. Senyuman kembali terlihat di wajah penduduk desa setelah bencana mengerikan itu.
-----------------------------------------------------------
Sakura mempercepat langkah kakinya dan membuka pintu rumah dengan dinding berwarna violet itu, berharap ia bisa segera terbebas dari hawa dingin yang mulai menusuk kulitnya.
Dilemparnya sekumpulan gulungan kertas dan dokumen yang sedari tadi dibawanya keatas meja.
"Lihat, betapa beruntungnya aku." , runtuknya sinis sambil memandang tumpukan dokumen diatas meja tadi. Ia masih harus membaca dan meneliti seluruh dokumen itu.
"Aku akan menyelesaikannya nanti, untuk sekarang...." , ia bergumam sambil melangkahkan kaki ke kamar mandi miliknya. Saat ini, ia lebih membutuhkan air hangat dibandingkan apapun. Dia tahu pasti kondisi tubuhnya dan jatuh sakit bukanlah pilihan untuk saat ini. Ia benar benar butuh istirahat.
"Ah. Akhirnya" , gumaman puas keluar dari bibir gadis berambut cherry blossom itu saat ia merasakan air hangat di sekujur tubuhnya. Dibiarkannya setiap otot lelah tubuhnya untuk beristirahat. Istirahat yang sebenarnya pantas untuk ia dapatkan setelah seharian penuh berkerja .
Sambil mengeringkan rambut, Sakura melangkah menuju ke kamar tidurnya. Dihempaskannya tubuh lelah itu ke tempat tidur. Mata emeraldnya menatap kosong ke langit langit.
Terlalu banyak pikiran yang melintas di kepalanya belakangan ini.
Tak terkecuali tentang pria itu.
Dimana ia sekarang ? Apakah semuanya baik baik saja ?
Perasaan yang dimiliki Sakura terhadap keturunan terakhir Uchiha Clan itu tidaklah lagi sekedar keinginan untuk memiliki pria itu untuk dirinya sendiri.
Sakura sadar, dan tahu betul apa yang diinginkannya sekarang."Memilikimu dan membuatmu menyukaiku akan menjadi pilihan yang egois dan mungkin tak adil untukmu. Tidak. Aku tak peduli apa yang akan kurasakan nanti. Harapanku adalah untuk menjadi salah satu yang bisa kau percaya. Sebagai teman. Sebagai sahabat. Apakah itu berlebihan ?" , Sakura bergumam pelan dan larut dalam pikirannya .
Ia masih ingat saat perang itu selesai. Saat Uchiha Sasuke, untuk pertama kalinya, memberikannya satu senyuman. Ya. Satu senyuman yang ia pikir telah hilang dan tak akan kembali.
Senyuman dengan janji bahwa ia akan kembali ketika ia telah menemukan apa yang ia cari. Entah apa. Tapi, janji itu sudah cukup membuat Sakura yakin. Bahwa saat ini, dibawah langit yang sama, keinginan hati mereka bisa terdengar."Sasuke-kun, berjanjilah...berjanjilah kalau kau akan menepati janjimu itu. Berjanjilah padaku bahwa saat ini kau baik baik saja."
Mata emerald itu tertutup seiring dengan pudarnya nyanyian malam, digantikan sepi yang mengantar gadis itu kedalam mimpinya, dengan air mata yang mengalir membasahi pipi merah muda itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/74558729-288-k388874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One In A Million
Fanfiction1st SasuSaku FF. I'm a hopeless romantic. I even cringe while writing this up. WARNING : Cringeworthy , absolute nonsense