Oneshoot

685 43 4
                                    


Diberitakan bahwa tadi pagi lagi-lagi telah ditemukan 2 mayat di hutan vampire. Terlihat di leher setiap korban terdapat bekas 2 taring yang diduga adalah serangan vampire. Kasus ini adalah kasus ke-23 yang terjadi di bulan ini. Karena itu kami himbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan tidak mendekati hutan vampire untuk sementara waktu sampai kepolisian menyatakan aman....

".....Lagi?"

__

Senja.
Hiruk pikuk di Seoul terlihat kacau setelah mulai turun hujan. Beberapa memilih berlari. Namun banyak juga yang memilih berteduh. Menikmati rintik hujan yang jatuh membentuk melodi.

Sama seperti seseorang yang tengah berdiri mematung itu. Parasnya yang cantik memandang lurus ke arah sudut langit. Langit yang menangis deras dikala senja.

Entah sudah berapa kali ia menghela nafasnya. Binar matanya terlihat lelah seakan sedang menghitung tetes hujan yang turun dari langit.

Yeoja itu menggosok kedua tangannya sendiri. Dingin. Sayang sekali ia tidak memakai sarung tangan. Ia jadi sedikit menyesal tidak mendengarkan apa kata appanya untuk memakai sarung tangan.

"Tzuyu?"

Suara yang terdengar ramah itu mengusik koklea yeoja yang tengah asik menghangatkan diri tadi. Arah matanya perlahan ia alihkan kepada pemilik suara itu dengan sedikit ragu.

"Eoh, Chanyeol-ssi?" Ucapnya sedikit bernafas lega. "Kau belum pulang?"

"Hujan menahanku untuk pulang, sama sepertimu," Chanyeol tersenyum simpul.

"Hujan tidak menahanku, aku yang menahan diriku untuk pulang," Tzuyu menarik kedua sudut bibirnya sambil menunjukkan sebuah payung lipat.

Namja itu terkekeh kecil. "Lalu kenapa kau menahan dirimu sendiri?"

"Entahlah, ada banyak hal yang membuatku ingin bertahan. Termasuk hujan ini," perlahan ia kembali menatap langit yang mulai gelap. langit mendung tak berawan. Dan hujan yang sepertinya mulai bosan untuk menari di bumi.

Lengang. Hanya suara desiran angin yang mengisi kekosongan diantara mereka.

"Eum, aku rasa aku harus pulang," Tzuyu membuka payung lipatnya sambil melihat Chanyeol yang melirik jam tangannya sekilas.

Chanyeol mengangguk tak keberatan. "Ara," ucapnya meng-iya-kan. "dan berhati-hatilah, Tzuyu.." bisiknya kecil setelah yeoja itu telah menjauh. Ia mengulas senyum penuh arti. Penuh dengan arti.

__

Ckrek~

"Aku pulang.." lirihnya setelah membuka pintu rumahnya sendiri. Satu persatu ia lepas sepatu dan jaketnya.

Sepi. Rumah itu selalu sepi.
Rumah yang sangat luas dan bernuansa romawi kuno itu hanya diisi oleh 2 orang. Tzuyu dan appanya. Tentu saja rumah sangat terasa sepi. Terutama untuk yeoja itu.

"Eh?" Tak sengaja ekor matanya mendapati ada sepasang sepatu asing di rumahnya. Milik siapa? Tapi sepertinya seorang namja. Apa rekan kerja appa? Tzuyu menggumam sendiri penasaran.

"Sudah pulang?" Suara yang terdengar berat itu seketika menyedot perhatian Tzuyu. "Sudah puas melihat hujannya?" Sambung namja itu tanpa menunggu jawaban.

"Kenapa kau ada disini?"

"Aigo.. apakah itu sikapmu kepada teman lama? Seharusnya kau menanyakan kabarku, selama ini aku tinggal dimana, sekolah dimana,"

"Itu tidak penting bukan? Untukmu dan untukku?" Sanggah Tzuyu menghentikan ocehan namja tersebut.

Namja itu tertawa kecil. Membuat ia terlihat semakin tampan. Ia mengubah posisinya dari menyender di tembok menjadi berdiri tegak penuh wibawa. Sorot matanya berubah serius.

TRUST METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang