Chapter 1 - Hari Pertama

6 1 0
                                        

"Ck, mana sih kelasnya? Daritadi gak ketemu-temu.".
Gadis itu berdecak sebal sambil mengedarkan seluruh pandangannya ke seisi sekolah. Ia memutuskan untuk membaca ulang nama-nama yang tertera di jendela di setiap kelas. Aqila memerhatikan seteliti mungkin sehingga ia harus memperlambat jalannya. Toh ini masih pukul 06.30. Dia juga tak akan sampai terlambat masuk kelas hanya karena tidak menemukan kelasnya. Dan sepersekian detik kemudian, dia baru menyadari bahwa ada seorang pemuda ceroboh yang sibuk memainkan ponselnya berjalan cepat menuju ke arahnya. Tabrakan pun tak bisa terelakkan.

BRUK

"Ssh, aduh." Aqila meringis kesakitan. Lalu tak jauh darinya, pemuda tadi memungut ponselnya yang layarnya terlihat pecah. Pemuda itu seperti sedang menahan amarah. Aqila berdiri, pemuda itu juga ikut berdiri. Ia memandangi Aqila dengan tatapan tajam dan dingin yang membuat Aqila tampak risih. Pemuda itu memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu mengepalkan tinju bersiap untuk perang.

"Gantiin. Hape. Gue." Pemuda itu mencondongkan wajahnya dan menatap Aqila yang kini hanya berjarak 5 cm darinya. Aqila hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Gue? Gak salah?." balas Aqila penuh emosi. Pemuda itu tak menjawab yang malah membuatnya semakin terlihat seram. Aqila balik menatap pemuda itu lekat-lekat. Terjadi lomba tatap-menatap diantara mereka sebelum akhirnya Aqila bergerak menjauh dari si pemuda. Tapi lengan Aqila sudah terlebih dahulu ditarik oleh pemuda itu. Aqila hanya bisa bersumpah serapah berharap ada seseorang yang lewat sehingga ia bisa meminta pertolongan. Tapi sayangnya tidak ada. Aqila telat menyadari bahwa kini ponselnya telah ada di tangan pemuda itu.

"Hp gue, eh itu hp gue. Mau lo apain?." Aqila kini histeris sendiri karena mencoba merebut kembali ponselnya.

"Sebelum lo ganti hp gue. Hp lo bakal gue ambil sebagai jaminan." kata pemuda itu dingin.

"Eh, yang nabrak duluan tadi siapa hah? Siapa yang jalan sambil mainan handphone? Gw tanya. Siapa?." Aqila meluapkan seluruh emosinya di setiap kata-kata yang ia sampaikan barusan. "Jawab!." bentak Aqila pada pemuda itu.

Pemuda itu tak membalas dan malah melengos pergi dengan membawa serta ponsel Aqila bersamanya. Kini Aqila mengetahui satu hal bahwa monster di dunia nyata ternyata asli. Aqila mengejar pemuda itu dengan sekuat tenaga hingga akhirnya kehilangan jejak pemuda itu dan berhenti di depan kelas yang belum pernah dia lewati. Kelas itu terlihat tersembunyi karena terletak di bawah tangga, agak kebelakang dan sedikit tertutup oleh uks. Ia mendatangi kelas itu, niat awalnya untuk mencari si pemuda ngeselin yang telah merampas ponselnya. Tapi berhubung dia juga belum menemukan kelasnya ya sekalian saja mencari namanya, siapa tahu ada. Ternyata ada. Aqila masuk ke dalam dan memilih untuk duduk di depan, meja kedua dari pintu dan berhadapan dengan meja guru. Kebetulan kursi yang satu sudah diisi oleh seorang gadis dengan rambut sebahu dan berkacamata.

Aqila duduk di kursinya lalu sejenak melupakan tentang ponselnya. Gadis berkacamata di samping Aqila menyodorkan tangannya formalitas untuk berkenalan.

"Rana." kata gadis itu. Aqila lalu memperkenalkan dirinya juga dan dalam waktu singkat mereka sudah akrab satu sama lain.

Tak lama guru pun datang ke kelas lalu memperkenalkan dirinya. Setelah itu mempersilahkan para murid untuk memperkenalkan diri masing-masing. Mereka hanya disuruh untuk menyebutkan nama dan asal sekolah. Semua murid memperkenalkan diri secara berurutan dari meja paling depan lalu kebelakang dan seterusnya serta terlihat biasa-biasa saja hingga ada satu orang murid yang duduk persis di samping kanan Aqila memperkenalkan dirinya, semua pasang mata tak lepas memandangnya. Murid ini sepertinya sangat istimewa. Saat Aqila benar-benar memandangnya secara utuh baru terlihat bahwa dia bisa dikatakan. Hm...
Perfect.
Kulit putih, tubuh tinggi, rambut rapih, pantas saja semua iri. Mata cokelatnya memancarkan kehangatan yang membuat siapa saja tenang. Hidung seperti seluncuran dan rambut hitam legam.
Wih, calon pacar idaman. Batin Aqila sambil senyum-senyum tak keruan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang