2. Bad Luck

62 8 0
                                    

Rutinitas sekolah Keyra kembali berjalan setelah dua hari libur akhir pekan. Malasnya hari senin adalah ia harus mengikuti upacara bendera yang mengharuskan siswa berdiri selama berjam-jam di bawah teriknya matahari.

     Akhirnya upacara selesai setelah pembina upacara memberikan amanat yang sangat panjang dan lama sehingga membuat para siswa banyak yang mengeluh. Keyra dan siswa lainnya merasa lega ketika upacara sudah selesai. Keyra yang kehausan, mengajak Ara ke koperasi sekolah untuk membeli air minum. Ternyata koperasi sangat ramai dipenuhi para murid yang ingin membeli makanan atau minuman. Ara yang melihat keadaan koperasi sangat ramai menolak untuk ikut masuk ke dalam dan menunggu diluar karena tak mau berdesak-desakkan dengan murid lain.

     Keyra mengambil sebotol air putih lalu segera untuk membayarnya. Karena ramai, untuk membayarnya pun harus mengantre. Dengan sabar Keyra mengantre dan memarahi beberapa murid cowok yang ingin menyalip antrian. Akhirnya ia dapat membayar setelah lama mengantre.

     Di pintu koperasi, Keyra melihat sosok murid laki-laki yang terlihat tak asing dimatanya berdiri di dekat lapangan yang berjarak kira-kira 6 meter dari tempatnya berdiri. Ia seperti pernah melihat sosok cowok itu dari suara dan cara berjalannya. Hingga sosok itu berbalik, ia mengetahui bahwa sosok itu adalah cowok menyebalkan yang menabraknya kemarin di toko buku. Keyra tak menyangka bahwa cowok itu bersekolah di tempatnya bersekolah. Ia bahkan tak pernah melihat cowok itu selama ia menuntut ilmu di sini. Mengapa dunia terasa sempit sekali harus dipertemukan dengan cowok itu lagi?

     Keyra menutup setengah wajahnya dengan tangannya untuk mencegah cowok itu melihat dirinya. Keyra mencari Ara untuk segera kembali ke kelas. Sayangnya, dikeadaan genting seperti ini, Ara malah menghilang dan membuat ia harus mencari Ara terlebih dahulu. Keyra mencari ke daerah sekitar koperasi tapi hasilnya nihil. Ara tidak terlihat dimana-mana. Jika begini, Keyra bisa saja terlihat oleh cowok itu. Bagaimana ini?

     Tiba-tiba saja Keyra seperti ditarik kebelakang dan membuat dirinya tidak seimbang jika saja seseorang tidak menahan tangannya agar tubuhnya seimbang kembali. Keyra membalikkan badan untuk melihat siapa orang yang menarik dan menahan tangannya.

     Bumi seperti berhenti berputar. Dihadapannya terlihat wajah seseorang yang tak ingin diingatnya sejak kemarin. Mengapa cowok itu ada di depannya? Rencana persembunyiaannya gagal dong? Ya Tuhan, siapa saja tolong Keyra dari musibah ini. Ini pasti mimpi. Keyra mencubit pipinya untuk memastikan ini mimpi atau bukan. Sakit! Ini bukan mimpi!

     "Hai Keyra! Kenapa cubit pipi?"

     Keyra tidak sadar apa yang terjadi, melihat banyak murid disekitarnya melihatnya dengan tatapan tanya dan ada juga yang bersiul tidak jelas.

     "Udah kali pegangan tangannya!" teriak seorang murid laki-laki yang membuat Keyra sadar jika tangannya masih ada dalam genggaman cowok di depannya ini. Keyra segera menghentakkan tangannya dan segera berlari menuju kelasnya tanpa meladeni tatapan sekitarnya.

     Sumpah ya, itu cowok pengen gue tenggelemin ke Palung Mariana. Sekalian tinggal disana aja nggak usah balik lagi. Demen banget ngeganggu orang sih, batin Keyra.

       Keyra memasuki kelasnya dan melihat tempat duduk di sampingnya masih kosong. Ia pikir Ara sudah berada di kelas karena lama menunggunya, tapi ternyata Ara juga tidak ada di kelas. Keyra memutuskan untuk menunggu Ara sambil membaca buku di tempat duduknya.

       "Abis ngapain Ra? Kok baju lo basah gitu?"

       Mendengar nama sahabatnya dipanggil, Keyra sontak menoleh ke arah pintu. Dan benar saja, Ara sedang menuju ke arahnya dengan nafas yang terengah-engah.

Crying AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang