Gadis cantik itu berjalan secepat yang ia bisa dengan menggunakan high heels 15cm-nya. Kakinya memang sangat pegal sehabis tampil di salah satu acara, tapi kekesalannya sudah terlalu memuncak hingga kesakitan yang ia rasakan bisa dinomor duakan.
Entah bagaimana caranya, akhirnya ia tiba di sini. Salah satu agensi yang belakangan sangat terkenal karena popularitas artisnya. Setelah bertanya kepada satpam dan beberapa staff yang ia lihat saat masuk gedung, akhirnya ia menuju suatu tempat. Tempat dimana orang yang tengah dicarinya berada.
Tanpa mengetuk atau setidaknya menyapa kepada orang-orang yang tengah sibuk menari itu, dengan gerakan cepat ia melepas sepatunya dan melemparnya tepat pada orang yang akhir-akhir ini membuatnya marah. Dan benar saja kekuatan marahnya itu sungguh dahsyat, sepatunya mendarat dengan dramatis di kepala namja yang tak tahu menahu masalah itu.
"Awwwwwww ..."
"Kim Taehyung-ssi, kita perlu bicara sebentar," katanya setengah berteriak. Ketujuh pemuda yang tadinya menari itu kini sudah menatapnya penasaran. Apalagi si korban sepatu melayang tersebut.
"Naega? Ada perlu apa kau denganku, Irene-ssi? Dan apakah kau tidak bisa mengajak dengan cara yang lebih lembut? Demi Tuhan, kurasa sepatumu hampir membuat kepalaku terluka parah," kata namja itu panjang kali lebar.
"Tunggu sebentar, bukankah kau leader Red Velvet? Kau tahu, aku sangat mengagumimu, Irene-ssi." Seorang namja yang paling bantet mendekati Irene yang justru merasa salah tingkah.
Oh shit, ini pasti pria seksi yang dikatakan Seulgi, batinnya.
"Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" lanjut namja bantet itu lagi.
"Ah, kau benar. Bukankah kau Park Jimin? Aku juga sangat mengagumimu," balas Irene sopan.
"Apakah kau berkepribadian ganda? Bagaimana bisa kau sesopan itu padanya sedangkan baru saja kau nyaris membunuhku?" kata Taehyung semakin tak terima.
"Sudahlah, Tae. Jangan terlalu melebihkan. Kau tak akan mati hanya karena sepatu terbang. Lebih baik segera selesaikan urusanmu dengan Irene-ssi. Tidak baik membuat wanita cantik menunggu," kata seorang yang paling tinggi di antara mereka lagi.
"Ne, arasseo. Aku pergi sebentar, Hyeong."
"Kau melupakan ini," kata namja berkulit seputih salju yang lain sembari memberikan sepatu merah dengan glitter di pinggirannya. Sepatu terbang yang tadi mengenai kepala Taehyung.
"Ikut denganku," kata Taehyung kepada Irene, tak lupa memberikan sepatunya.
"Maafkan kedatanganku yang tidak sopan ini, senang bertemu kalian," kata Irene kemudian membungkuk sopan kepada keenam pemuda lainnya.
Mereka kini sudah berada di sebuah ruangan dengan beberapa meja lengkap dengan komputernya. Ruangan itu tak begitu besar, namun sepertinya cukup aman untuk mereka berdua berbicara empat mata.
"Jadi, apa gerangan yang membawamu datang dan mengamuk seperti orang sakit jiwa?" tanya Taehyung tanpa basa-basi terlebih dahulu.
"Aku tidak mengamuk dan aku juga tidak sakit jiwa!" bantah gadis itu.
"Tapi kau melempariku dengan sepatu runcingmu itu!"
"Itu bukan mengamuk namanya. Ah, sudahlah ... jadi begini, aku minta kau berhenti melakukan hal aneh itu."
"Mwo? Hal aneh? Apa maksudmu?" tanya Taehyung lantaran tak mengerti arah pembicaraan gadis di depannya.
"Aish ... jinjja. Maksudku, berhenti melihatku dengan tatapan mesum itu!" kesal Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Hot Sweet Love
FanfictionVRene ... VRene ... VRene ... Kata itu terus berputar di otakku. Bagaimana tidak, gara-gara tatapan mesum laki-laki aneh itu, orang-orang mulai menjodoh-jodohkan kami. Konyol sekali, bukan? -IRENE- Sungguh ... noona yang berumur empat tahun lebih tu...