[Chapter 1] : Elemen

66 3 0
                                    

Alarm Berbunyi, Cahaya matahari mulai mengusir dingin.

Lim segera bangun, dengan mata coklatnya yang masih terlihat sayu, rambut agak panjang yang acak-acakan dan badan sempoyongan ia berjalan menuju kamar mandi, tak lupa ia menyalakan kompor untuk memanaskan air untuk membuat mie instan.
Selesai mandi ia langsung menyiapkan makanannya, ia selalu menyiapkan kebutuhan rumah sendiri. Karna ia anak yatim piatu, ia tinggal dirumah peninggalan orang tuanya dan dibiayai oleh kerabatnya.

"Hari pertama sekolah..." ia bergumam sambil menyantap mie instan.
Jam menunjukkan pukul 06.15 , "Masih kepagian untuk berangkat nih" ucapnya sambil menyalakan Televisi di depannya, sudah menjadi kebiasaannya makan di depan televisi.

"Hmm, Rawan penculikan, parah lah" . Ucapnya karna tayang berita penculikan di layar televisi.

"Aneh sekali, yang diculik rata-rata remaja sampai orang dewasa. kalau remaja sih wajar, tapi... orang dewasa diculik?. selain itu penculiknya sama sekali tidak meninggalkan jejak... Mengerikan".

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, Lim langsung Bergegas menuju ke sekolahnya.
SMA 1 JauhSekali, salah satu sekolah favorit di daerah itu.
Ia berjalan ke sekolahnya , karna jaraknya tak terlalu jauh.

Nampak keseharian kota belum kembali seperti biasa walau semester baru sudah dimulai. Tidak banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan.
"Sigh. kenapa manusia banyak yang memakai kendaraan bermotor? padahal mereka bisa memanfaatkan kekuatannya kalau dilatih sedikit, Andai aku bisa lancar menggunakannya".
Lim mengeluh melihat keadaan sekitar.

Elemen seperti kekuatan fisik yang perlu dilatih, namun elemen mengandalkan konsentrasi pikiran yang tinggi. Semakin sering digunakan akan membuat tubuh kehilangan tenaga.
Lim selalu kesulitan menggunakan elemennya karna ia selalu dihantui bayangan hitam dipikirannya ketika ia mengeluarkan sedikit saja kekuatannya.

Sesampainya di sekolah, Lim langsung memasuki kelasnya.
Ia masuk di kelas X-B
Namun ia terhenti sesaat memasuki pintu kelas dan melihat sekitar,
"Ada bangku kosong tidak ya...?" gumamnya.
Terlihat teman yang dulu sebangku dengannya saat MOS juga sekelas dengannya, Ia biasa memanggilnya Ucup.
"Hey Lim, Sini kita duduk sebangku lagi" Panggil si Ucup,
"Wah, ok deh" balas Lim.
Pada akhirnya Lim duduk di dengan ucup lagi di bangku nomor tiga dekat pintu.

Bel masuk berbunyi bersamaan dengan murid-murid lain bergegas memasuki kelas.
Tak lama setelah bel berbunyi, suara langkah berat terdengar dari depan kelas.
"Selamat pagi anak-anak!" terdengar suara dari Pria paruh baya di depan pintu.
"SELAMAT PAGI PAK!" jawab anak-anak serentak.
"Nama bapak, Hoed. Bapak disini sebagai Wali kelas kalian sekaligus pengampu mata pelajaran Elemen" ucapnya sambil berdiri didepan.

Bel istirahat berbunyi.

Karna ini hari pertama sekolah, jadi belum ada guru yang memulai pelajaran, hampir semua guru hanya melakukan perkenalan.
Kelas pun menjadi tak terlalu sibuk, kegiatan yang dilakukan hanya pemilihan ketua kelas.

"Semuanya tolong ini di isi!"
Teriak Haq yang terpilih sebagai ketua kelas.

"Apa itu Haq?"

"Hehh Jam istirahat nih!"

Terdengar suara teman sekelas lain dari belakang.

"Ini data pribadi, guru BK yanh menyuruhnya"

Selembar kertas HVS yang berisi pertanyaan-pertanyaan itu dibagikan ke setiap anak.
Lim mengamati setiap pertanyaan yang ada.

"Sial!"
keluhnya dalam hati.

Matanya tertuju pada sebuah pertanyaan yang ada di lembar tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang