Memory child 3

10 2 0
                                    

preview


Banyak hal yang yoon ah dapat dan banyak hal yang yoon ah tidak mengerti selama ini kenapa dia tidak boleh bermain bola basket, dan kenapa hanya dia yang tidak dekat dengan taeil.


Busan 2008 November

Yoon ah berjalan sangat riang sambil menjinjing tasnya, ia tak sabar untuk bermain gitar lagi. Semenjak gitar pemberian pamannya taeil yoon ah punya kesibukan lain selain mengganggu/ ikut bermain basket bersama kelompok laki-laki. Yoon ah tidak pulang sendiri dari sekolah dia bersama 2 saudara laki-lakinya hanya saja mereka singgah di lapangan basket. Yoon ah berjalan kearah rumahnya, dibukanya pagar berwarna biru itu perlahan. Sampai ia didepan pintu masuk rumahnya ia mendengar ibunya menangis.

" apa yang terjadi" batinya . yoon ah tidak jadi masuk dia memutuskan duduk diteras.

" sampai kapan kita merahasiakan ini" ucap ibunya disela tangisnya.

" sampai waktunya" ucap ayahnya frustasi.

" kapan waktunya yeobo, untuk saat ini yoon ah masih saja menurut karna dia masih kecil , tapi saat dia besar nantik dia tidak akan mudah percaya pada kita" ucap ibunya lagi.

" merahasiakan apa? Ada apa sih bawak-bawak nama ku" batin yoon ah yang berada diluar dengan tenang.

" lalu apa yang harus kita lakukan? Memberi taunya sama saja dengan kita membunuhnya park jimin, bagaimana bisa member itaunya saat dia tersenyum berlari kearahku, melompat –lompat dilapangan bersama saudaranya bermain sepeda. Bagaimana bisa, semua yang dia lakukan menggunakan kaki. Apa kau tega mengatakannya kalo dia tidak boleh menggunakan kakinya secara berlebihan begitu apa dia akan mengerti dia akan bertanya lagi. "Kenapa aku tidak boleh memakai kaki ku secara berlebihan? Apa aku sakit?"" ucap tuan jung.

."Aku tak ingin masa kecilnya hanya duduk tenang dan tak ada senyum diwajahnya, anak kita sangat pintar jimin-ah, dia tidak akan mudah percaya begitu saja , aku tau itu. Untuk saat ini kita rahasiakan tentang pennyakit kakinya. Dan jangan bahas ini lagi aku tak ingin anak- anak mendengarnya apa lagi yoon ah." Ucap ayahnya tuan jung. Ibunya mencoba untuk tenang kembali.

Berbeda dengan situasi diluar yoon ah seperti disambar petir walau setiap kata yang di ucapkan ayahnya banyak yang tidak iya ketahui maksudnya tapi kata " penyakit, kaki, tidak boleh secara berlebihan" iya sangat mengerti. Yoon ah diam mematung sampai ia mendengar kalo ayahnya akan keluar, yoon ah berlari kearah samping rumahnya untuk bersembunyi. Tak lama setelah ayahya pergi yoon ah masuk kedalam rumahnya.

" aku pulang" ucap yoon ah.

" oh kau sudah pulang" ucap ibunya menyambut yoon ah dengan senyum khas ibunya.

" oh. Aku lapar eomma" ucap yoon a. ibunya yang mendengar itu berjongkok didepan yoon ah.

" kau lapar? Mau makan sekarang, tidak mau menunggu saudara saudara mu?" Tanya ibunya

" tidak, aku sudah tiddak tahan menunggu mereka, kita makan berdua saja, apa ibu baru siap masak? Kenapa mata ibu berair?" Tanya yoon ah, walaupun ia tau alasanya.

" huh benarkah, mungkin karna ibu merasa lelah setelah memasak, kaja kita makan" ucap ibunya membawa yoon ah kearah meja makan. Yoon ah dudduk dengan tenang sampai ibunya membawakan semangkok nasi.

" wahhh, eomma masak banyak lihatlah banyak sayuran yang berwarna disini, oh eomma banyak sekali masak hari ini" Tanya yoon ah dengan nada senang.

" karna yoon ah sudah capek bermain eomma masak banyak, ditambah lagi yoon ah harus banyak makan sayuran agar energy yoon ah kembali, arraseo?"

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang