Trah

35 2 1
                                    


Iseng-iseng menghibur yang punya yang kayaknya lagi kering bacaan ringan.

Namanya Trah tapi kelakuannya tra(s)h.

Namanya Trah. Trah Mangkunegara. Layaknya buku yang nggak bisa kita nilai dari sampulnya, Trah pun begitu. Sekali dengar namanya yang unik dan khas orang-orang keraton, kita pasti bakal mikir kalau Trah kalem. Dan kalau dilihat dari badannya yang tinggi, tegap dengan rahang kuat dan tatapan matanya yang tajam, Trah terlihat sangat berwibawa. Trah memang kalem dan berwibawa asalkan, sekali lagi gue tekankan, asalkan dia nggak pernah dikasih kesempatan buat ngomong.

Sekali kalian dengar namanya, kalian pasti penasaran. Sekali kalian lihat orangnya―yang gue akui dia 'agak' sebelas dua belas sama Herjunot Ali―jantung kalian mulai berdebar tak karuan. Sekali kalian dikasih senyum, rasa-rasanya kalian ada di surga, tapi sekalinya dia buka suara rasanya kayak dilempar langsung ke nerakanya neraka.

Hmmm... gimana ya mendeskripsikan suara Trah. Hmmm ....

Suara Trah itu... kalian tahu nggak sih bebek karet? Nah! Suara Trah itu kayak bebek karet yang kejepit pintu, kayak Tom Cruise bersuara Donald Duck, kayak Anang lagi nyanyi lagu rock sambil kegencet di KRL. Iya, separah itu.

Omong-omong soal Anang dan KRL gue ada cerita soal dia. Jadi, di samping penampilan Trah yang kalau diibaratkan baju tuh Dolce Gabbana tapi suara kayak baju bekas yang sampai dipakai jadi kain pel di rumah, kelakuannya pun nggak kalah "sampah".

Gue dan Trah sering pulang bareng naik KRL. Kepaksa aja karena sejalur, swear! Malahan kalau bisa gue kepingin menghapus memori-memori tentang Trah dan gue bakal senang banget kalau nggak kenal sama itu orang. Bukannya gimana-gimana ya, soalnya setiap gue pulang bareng sama dia naik KRL, dia pasti drama.

Stasiun pemberhentian gue itu tepat sebelum stasiun pemberhentian Trah. Dan setiap gue turun dari kereta, dia pasti langsung buru-buru menuju pintu kereta dengan menatap nanar pintu yang semakin merapat. Dan setelah ketutup pintunya, dia bakal gedor-gedor pintu sambil teriak, "I love you! I really do! Tolong jangan tinggalin gue!!"

Rasanya kepingin gue sambit lehernya. Masih mending kalau gue cewek, nah ini gue cowok! Kan anj... jay! Demand atas gue kan jadi menurun (udah menjiwai belum nih gue jadi anak IPS?)

Belum lagi kejadian pagi ini. Kelas gue―yang juga kelasnya Trah―kebagian jadi petugas yang menyiapkan perintilan buat upacara. Waktu itu gue lagi meriksa bendera, kali-kali ada yang iseng jahit lambang Slank dan Trah lagi cek sound sambil curhat. Iya, sambil curhat. Dia curhat kalau ceweknya mulai kayak menjauh dari dia. Gue sebagai teman yang baik mengusulkan dia buat nyanyi aja lagunya Anang yang Aku Lelakimu biar ceweknya luluh.

Dan kalian tahu apa yang terjadi?

Yoi, dia beneran nyanyi!

Trah berdeham, mikrofon di depannya berdenging. "Buat Mawar Melati Semuanya Indah, ini lagu buat elo." (Nama ceweknya bukan nama yang sebenarnya ya, tentu saja. Masa depannya masih panjang, kasihan.)

Akulah yang pernah memelukmu erat

Saat kau berpikir mungkinkah berpaling

Akulah yang nanti menenangkan badai

Agar tetap tegar kau berjalan nanti

Sudah benarkah yang engkau putuskan

Garis hidup sudah engkau temukan

Engkau memilihku sebagai lelakimu

Suaranya yang kayak bajaj dikasih rentengan kaleng itu membahana di aula. Ada yang ketawa, ada yang tutup kuping, ada yang diem aja saking speechless-nya (atau karena gendang telinganya terlanjur pecah ya?) Di pojokkan malah gue lihat ada yang muntah-muntah, eh ternyata lagi nggak enak badan aja sih.

Selesainya Trah nyanyi, sorak-sorai langsung terdengar, gue melirik ke arah Mawar Melati Semuanya Indah yang wajahnya semerah kepiting rebus dengan mata berkaca-kaca. Mungkin siap mau mutusin Trah karena saking malunya.

Dan hening langsung menyapa ketika kepala sekolah berucap, "Trah, ke ruangan saya sekarang!"

Trah memang tolol sih, nyanyi kok waktu upacaranya mau dimulai, ditambah kepala sekolah yang sudah siap di tempat. Kan stupid.

"HAHAHAHAHA. Goblok!"

"Orion! Ikut ke ruangan saya juga!"

Astaghfirullah... gue keceplosan.

Pesan yang bisa diambil dari cerita ini adalah jangan pernah punya teman bernama Trah yang kelakuannya kayak sampah kalau nggak mau kena bau busuknya.

Gue Orion melaporkan dari tempat kejadian perkara.

Soda GembiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang