Sugawara-san

1.2K 120 43
                                    

"Kageyama, apa kau sudah dengar?" Hinata menatap botol minumnya dengan sedih. Berjarak beberapa meter Daichi melirik.

"Hm?" Gumaman Kageyama hampir teredam suara Pelatih Ukai yang meneriaki Yamaguchi karena gagal menerima bola.

Hinata melihat pada wajah cerah Sugawara yang sedang mengamati Nishinoya saat menerima spike. Dan ketika berpaling untuk melihat wajah Kageyama, Hinata tak sungkan memperlihatkan wajah sedihnya. "Kemarin malam, aku mendengar Sugawara-san meminta Pelatih untuk memilihmu untuk menjadi setter tim inti." Nyali Hinata menciut ketika Kageyama memasang wajah sangat tidak bersahabat. "Bu-bukan maksudku menguping, kemarin-"

"Aku akan bicara dengan Pelatih!" Kageyama berdiri dan berjalan mendekati Pelatih Ukai yang sedang berbicara dengan Kiyoko. Sebelum Kageyama berteriak meminta perhatian, Daichi sudah menarik tangannya dan membawa Kageyama keluar ruangan.

Hinata merinding melihat wajah Daichi, namun akhirnya tetap ikut keluar. Disusul oleh Asahi dan Nishinoya.

Daichi memasang wajah tegas. "Memangnya apa yang ingin kau katakan pada Pelatih? Menolak menjadi setter Tim Inti dan memaksa Sugawara menggantikanmu? Atau kau ingin mengusulkan pertandingan agar pelatih menilai kalian secara adil?"

Hinata dan Asahi gemetaran mendengar suara Daichi yang tenang namun mencekam.

"Iya. Aku tidak bisa menerima jika Sugawara-san mengalah begitu saja padaku." Kageyama menjawab dengan berani. "Sugawara-san lebih berpengalaman. Lebih mendapat kepercayaan anggota. Harus ada pertandingan secara adil."

Daichi menatap mata Kageyama. Lurus dan tajam. "Apa kau meragukan Sugawara?"

Kageyama merinding. Terpaku ditempat tidak bisa bicara apa-apa.

Nishinoya yang berdiri dibelakang bersama Asahi dan Hinata melangkah maju, memukul keras punggung setter muda. "Kageyama, jangan meremehkan semangat anak kelas 3. Suga-san mengusulkan dirimu pada melatih bukan karena dia merasa kalah dengan bakatmu."

Asahi juga mendekat. Tersenyum ketika berbicara. "Sugawara percaya, bahwa dengan bakatmu tim kita memiliki banyak peluang untuk tetap berdiri di lapangan. Asal tetap bertanding, kemungkinan untuk bermain bagi Sugawara pun juga semakin besar. Jadi kita harus kuatkan tekat dan terus menang."

Nishinoya memukul punggung Asahi berkali-kali dengan wajah bahagia. "Aku tidak menyangka Asahi-san bisa bicara soal tekat."

Hinata bisa merasakan nyeri dipunggungnya sendiri saat melihat Asahi menggeliat kesakitan.

"Tapi, aku..."

"Kageyama." Hinata berjalan mendekat dan berdiri di samping Kageyama. "Kita harus menang. Semangat Suga-san tidak kalah besar dari kita." Ucapnya mantap. Memberi dorongan semangat.

Sekilas, Kageyama merasa malu dengan tingkah Hinata yang memperhatikan dirinya. Dan.. "Hinata bodoh! Untuk apa kau menyemangatiku! Yang membuat semua keadaan ini kau!" Kageyama menarik baju bagian depan Hinata.

"HEEEHHH?" Hinata teriak tidak terima.

Nishinoya dan Asahi manggut-manggut.

"Jika bukan karena Hinata mengadu pada Kageyama, kita tidak akan diluar saat ini." Asahi bicara sambil memijit tengkuknya.

"Heh? Asahi-san juga menyalahkanku?"

"Yang terpenting," Daichi kembali bersuara. "kita harus berjuang dengan semangat." Yang lain menjawab dengan serempak. "Dan di hari kita bertanding melawan Nekoma nanti, aku ingin minta tolong."

"Memangnya apa yang kalian rencanakan?"

Mereka berempat hampir berteriak karena terkejut akan kehadiran Kiyoko yang tak terduga.

Sugawara-sanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang