Heroine : Jeon Wonwoo
Dengan dahi yang mengernyit, pemuda itu menggerakkan kepalanya lemah. Mulanya hanya goyangan kecil, hingga lama-lama menjadi gelengan kuat. Kini matanya mengerjap. Ia belum terbiasa menerima sorotan cahaya dengan intensitas sebesar ini. Sebab itu, ia menggunakan sebelah tangannya untuk menghalau sinar yang masuk ke dalam pupilnya. Entah mengapa, untuk beberapa saat ia merasa tenang menikmati bias-bias hangat yang lolos melalui sela-sela jarinya – tepat ketika beberapa detik kemudian ia tersadar, ia tengah berada di sebuah tempat asing.
“Hah?” gumamnya.
Saat ia mencoba bangkit, rasa sakit menjalar tiba-tiba, dari perut ke seluruh bagian tubuhnya. Alhasil, ia pun kembali merebahkan punggungnya pada ranjang yang terasa keras – walaupun tidak setajam batu cadas – dan membuatnya tidak nyaman.
Di dalam kepalanya berputar-putar beberapa pertanyaan, seperti, bagaimana ia bisa berakhir seperti ini di tempat ini, juga, siapa yang telah membawanya kemari. Hanya itu-itu saja, tidak sampai membuatnya mempertanyakan siapa dirinya, sebab ia masih mengingatnya dengan baik.
Jeon Wonwoo, 19 tahun, idol.
Lihat? Setidaknya ini bukan amnesia, dan mengetahui fakta kecil tersebut mampu membuatnya menghela napas lega.
Namun, bagaimana dengan sisa misteri yang belum terpecahkan?
“Oh, Jeon Wonwoo-ssi?”
Mendengar namanya disebut sontak membuat kedua daun telinganya berdiri tegak. Ia merasakan kehadiran sosok lain di dalam ruangan tempatnya berada sekarang. Benar saja. Begitu bola matanya bergulir ke sudut, didapatinya seorang wanita berpakaian serba putih tengah berdiri beberapa senti dari ranjangnya. Tangan perempuan itu disilangkan di depan dada. Sebuah posisi pengamatan mendetil.“Ya?” sahut Wonwoo patuh, meskipun di dalam hatinya ia mendesis kecil, ada kejadian apa sampai-sampai ia harus berurusan dengan dokter?
“Syukurlah kau sudah sadar,” ucap perempuan itu. Wonwoo membalas sekenanya dengan menyungging senyum kecil.
“Kau mengalami sedikit masalah di lambungmu – apa kau sudah merasakannya? Seperti, nyeri dan mual berlebihan? Aku yakin kau tahu soal hal itu. Yah, karena itulah kau akan tinggal disini selama beberapa waktu sampai kondisimu membaik kembali.”
“A – apa yang sudah terjadi padaku?”
“Kau dilarikan kemari setelah kesakitan hebat semalam. Teman-temanmu bilang kau berteriak seperti kesetanan sambil memegang perutmu – kau tidak ingat, ya?”
Wonwoo melengos. Melihat respon tersebut, si dokter menggumamkan beberapa kata tanpa benar-benar bermaksud untuk memberitahukannnya pada Wonwoo.
“Oh, dan, selebihnya aku sudah memberitahu perusahaanmu agar kau dititipkan padaku sampai kau sembuh total. Aku harap kau betah disini.”
Sebelum perempuan berambut hitam gelap itu benar-benar pergi, Wonwoo mengerahkan segenap tenaganya untuk meraih tangan si dokter yang melenggang bebas dan menyuarakan pertanyaannya,”Kira-kira sampai kapan?”
“Ya?”
“Sampai kapan aku harus tinggal disini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN's Tale
FanfictionSEVENTEEN's random and almost canon stories 》find the muse by yourself. Notice : 1) The story is merely a fan fiction and written in Bahasa; 2) The rated story will be tagged as "MATURE". Those who haven't gotten the permission to read are prohibite...