Caca menghembuskan asap rokoknya.
Sangat besar resikonya bila ada orang yang melihatnya sekarang. Bagaimana tidak, sudah membolos pelajaran IPA, merokok di sekolah pula.
Dan lagi-lagi, belakang gudang menjadi tempat pilihan Caca.
"Ca? Lo disini?" tegur sebuah suara yang sontak membuat Caca tersentak.
"Lo, ngagetin aja. Gue kira siapa, ngapain Yo?" ujar Caca.
"Sama kayak lo lah," jawab Tio.
"Nyebat?" tawar Caca.
"Gue bawa sendiri kok," jawab Tio.
"Rokok lo LA?" tanya Caca sembari melirik ke arah Tio yang sedang mengeluarkan koreknya.
"Iya, lo apa?" tanya Tio.
"Gue malboro, tapi gue akui lebih enak LA sih," ucap Caca.
"Emang sih, lebih enteng,"
Caca menjawab dengan anggukan dan terjadi keheningan di antara mereka.
Hanya asap rokok yang sesekali berhembus.
"Gue denger lo jadian sama Vier?" tanya Tio memecah keheningan.
"Ya gitu lah," jawab Caca.
"Bukannya lo bilang, lo gak akan jadian sama itu bocah OSIS?" goda Tio.
"Inget aja lo, njing," gumam Caca namun cukup keras untuk di dengar Tio.
"Hahaha, kena omongan lo sendiri kan," goda Tio.
"Kampret,"
"Tapi gue gak yakin sih lo beneran suka sama dia," ujar Tio.
"Idih sok tahu banget lo Yo, apa-apaan,"
"Demi apa, taruhan?" ajak Tio.
Setelah memetikkan abu rokoknya,
"Iya deh. Gue emang mainin dia. Cuma awalnya gue gak nyangka dia bakal nembak gue Yo," jelas Caca.
"I knew it!" seru Tio menghisap rokoknya.
Dan lagi-lagi, terjadi keheningan di antara mereka.
"Gue juga lagi ada masalah," ungkap Tio.
"Tumben lo curhat ke gue?"
"Yaudah kalau gak mau dengerin gue," cetus Tio.
"Anjing baperan lo. Jadi?"
"Gue bisa aja drop out Ca,"
"Kok bisa?" tanya Caca santai.
"Gue drop out lo cuma bilang kok bisa? Seriusan, Bromo sama Satya aja heboh,"
"Hehe, terus apa alasannya lo terancam DO?" tanya Caca.
"Gue ngelempar jendela pos satpam SMA Boscha, ternyata ada cctv dan gobloknya gue gak pake helm," ucap Tio.
"Bego di pelihara. Lo sendiri?"
"Iya gitu. Gue gak akan di DO kalau aja nilai gue bisa bagus. Kalau nilai gue tetep aja segitu, gue bakal di DO. Poin gue disini udah banyak Ca, kebanyakan berantem gue,"
"Yo, lo itu udah kelas 12. Sampe lo di drop out mampus aja lo gak bisa sekolah lagi, mana ada SMA yang mau nerima anak drop out di saat bentar lagi dia lulus?" ucap Caca.
"Gue juga mikir gitu Ca, udah lah gue istirahat dulu nakalnya. Fokus belajar dulu," ujar Tio.
Caca menghisap kembali rokoknya sedangkan Tio melemparkan rokoknya. Tetapi sebelum Tio menginjak rokoknya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Wird Uns Nicht Sein
Teen Fiction(n)Es Wird Uns Nicht Sein : tidak akan menjadi "kita" Ya. Johannes Wiragana Yezkiel dan Stephanie Rahmadita Calista. Dua manusia yang di ciptakan hanya menjadi masing-masing pribadi, bukan untuk bersatu. Hey, belum tentu juga kan? everything is p...