BRUK!
“Mohon jangan mendekati pintu kereta karena kereta akan segera berangkat…”
Bunyi sirene kereta menyadarkanku. Aku membuka mataku dan mendapati Baekhyun yang terbaring di bawahku.
“Baekhyun!” ucapku kaget lalu membantu dia berdiri.
“Kamu itu bodoh, ya! Masuk kereta yang sudah hampir ditutup pintunya! Aku cemas tahu!”
Baekhyun memarahiku tapi aku tidak peduli. Air mataku menetes deras, dan aku tak sanggup mengucapkan kata maaf. Aku merasa bodoh karena aku sudah melakukan kesalahan yang mungkin bisa membuatku terluka parah karena besi-besi itu tapi aku terpikirkan kata lain. Aku tak mampu menahan perasaan ini, aku ingin mengatakannya dengan jelas. Kupandangi matanya yang tertutup kaca dan aku berusaha berbicara agar dia tidak mengabaikanku seperti biasa.
“Aku suka!”
Suasana hening. Yang kudengar hanya detak jantungku yang berdegup kencang. Tunggu dulu, kenapa jantungku berdegup kencang? Apa yang barusan kukatakan??
“Taeyeon?” Baekhyun bertanya dengan penasaran.
“A… aku… maksudku..” ucapku terbata-bata. “Maksudku… Aku suka foto! Ne, aku mengejarmu karena aku ingin melihat foto bersamamu!”
Apa alasanku terlalu dibuat-buat? Kumohon, percayalah, percayalaah!
“Oh…” ucap Baekhyun salah tingkah. “Kupikir kau bilang padaku kalau kau suka padaku”
Ya Tuhan. Benar-benar tidak kusangka. Baekhyun akan percaya ucapanku padahal argumen dia sebelumnya 100% tepat.
Kami memutuskan untuk pergi ke pameran bersama. Telat satu setengah jam dari waktu yang dijanjikan, tapi rasanya senang bisa melihat pameran foto bersama Baekhyun.
“Tadi maaf, ya… Aku SMS kamu kemarin malam… ternyata salah nomor…” ucapku
“Ah, tak apa. Lagipula, HPku tertinggal di rumah. Aku takut kamu datang ke taman saat aku mengambil HP” jelas Baekhyun.
“Jadi, karena itu kamu terus menunggu?” tanyaku dengan rasa kasihan. “Seharusnya kau ambil saja Hpmu…”
“Gwechanna… Aku pikir kamu bukan orang yang suka mengingkari janji… karena itu aku tetap yakin kamu akan datang… Betul, kan akhirnya kamu datang?” ucap Baekhyun sambil tersenyum.
Aku mengangguk dan membalas senyumannya. Aku suka sekali berada di sisi Baekhyun… Itu semua karena cowok berkacamata pendiam ini… yang aku tahu dia bukan orang jahat. Hanya aku yang tahu.
Pameran foto tidak seramai pagi karena sekarang jam makan siang. Beberapa staff juga ada yang makan siang, aku dan Baekhyun jadi bisa melihat foto dengan tenang.
“Wah, foto langit ini keren!” ucapku sambil menunjuk salah satu foto di pameran itu.
“Wah, Baekki!” terdengar suara berat seorang laki-laki.
“Appa!” ucap Baekhyun. Tapi Baekhyun tidak didengarkan, laki-laki yang dipanggil ‘Appa’ oleh Baekhyun itu malah melotot padaku.
“Ini temanmu, Baekki? Manisnya!” ucap laki-laki itu lalu mendekat padaku tapi dihalangi oleh Baekhyun.
“Appa mabuk lagi, ya” ucap Baekhyun tenang.
“Haha, tapi nggak terlalu, kok” ucap ayah Baekhyun.
“Dia Kim Taeyeon, teman sekelas sekaligus teman sebangkuku” ucap Baekhyun memperkenalkanku. Aku masih speechless.
“Jadi ini temanmu? Ini pertama kalinya Baekki bawa teman perempuan kemari. Aku ayah Baekhyun” ucap ayah Baekhyun sambil tersenyum.