#WARNING!! Typo bisa saja bertebaran!
Prologue
Semilir angin musim semi berhembus, menyisakan hawa-hawa dingin yang seolah mampu menembus pori-pori kulit.
hanya hembusan angin yang orang-orang pikir akan membangkitkan rasa dingin disekitar mereka, namun tidak bagi gadis yang mengeratkan genggaman tangannya yang kian memerah pada ujung sudut meja, keringat dingin mulai menetes mengaliri pelipis wajahnya.
Baginya, ini bukan hanya karena semilir angin yang berhembus, tetapi karena 'mereka' akan hadir dan semakin mendekat untuk berkumpul.
Suara detakan jarum jam dinding begitu terdengar, seolah-olah memberitahukan waktu kini benar-benar berjalan semakin lama semakin cepat memberitahukan bahwa tetesan dari langit itu akan runtuh dan menyisakan kegelapan.
Hujan akan segera turun.
Ketukan yang dihasilkan dari pergerakan sepasang sepatu di bagian paling depan itu juga kini bergabung dengan suara gemuruh dilangit yang masih cerah untuk mendominasi pendengaran.
Bukan, dia bukan seseorang yang mampu mendeteksi atau mempekirakan
cuaca. Namun, dibalik semua yang ia tahu ia hanya mampu merasakan, merasakan apa yang sebentar lagi akan mampu ia lihat.Ia benci hujan, sungguh.
"Kenapa, Prill?" Sentuhan pada pundak kirinya membuat gadis itu mengerjap lalu menghela nafas lega bahwa sentuhan itu bukan merupakan salah satu dari 'mereka' yang ia takutkan, namun dari teman sebangku, Anggi.
Anggi, hanya satu dari puluhan murid didalam kelas yang selalu menyaksikan keanehan gadis yang duduk di sebelahnya ber-nametag Prilly Nandita itu. Entah Anggi terganggu atau justru merasa penasaran karena kegelisahan Prilly hari ini.
Matanya mengikuti pergerakan manik cokelat Prilly yang menatap keseluruh ruangan kelas tanpa memperhatikan objek penting yang sedari tadi menulis pada papan tulis putih di depan kelas.
Prilly hanya menggeleng menyisakan jawaban untuk Anggi. Prilly bukan tipe teman sekelas yang sombong atau mengisolasi diri terhadap teman-temannya yang lain, ia tahu maksud teman sebangkunya itu baik menanyakan keadaannya kali ini.
Namun, bukankah tidak mungkin jika ia mengatakan hal sebenarnya yang membuatnya bersikap aneh karena saat ini indera pengelihatan dan pendengarannya di usik oleh 'mereka' yang selalu saja berdatangan ketika langit menanti hujan?"Sebentar lagi akan hujan," Anggi tercegang, lalu menatap langit melalui jendela yang terbuka, dan langit masih cerah.
Anggi bergirik ngeri sendiri, bukan salah teman-teman sekelasnya yang selalu mengatakan bahwa Prilly memang gadis yang aneh. Pikirnya, bagaimana mungkin langit yang masih cerah di musim semi mampu meruntuhkan tetesan dari langit itu secara tiba-tiba bahkan saat tak ada gemuruh apapun yang terdengar.
Ia kembali memilih menatap pria paruh baya yang sempat ia hiraukan setelah melihat Prilly lagi-legi tertunduk memegang jari-jari ditangannya erat secara bergantian.
Anggi akan cukup mengerti sikap Prilly yang terkesan pendiam karena beberda dari teman kelasnya yang lain, tapi disisi lain karena sikap aneh Prilly juga terkadang-kadang membuatnnya ngeri sendiri. seperti melihat Prilly ketakutan, menghindari pandangan kearah manapun ketika kelas sedang kosong.
"Jangan kumohon jangan," desis Prilly hampir tak terdengar. Lagi-lagi membuat Anggi menoleh kearahnya, menatap Prilly yang kini terus-terusan bergumam sambil sibuk menulis sesuatu dibukunya dengan kasar, atau lebih tepatnyanya mencoret-coret buku itu.
Semakin di perhatikan, coretan Prilly pada buku-buku itu semakin tak karuan bahkan menghasilkan suara robekan serta pertemuan antara pulpen dan meja kayu itu.
Bukan tanpa alasan, Prilly hanya mencoba menghindari rasa ketakutannya tanpa mengendalikan diri untuk tidak menghancurkan buku tulis miliknya.
Sekali lagi Prilly membuat orang-orang disekitarnya menatap heran ketika ia tiba-tiba memekik sambil menutup telinganya rapat-rapat.
Suara bisikan-bisikan mencemooh pun mulai terdengar ditujukan untuknya hingga sebuah suara bariton itu menginterupsi, "nona Prilly, apa yang kamu lakukan?" membuat Prilly tersadar dan menatap sekelilingnya,
sehabis ini pasti ia akan mendengar orang-orang menyebutnya gila, lagi.
"Oh Tuhan! Makhluk apa ini!?" Jeritan salah seorang siswi yang mendekat dan melihat kearah Prilly, tepat kearah mejanya yang kini terukir gambar abstrak makhluk kecil yang mengerikan.
"Sansaqueenas," ujar Anggi pelan dengan nada gemetar sambil jari-jarinya menyentuh ukiran huruf kanji yang terpahat di atas meja Prilly.
Manik hitamnya menatap Prilly yang juga nampak kebingungan dengan 'karya' yang baru saja ia buat bergantian menatap langit diluar sana yang tampak menggelap, suara gemuruh dari langit menyamakan suara gundam yang memekakan telinga.
Tetesan air dari langit runtuh. Prilly benar, dan kini hujan itu benar-benar turun.
Anggi tak akan bingung lagi untuk mengerti sikap aneh yang ditunjukan Prilly selama ini, karena sekarang ia mulai mengerti.
Prilly dilahirkan bukan untuk menjadi gadis yang aneh, dan pendiam biasa, namun Prilly terlahir dengan penginderaan yang tak semua orang miliki dan menyebabkan dia adalah satu di antara seribu orang yang dilahirkan untuk menjadi seseorang yang istimewa.
-#-
#Soon (Chap 1)
-"Apa kamu mau seperti ini terus? Menjadi seorang dukun seperti yang nenek kamu lakukan sehingga kamu menjadi seperti ini, huh?" -
-"Huss- huss- anak baik, aku mohon. Pergi ya? Aku kebelet, Plis!" -
-" Dibilik ujung toilet ini, banyak yang bilang ada penghuninya. Bau anyir, ditambah keran yang menyala sendiri." -
-"Selamat pagi, semua. Perkenalkan, nama saya Prilly Nandita. Saya harap kita semua bisa jadi teman baik, mohon bantuannya." -
-"Oh! Cowok itu, dan- bukannya cewek itu bukan manusia?"-
-#-
*Sansaqueenas; tidak memiliki arti penting secara kamus bahasa Indonesia, mengingat ini adalah fiksi Fantasy-Horror, kata itu saya pastikan menjadi kalimat kunci (penting) dalam cerita ini.
Pastikan ingatan kalian ketika membaca per-chapter, kejadian dan tokoh-tokoh cameo bisa menjadi tokoh penting untuk Prilly kedepannya.
Sebenernya, saya agak ragu update cerita ini, bukan cuman masalah yang terletak pada genre yang mungkin nggak semua readers bisa suka. but, meskipun ini lebih kayak misteri kalian masih bisa dapetin roman dari Ali-Prily kok ^^
P.S. cerita ini nggak ada waktu khusus untuk update, akan selalu saya update kalau ada waktu senggang. Jadi, bisa dibilang bahwa cerita ini bisa saya update kapan pun tanpa pemberitahuan :p
Byebye, sampai ketemu di chapter 1!!

KAMU SEDANG MEMBACA
[NF] The Times
HorrorDunia bukan hanya berisikan makhluk yang mampu terlihat dengan mata telanjang. di dunia, mereka tak pernah menyadari hal-hal lain yang tak pernah mereka lihat. kecuali pada mereka yang istimewa, mampu melihat hal-hal tak kasat mata, di alam yang ber...