Letter For You

1.1K 54 2
                                    

"Hai Kookie!"
Aku masih tetap ingin memanggilmu dengan sebutan begitu, meskipun aku tahu, kau tidak suka dengan panggilan begitu.

"Namaku bukan Kookie!" protesmu setiap aku memanggilmu begitu.

"Aku tahu. Namamu Jeon Jungkook," jawabku.

"Ya. Tepat sekali. Tahu kamu artinya Jungkook? Artinya cahaya. Di mana-mana orang membutuhkan cahaya. Juga kau! Karena itu jangan coba-coba menyepelekan si Jungkook ini!" katamu angkuh.

Cih! Sombong sekali kau! Tetapi, aku tidak mau memanggilmu dengan nama asli itu. Aku lebih suka memanggilmu dengan nama julukanmu. Nama itu pun kudengar dari 'gank rumpi' (itu julukan yang kau berikan untuk mereka berempat bukan?), ketika aku baru masuk di kampus kita. Waktu itu aku ikut-ikutan duduk dengan teman-teman sekelas kita di halaman kampus.

"Mudah-mudahan si Kookie tidak masuk lagi hari ini," gumam Zahra

"Mudah-mudahan saja. Kita jadi aman," sambung Fitri

"Iya. Aku sebal kalau ada dia. Bayangkan saja kemarin rambutku ditempelinya dengan permen karet bekas kunyahannya. Aku harus merelakan rambutku dipotong. Ugh, kenapa sih dia tidak dikeluarkan saja dari kampus ini," Jane menimpali dengan nada geram.

Aku jadi heran. Kok dari tadi si Kookie saja yang jadi bahan pembicaraan. Kenapa sih, dia? Yang mana sih, tampang dia itu? Kok dinamakan si Kookie?

"Uh, kamu belum kenal saja. Yah, walaupun wajahnya tampan sebab dia keturunan korea, tetapi wajah tampannya itu tertutupi dengan sifatnya yang usil dan suka mengganggu perempuan" jawab Vita, ketika aku menanyakan hal itu.

"Kenapa kalian tidak melawannya?" tanyaku.

"Siapa yang berani?" sahut Zahra.

"Di sini dia ketua anak-anak nakal, biang kerok, dan juga dia cucu dari pemilik kampus ini" sambung Jane

Uah, aku jadi penasaran betul ingin tahu yang namanya si Kookie itu. Pada saat itu juga datang sekelompok pengendara bermotor yang masuk ke halaman kampus.

"Nah, itu dia si Kookie" kata Fitri menunjuk ke arah seorang lelaki yang sedang duduk diatas motor besar berwarna silver sambil memakan kue cookies.

Kukira karena kue cookies itu kamu diberi julukan si Kookie oleh teman-teman kita. Eh, ternyata karena saat kecil kamu takut dengan salah satu tokoh kartun Elmo yang bernama Kookie Monster. Pantas kamu perotes ketika aku ikut-ikutan memanggilmu begitu.

"Saat itu aku masih kecil, sekarang aku sudah besar untuk apa aku takut, cih!" bantahmu setiap kali aku mengungkitnya.

Ketika Vita asyik menceritakan segala dosa-dosa yang telah kamu perbuat terhadap anak perempuan selama ini, tiba-tiba kami mendengar suara tawa yang cukup keras. Aku menoleh. Ternyata suara tawa itu berasal dari kamu dan teman-temanmu,

"Kali ini siapa lagi korban yang diganggunya," gumam Jane dengan kesal.

Baru saja Jane menutup mulutnya, sudah terdengar suara jeritan perempuan. Rupanya kamu dengan sengaja menaburkan kue cookiesmu diatas kepala perempuan itu, lalu tidak hanya itu saja yang kamu perbuat, kamu juga mengganggu perempuan itu dengan pura-pura ingin menabraknya dengan motor silvermu yang ukurannya besar. Perempuan itu mencoba menghindar sementara kamu terus mendesaknya sambil tertawa. Padahal kamu tahu di belakang perempuan itu ada semak-semak, tetapi kamu dengan sengaja berbuat begitu agar perempuan itu terjerembab ke dalam semak-semak. Melihat itu aku jadi marah. Tanpa pikir panjang aku menghampirimu, lalu menarik bajumu agar kamu menghentikan perbuatanmu itu. Kamu berhenti tertawa, lalu menoleh ke arahku dengan wajah yang mengeras.

"Siapa kamu? Berani-beraninya melawanku? Apa kamu tidak kenal siapa aku, hah?!" bentakmu, tetapi aku tidak takut.

"Aku tidak peduli siapa kamu. Aku tidak suka dengan sikap semena-menamu itu" jawabku menantang.
Kamu makin geram.

Kamu turun dari motor silvermu dan menghampiriku dengan tangan yang mengepal. Kamu ingin mencengkram pundakku, tetapi aku yang lebih dulu memelintir tanganmu, lalu dengan cepat aku menendang kakimu hingga kamu terjatuh.

.

.

.

.

.

.

.

Ini cerita pertamaku di wattpad, aku masih pendatang baru.. Jadi maaf klo ada typo, bahasanya aneh dan kesalahan lainnya..

Sebenarnya masih ragu buat publish cerita ini tapi menurutku tidak salah juga mencoba, klo banyak yang baca Alhamdulillah klo sebaliknya ya berarti aku harus belajar lebih banyak lagi..

Cerita ini terinspirasi dari cerpen yang aku baca pas lagi SD.. Aku lupa nama cerpennya Hoho 😥

Makasih bgt loh yang udah nyempetin baca dan ngevote cerita abalku ini 😊😍😘

Letter For You (Jungkook Imagine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang