Two

63 6 0
                                    

Bau amis telur bercampur bau khas kopi menyeruak masuk melalui indra penciumannya. Baju seragam yang mulanya bersih, sekarang telah menjelma menjadi pakian kotor yang tidak dicuci berabad-abad, bau! Jangan lupakan tepung yang menghiasi rambut dan wajahnya, di depan sana. Beberapa meter darinya segerombolan pemuda tampan, hitz, dan kaya sedang tertawa terbahak-bahak melihat hasil kerjanya yang sangat bagus.

Segerombolan pemuda itu masih saja tertawa terbahak-bahak hingga tak menyadari target mereka yang sudah ada didepan mata. Kerena tawa segerombolan pemuda itu yang maha dahsyat, seluruh siswa-siswi yang baru datang berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi segerombolan itu dan targetnya.

"Minggir!" HENING! Suasana yang tadinya sudah mirip seperti pasar tradisional langsung berubah seperti dikuburan sunyi, sepi, dan mencekam. Bahkan, pemimpin segerombolan itu juga ikut terdiam. Marveolus! Amazing! Amazing!

"Weh apa maksut lo?!" ini suara ketua segerombolan pemuda tadi, siapa lagi kalau bukan Alta. Dan targetnya? Sudah pasti Artha! Lalu siapa yang menghentikan aksi tadi? *baca aja sampe abis!*

"Heh budeg! Mau lo bawa kemana rival gue?!" ucap Alta pada seseorang yang membawa Artha menjauh dati lingkaran setan tadi. Bukannya berhenti, seseorang itu malah tetap melenggang pergi menjauhi segerombolan itu.

Seseorang itu menarik lengan Artha menjauh dari kerumunan itu. Menariknya menuju suatu tempat dimana hanya ada kendaraan-kendaraan yang mengantar para murid-murid, staf, guru, dan karyawan kesekolah. Apalagi kalu bukan parkiran.

"Lah kita ngapain kesini?" ucap Artha dengan sejuta kebingungan yang berkecamuk dalam dirinya.

"Mau nganterin lo!" ucap seseorang yang telah menolong Artha tadi dengan pandangan mata yang susah diartikan.

"Naik apa? Mobil ini?" dengan polosnya, Artha bertanya pada seseorang yanng telah menolongnya tadi.

Seseorang itu terkekeh geli mendengar ucapan Artha yang kelewat polos itu "Ngga, kita naik karpet terbang! Ya iyalah!" dengan girang seseorang itu membukakan pintu untuk Artha masuk.

"Ehh, tunggu!" ucapa Artha panik saat seseorang itu mendorong tubuhnya kedepan, mendorong masuk tubuh Artha. "Nanti mobil kamu kotor!" ucap Artha lagi, memang benar saat ini kondisinya kotor, sangat malahan. Artha juga berpikir kalau orang ini akan membullynya juga, sama seperti Alta. Dan kalian tau apa reaksi seseorang itu setelah Artha mengucapkan padanya bahwa dirinya kotor?

"Astaga! Lo lucu ya! Kalo mobil kotor ya dicuci! Palingan juga cuma 15.000 kalo di tukang cuci!" ini lah reaksi seseorang itu, tertawa terbahak-bahak. Aneh pikir Artha.

Dengan sangat tidak terpaksa Artha diantar pulang seseorang itu. Selama perjalanan, Artha hanya diam membisu. Membiarkan keheningan menyelimuti dirinya dan seseorang itu. Entah darimana asalnya orang itu, hingga ia dapat mengetahui alamat rumah Artha tanpa Artha beritahu. Artha mengucapkan terimakasih dan melenggang masuk kedalam rumah minimalis milik orangtuanya. Dan bodohnya ia lupa menamakan nama seseorang itu.

*

"Eh Ta, itu Alka kenapa berubah gitu sih?" ucap Aqeel sembil menyeruput jus jeruk miliknya pada Alta, saat ini Alta cs sedang berada di markas mereka.

Aqeel? Aqeel Nathan Arzayn, salah satu dari 3 sohib Alta. Aqeel ini tampan, cerdas, hitz, dan kaya pastinya. Sayangnya, Aqeel ini suka sengklek kadangan sama seperti kembarannya. Kembar? Ya, Aqeel kembar. Agil Fathan Arzayn, atau yang biasa dipanggil Agil ini juga tak kalah tampan, cerdas, hitz, dan kayanya dengan Aqeel. Jika dibandingkan dengan Aqeel, Agil lebih dewasa sedikit.

"Ga tau" ucap Alta singkat menjawab pertanyaan Aqeel tadi.

"Singkata amat sih Ta! Lo ga mau berubah gitu?!" kali ini Arka yang berucap. Arka? Ya, Arkana Abrisam Anggoro, atau yang biasa dipanggil Abi ini yang paling gesrek kalo udah ngumpul dimarkas semacam ini, tapi Abi akan berubah seperti singa yang baru saja melahirkan jika ia diganggu dalam pelajaran. Seperti yang lainnya, Abi juga tak kalah tampan, hitz, kaya, dan cerdas.

"Abi goblok ya Tuhan!" ucap Aqeel gemas mendengar pertanyaan Abi pada Alta barusan.

"Gue pinter! Gue cuma heran Alta pas ngomong sama kita sama pas ngomong sama orang lain sama aja. Irit! Padahal kan kita bestienya!" ucap Abi lagi-lagi dengan gaya slengek'annya yang membuat Agil gemas, tadi Aqeel sekarang Agil.

"Astaga,- dulu tate Vita ngidam apa sih?!" *nahkan, Agil juga ikutan sengklek!-,-* tante Vita? Ya, Elvita Icahyaningrum,  istri Wisnu Anggoro  a.k.a papa mama Abi.

"Ya mana gue tau!" ucapan kocak milik Abi lagi-lagi membuat kedua sahabatnya itu gemas, alhasil satu jitakan mendarat dengan mulus di jidat Abi.

"Lo goblok sih! Adek gue marahkan?! Sukurin! Makan tuh jitakan maut punya adek gue!" ucap Aqeel setelah Abi mengelus sayang jidatnya yang dijitak Agil.

"Yang penting gue laku!"

"Laku? Palingan juga lo pelet!"

"Gue bingung kenapa Bila mau sama lo ya Bi?"

"Berisik anying!" ucap Alta dingin dan sarkas pada ketiga sohibnya itu.

"Ya Tuhan, Alta! Lo sekali ngomong langsung nyelekit gitu! Sakit ati dede bang!" sudah dibilangkan kalau Aqeel itu kadang-kadang sengklek? Nah itu di atas buktinya. Sengklek kan? Parah!

"Lebay! Gue lagi mikirin Alka nih!" ucap Alta masih dengan nada sarkasnya.

Alka? Ya, Alkarafa Fadilah Nurahman. Seseorang yang membawa pergi Artha tadi pagi. Dulunya Alka dan Alta sahabatan, tapi karena suatu kejadian Alka harus dipindah dan sekarang mereka jadi rival.

"Mungkin masih dendam!" ucap Abi yang sekenanya ini membuat Aqeel dan Agil gemas kembali. Ingin rasanya kembar Arzayn itu memasukkan abi ke rahim mamanya kembali.

"Ya Tuhan! Dulu om Wisnu sama tante Vita buat lo pake gaya apa sih?!" ucap Aqeel geram terhadap kelemotan sahabatnya itu.

"Omongan dijaga Qeel! Gue aduin bokap baru tau loh!" ucap Agil pada kakak kembarnya itu, sedangkan Aqeel hanya menunjukan cengiran khas miliknya dan mengangkat dua jarinya yang membentuk huruf 'V'

"Ntahlah, yang jelas gue ga kepengen hal semacam dulu terulang lagi sekarang" setelah mengucapkan itu Alta melenggang pergi meninggalkan kantin a.k.a markas Alta cs.

"Semoga saja Ta"

Tbc

Ku tahu ini pendek, maafkan! Lagi males soalnya,- ditunggu vomentnya guys! Maaf kalo ada typo.
Lauren Orlando as Artha Arzana Aquina. Btw castingnya kekecilan ga sih? Kasih sarang buat castingnya dong readers yang baik-,-

With love,
Azzahra Fauzi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang