3 (TIGA)

391 12 5
                                    

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (27 Juli 2015)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (27 Juli 2015)

Penulis: Alicia Lidwina

Jumlah Halaman: 320

Harga: Rp 68.000,-

-----

"Selama seseorang masih memiliki sesuatu untuk diperjuangkan, dia tidak akan bunuh diri. Kecuali jika memang bunuh diri adalah satu-satunya cara mempertahankan apa yang dia perjuangkan."

Kalimat Hashimoto Chihiro membekas di kepala Nakamura Chidori, bahkan setelah perempuan itu bunuh diri. Apa sebenarnya yang mengubah pandangan hidup Hashimoto sampai dia mengakhiri hidupnya? Mungkinkah karena Nakamura tidak pernah menepati janjinya? Mungkinkah karena Nakamura menyimpan perasaan kepada Sakamoto, yang seharusnya merupakan sahabat mereka?

Setelah tujuh tahun tidak bertemu, Nakamura harus kembali berhadapan dengan masa lalunya. Di antara memori akan persahabatan, janji yang diingkari, impian, dan cinta yang tak berbalas, tersembunyi alasan kepergian Hashimoto yang sebenarnya.

-----

Baiklah, aku dapet novel ini di iJak, library online dari perpustakaan Jakarta—atau apalah itu—yang bisa kalian download di Play Store. Random search, sih, sebenernya. Aku lihat cover-nya unyu hehe (iyaaa, lagi-lagi tergiur sama warna biru). Terus penasaran sama, "Kenapa judulnya cuma angka dah ini?"

Seperti pertanyaan yang muncul di kepala setelah lihat judulnya, ternyata angka tiga di cover memang ada hubungannya dengan isi cerita. Bukan, si tokoh bukan pecandu angka tiga, atau bahkan benci angka tiga, dan semacamnya, sama sekali bukan.

Oke, mari kita bahas apa yang menarik dari buku ini.

Lembar pertama dibuka dengan kabar kematian Hashimoto yang membuat Nakamura shock. Nakamura benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa. Setelah tujuh tahun tidak bertemu dengan Hashimoto, malam itu ia justru dipanggil pihak kepolisian untuk memberi keterangan mengenai jasad Hashimoto. Nakamura sama sekali tak bereaksi, sampai Sakamoto datang. Saat itu juga, tangis Nakamura pecah. Kenangan bersama Hashimoto seketika membanjiri kepala, membuatnya sesak.

Dari prolog yang kubaca, aku sangat tertarik dengan alur yang ada di dalam novel ini. Pertama, karena aku juga selalu membuka cerita dengan konflik. Kedua, karena ... yey, angst! Hahaha. Sesederhana itu sih.

Seperti yang tertulis di sinopsis, novel ini akan menceritakan bagaimana perjalanan Nakamura, Hashimoto, dan Sakamoto. Alicia menggunakan alur maju mundur untuk menceritakan persahabatan mereka. Jadi, benar-benar butuh konsentrasi saat membacanya. Memang ada keterangan waktu, sih. Namun karena ingatan Nakamura yang melompat ke sana ke mari, aku harus bisa merangkainya sendiri dengan runut di dalam kepala. Harus kuakui, Alicia benar-benar rapi menuliskan alurnya. Karena, yah, membuat alur maju-mundur seperti itu pasti sangatlah sulit, memicu adanya plot hole yang bertebaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rak BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang