1|| 82...

80 6 2
                                    

   "Kita sekelas lagi kar!!!!" Adin melonjak kegirangan didepan mading yang kala itu masih ramai akan siswa dan siswi lain yang hendak melihat mading juga.

Karina yang notabene nya adalah sahabat karib Adin sejak sekolah dasar menghela nafas jengah melihat teman seperjuangannya itu. "Din, ga usah teriak- teriak! Bikin gue malu aja lo!"

"Ups! Maaf hehehe" seperti biasa Adin hanya nyengir dengan wajah tanpa dosanya kemudian ia merasakan tangannya ditarik oleh seseorang yang tak lain adalah Karina.

"E-eeh, kenapa tangan gue ditarik woy?!" Protes Adin, tetapi Karina tak mengindahkan nya, ia malah menyeret adin menuju tempat duduk yg terletak tak jauh dari lapangan yang sangat luas.

Perlahan karina melepaskan cekalan tangannya dan duduk di bangku penonton sambil menepuk tempat duduk disebelah nya yang kosong, seakan mengisyaratkan Adin untuk duduk.

"Eh din, katanya kelas 82 itu kelas unggulan ya?" Tanya karina dengan tatapan lurus ke depan.

"Katanya sih iya kar, soalnya tadi pas gue liat di mading, nama anak-anak yang pinter disekolah kita masuk ke kelas 82. Contohnya Decely, Yanu, Shazqi, Sasa, masih banyak deh pokoknya yg terkenal peringkat lima besar masuk sana semua"

"Berarti kita pinter dong ya kalo bisa masuk kelas unggulan itu?"

"Eh iya ya? Kok gue baru nyadar?" Adin menggaruk tengkuk nya yang tak gatal dengan mimik wajah berfikir keras, lalu tiba-tiba ia berteriak kencang.

"WIIII!!! KEREN DONG GUE?!" Serunya, saking senangnya ia menguncang guncang tubuh karina dengan sangat kencang.

"Woy! Sakit badan gue!!!" Karina melotot tajam, tapi tak dihiraukan oleh Adin yang bangga akan dirinya. Kemudian Adin terdiam sejenak.

"Berarti saingan nya banyak juga dong?"

"Iyalah!" Jawab karina ketus, sebal akan perlakuan Adin yang tiba-tiba.

"Yah! Mending gue masuk kelas biasa aja deh biar rangking satu!" Keluh Adin, ia mengerucutkan bibirnya yang membuatnya tampak imut.
Karina memutar bola mata jengah atas prilaku sahabatnya yang aneh itu.

"Masuk ke kelas baru yuk! Kayaknya udah pada kumpul deh di kelas" ucap karina seraya bangkit dari tempat duduknya dan tersenyum pada Adin yang dibalas anggukkan semangat oleh Adin.

===

   "Assalamualaikum anak-anak!" Sapa seorang wanita paruh baya berkerudung dengan senyum yang melekat diwajah cantiknya meski tak lagi muda.

"Waalaikumsalam!" Koor para siswa baru di kelas 82, kelas unggulan.

"Nama ibu, ibu suprapti. Ibu yang akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun kedepan" ia--bu Suprapti-- memperkenalkan dirinya dengan lugas dihadapan para didikan nya.

"Nah, sebelum kita memulai pelajaran seperti biasa, ibu ingin kalian semua melakukan pemilihan untuk calon ketua kelas dan wakil ketua kelas. Dari setiap masing-masing barisan, ibu ingin kalian mengirimkan satu perwakilan saja"

Seketika kelas menjadi riuh, para siswa yang sebelumnya tidak saling mengenal kini malah sedang asik berdiskusi siapa yang akan mereka ajukan sebagai perwakilan.

"Okey anak-anak, sudah berdiskusi nya?" Ucap bu Suprapti sedikit berteriak.

"Sudah bu!!!"

"Baiklah, di mulai dari barisan pertama, siapa yang akan menjadi perwakilan?"

"Shazqia bu!!!" Jawab murid barisan pertama serempak. Lalu bu Suprapti menulis nama-nama perwakilan dari setiap barisan di papan tulis. Setelah melakukan perundingan siapa yg akan menjadi ketua kelas, akhirnya pengurus kelas pun telah terbentuk. Dengan Shazqia yang akhirnya menjadi ketua kelas, Vano sebagai wakil ketua kelas, Arini sebagai sekertaris dan Shalfa sebagai bendahara.

Begitulah awal kelas 82 terbentuk, mengawali kisah persahabatan delapan orang gadis yang mencari asa dan rasa bersama.

To be continued...

So, karena ini awal dari terbentuknya kelas yang menjadikan 8 orang gadis bersahabat, maka saya sebagai penulis menceritakan awal kelas 82 yang memang benar adanya adalah kelas unggulan. Maaf jika part ini tidak sesuai yg diharapkan dan sangat membosankan...

Keep reading and vomment guys!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menuju HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang