2006 Victorius High School
Ketika mentari kembali tersenyum memantulkan cahayanya ke balik gorden mewah berlukiskan bunga biru, Fany tetap tidak bangun. Sampai telepon genggamnya berbunyi, Fany tetap tidak bangun. Dia malah membantingnya. Entah salah apa telepon genggamnya hingga hancur layarnya. Akhirnya, Bibi yang membangunkan Fany.
"Non, ini udah pagi, nanti non telat ayo non bangun..."
"Ah, apaan sih, Bi ini masih jam lima pagi taukk!"
Seketika Fany melihat jam dinding di kamarnya, ternyata sudah pukul tujuh kurang sepuluh menit. Itu artinya, Fany hampir telat masuk sekolah. Dengan terburu-buru, Fany mengganti pakaian tidurnya dengan seragam sekolah. Hanya menggambil sepotong roti dan susu dengan cepat dan sarapan di sekolah. Fany pun berantakan dan tidak sempat mandi. Itulah hidup Fany, anak remaja yang bentar lagi jadi dewasa. Masih lama sih, tapi tidak akan terasa.
Terlambat. Ya, kebiasaan Fany adalah terlambat kalau ke sekolah. Sampai sudah mendapat surat peringatan. Kalau mendapat lagi, bisa dikeluarkan dari sekolah. Ada pun teman-temannya, Reina dan Kevin yang selalu ada untuk Fany. Mau membantu Fany ketika ia membutuhkannya. Kebiasaan buruk Fany hanya menganggap Reina dan Kevin itu teman ketika Fany ada maunya. Selain itu, Fany tidak merasa memiliki teman, tetapi memiliki musuh.
Ketika Fany sampai di sekolah, ada Bu Melinda, kepala sekolah paling galak sedunia. Itu sih menurut Fany. Kepala sekolah langsung memberikan peringatan untuk Fany dan ia harus lari keliling lapangan sebanyak sepuluh putaran dan tidak boleh ikut pelajaran sampai jam istirahat pertama. Ini sungguh menyiksa murid, pikir Fany. Sebenarnya inilah didikan yang benar supaya murid tidak pernah terlambat lagi.
Fany hanya mengikuti Bu Melinda dan menjalankan hukuman. Saat itu sedang berlangsung pelajaran Bahasa Mandarin. Pelajaran yang dibenci banyak orang, apalagi Fany. Ia membenci semua pelajaran. Baginya, pelajaran tidaklah berguna. Toh, sukses bukan dari nilai sekolah, tapi dari jati diri. Saat seperti itu, masih saja ada Reina yang mau mencatatkan materi penting dari Bahasa Mandarin.
"Kev,, ini gua catetin buat Fany, gantian dong lu yang nyatetin." Reina seolah memaksa Kevin untuk membantunya mencatat materi Mandarin untuk Fany.
"Ih, kita aja gak pernah dianggap temen, kurang kerjaan tau nyatetin buat dia, bukannya diterima malah ditolak kali usaha kita." Jawab Kevin dengan ketus.
"Gak ada salahnya bantu orang kan? Udah ikutin aja apa kata gua."
Akhirnya Kevin menurut dan mau mencatatkan materi penting untuk Fany. Reina sempat melihat Fany dari balik jendela kelas, kalau Fany kelelahan dan seperti mau mati lari keliling lapangan. Cuaca juga tidak mendukung lagi, yang diharapkan Fany itu cuaca berawan. Ini malah sinar sangat terik dan tidak bersahabat. Fany harus menerima pelajaran dari Bu Melinda. Kepala sekolahnya sangat tegas dalam mendidik muridnya, tetapi tetap saja tidak ada perubahan dalam diri Fany.
...
"Fany, kemari kamu!" Bu Melinda memanggil Fany. Fany berharap supaya hukumannya selesai.
"Iya, kenapa?" Bahkan perilaku Fany tidak ada sopan santunnya dengan orang tua.
"Udah, kamu belajar di kelas sana."
"Oke, makasih bu, daritadi kek bu, capek nih."
"Kamu ini udah dikurangin jumlah larinya kok masih protes, mau saya tambah lagi?"
"Eh, jangan bu, nanti saya makin kurus, ibu makin gendut...hehe"
"Kurang ajar!"
Fany langsung tertawa keras dan lari ke kelas. Ia kena omelan lagi dari guru yang sedang mengajar di kelasnya. Kena hukuman? Pasti. Hari yang sial untuk Fany karena ia terlambat. Coba saja ia tidak pernah terlambat, pasti tidak pernah dapat hukuman aneh dari sekolah. Fany buru-buru duduk di kursi paling belakang. Satu meja ada dua kursi, tetapi tidak ada yang mau duduk dengan Fany. Ternyata, Fany adalah orang yang paling ditakuti di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Message
RomanceFany membuka kotak surat. Setiap ia membaca surat, ia membuangnya kembali dan berusaha melupakannya. Berusaha menghilangkannya walaupun tidak mudah. Ketika semua benar-benar hilang, surat itu datang lagi. Siapa penulis surat itu? Copyright © 2016 by...