Start Over

442 63 16
                                    


"Na... nanna.. nana~" Hinata keluar dengan wajah berseri-seri yang dihiasi senyuman secerah matahari pagi ini. Dia menuruni tangga menuju ruang makan dengan sedikit gerakan balerina yang sukses membuat ibu dan adiknya cengo.

"Pagi, Shouyou. Hari ini sepertinya ada yang membuatmu tidak senang?" tanya ibu Shouyou dengan wajah super khawatir.

"Ngawur! Aku lagi suennnee~ngg buanget! soalnya hari ini ulang tahunku bakal dirayain bareng Tooru~" jelas Hinata dengan mata berbinar.

Ibunya yang sudah mengerti alasannya hanya ber-"O" ria dan melanjutkan aktivitas mencucinya. Hinata duduk di samping adiknya yang sedang asyik minum susu.

"Natsu, menurutmu Tooru kasih hadiah apa ya?"

"Mungkin Tooru-nichan mau putus sama kakak"

Aw! Sakitnya hati Hinata mendengar jawaban tajam dari adiknya sendiri. Sedangkan ibunya tertawa mendengarnya. Sambil mengelus dadanya, Hinata ber-istighfar agar kejadian itu tidak terjadi.

Hinata sudah sangat menanti hari ulang tahunnya, karena Oikawa akan pulang dan merayakannya 'berdua' saja. Sejak Oikawa lulus dan kuliah di Tokyo, Hinata dan Oikawa hanya bisa meluapkan kerinduan lewat E-mail dan bertelepon. Karena Hinata yang sudah gatal ingin bertemu Oikawa, akhirnya dia meminta Oikawa untuk pulang saat hari ulang tahunnya. Dan, karena perasaan yang sama Oikawa pun menyetujuinya.

Karena itulah, siang ini Hinata berada di stasiun kereta api menunggu Oikawa. Setelah dia bertemu Oikawa, mereka akan kencan dan berakhir di rumah Oikawa(yang ini hanya pemikiran author). Hatinya berdebar hebat menanti Oikawa yang sudah lama tidak di sampingnya.

'Gimana ini, kalau Oikawa-san nggak kenal aku, aduh bajuku aneh nggak ya? Awawawa...'

Ditengah pemikiran negatif, Hinata yang tertunduk lesu tidak menyadari kalau Oikawa sudah keluar dari kereta dan sedang menuju ke arah Hinata. Dengan senyum termanis(hanya untuk hinata)nya terpasang di wajahnya dia menyapa Hinata yang ada di depannya sekarang.

"Shou-chan, ya~ho~"

Perlahan Hinata mengangkat kepalanya. Melihat orang yang sangat dia rindukan sudah ada di depannya, Hinata langsung berdiri. Dengan mata berkaca-kaca dia berlari ke arah Oikawa dan langsung memelukanya erat. Mengubur wajahnya di dada Oikawa dan menangis sejadi-jadinya. Oikawa pun membalas pelukannya erat dan mencium kepala Hinata sambil mengelus lembut rambut oranye cerah milik Hinata. Mereka berpelukan sampai mereka menyadari mereka tidak sendiri. Melepas pelukan dan mereka sudah di kelilingi orang-orang. Ada yang foto-foto, ada yang bisik-bisik kalau mereka homo, ada yang senyum-senyum GaJe, ada pula yang nosebleed.

Melihat situasi, mereka melesat keluar stasiun dengan wajah merah semerah mawar.

"Ki-kita mau pergi kemana dulu, Tooru?"

tanya Hinata sambil menahan wajah merahnya.

"Ummm... kita ke taman hiburan aja yuk!" (tehe~ pero*)

Dan akhirnya mereka ke taman hiburan. Bersenang-senang sepuasnya sampai hari hampir habis. Saat mereka keluar dari taman hiburan, mereka berjalan berdampingan tanpa menyebut kata apapun. Menikmati sunyinya suasana diantara mereka yang ditemani hangatnya genggaman tangan si kekasih.

Akhirnya mereka sudah berada di taman kota. Oikawa mengehentikan langkahnya dan menghadap ke arah Hinata. Wajahnya yang serius menatap tajam mata Hinata, secara otomatis Hinata juga menatapnya balik. Merasakan tekanan batin yang tinggi padanya, Hinata menelan ludahnya.

Oikawa mulai membuka mulutnya, "Shou-chan, maaf. Kita harus menyudahi hubungan kita, dan-"

Belum selesai Oikawa mengatakan semua skenario, Hinata sudah banjir air mata. "Aku nggak mau, padahal sudah sejauh ini!" kata Hinata dengan nada sinetronnya sambil menahan tangisnya.

Oikawa hanya menghela napasnya dan memeluk Hinata. Si kecil hanya memeluknya kembali lebih erat. Setidaknya ini adalah pelukan terakhir,pikir Hinata.

Oikawa terus menenangkan Hinata. Merasa Hinata mulai tenang, Oikawa menepuka kepala Hinata dengan lembut.

"Sho-chan, yang aku mak-"

"Enggak!"

"Sho-chan, aku-"

"Emoh! Tooru!"

"Dengerin dulu-"

"Enggak mau!"

"Jadi Sho-chan nggak mau nikah sama aku?"

"Enggak! Eh?!"

Hinata mengangkat kepalanya. Ingin mendengar kalimat yang mungkin dia salah dengar. "Apa?"

Oikawa hanya tertawa kecil. Melihat ekspresi Hinata yang kaget. Super lucuwwwww.

"-dan kita mulai hubungan baru." lanjut Oikawa.

"Kita jadi suami-suami?" tanya Hinata.

"Aku lebih suka jadi suami-istri"

"Hah?! nggak ada cewek kan? siapa yang jadi istri?! Aku?" canda Hinata. Ketawa garing.

"Iya juga... Sho-chan ide bagus!"

Oikawa kembali tertawa melihat pipi Hinata yang semerah mawar. Dicubitnya pipi gembul itu, dan menerima plintiran di pipinya dari Hinata yang lebih menyakitkan.

"Oh iya, Sho-chan Happy Birthday" Kata Oikawa sambil menyodorkan sebuah kubus putih dengan pita oranye.

Hinata menerimanya dengan tanda tanya mengelilingi kepalanya. Dia langsung membuka pita oranye dan membuka penutup kado. Dan nampaklah sebuah kotak dilapisi kain beludru merah. Tanpa babibu, Hinata langsung meraih kotak itu dan membukanya. Ternyata isinya adalah

"Kok, nggak ada isinya?"

Oikawa tersenyum nakal.

Hinata menggeram.

"Tch! Ternyata Tooru orangnya suka PHP. Aku nggak suka!" Kata Hinata dan menghela napas berat.

Oikawa masih tersenyum "Coba lihat tangan kirimu..."

Sesuai intruksi, Hinata melihat tangan kirinya. Dan matanya terpaku pada jari manisnya yang sudah terhias oleh perak melingkar di jarinya dengan berliannya sebagai pemanis.

Hinata melihat cincin dan Oikawa bergantian.

"Ahaha... sudahlah ayo beri tahu Hana-san tentang ini"

Dan Oikawa meraih tangan kiri Hinata dan menuntunnya ke rumah Hinata. Dan Hinata yang sudah memerah di seluruh tubuhnya hanya mengikuti tuntunan Oikawa dengan lemas. Kepalanya mengeluarkan uap saking panasnya.



OMAKE

Hinata : Tooru, kapan belajar sulap kayak tadi?

Oikawa : Huhum~ aku belajar sendiri dong~

Hinata : Pasti Kunimi-san yang ngajarin

Oikawa : Kok nggak percaya banget sih? Yah tapi emang bener sih...

Hinata : Ngomong-ngomong tentang Kunimi-san, menurutku dia mirip Hatano-san dari "Permainan Joker". Ya nggak?

Oikawa : Nggak lah! Kunimi-chan tuh mirip Eren.

Hinata : Ngawur! Nggak mirip! sama sekali!

Oikawa : Suaranya mirip kok...

Hinata : Iya, suaranya Hatano-san sama Eren emang sama. Tapi sama Kunimi-san nggak nyambung sama sekali

Oikawa : Tapi mereka sama-sama sempong tengah kan?

Hinata : Iya juga ya... Oikawa-san emang jenius

Oikawa : Hehehe... Pujilah daku... wwww

Start OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang