11

2.2K 213 38
                                    

Sebenarnya saat ini, Lie ingin memaksa otaknya bekerja keras. Menganalisa ingatan yang tersimpan di dalamnya, satu demi satu, untuk mencari tahu kapan tepatnya kejadian penting seperti munculnya hubungan dekat antara Juan dan Lana, terjadi.

Tapi belum sempat Lie menemukan suatu jawaban, dirinya sudah dihadapkan dengan masalah lain yang lebih menakutkan. Masalah yang bersumber pada niat Juan untuk mengadopsi Lana.

Lie masih tidak mampu berkata-kata, bahkan walau beberapa menit telah terlewat sejak Juan menyatakan keinginannya. Sentuhan hangat tangan Juan yang selalu mampu menyadarkan Lie, kini tidak terasa lebih hangat dari kehangatan matahari di hari terdingin musim dingin. Terlihat, tapi tidak berasa apapun.

"Kita bicarakan hal ini pelan-pelan, oke?" Juan tampak tidak menduga Lie akan bereaksi seperti ini. Pria itu mengira, istrinya akan bertepuk tangan girang, mengingat hubungannya yang juga dekat dengan Lana.

Juan memainkan jarinya di tangan Lie. Ibu jarinya mengelus punggung tangan Lie yang sedikit kasar karena detergen. Melalui kata dan sentuhan, Juan berusaha untuk menggapai kesadaran Lie yang menghilang entah kemana. Dan ketika Juan merasakan Lie sudah bisa mendengarnya, dia mulai menjelaskan.

"Masalah mengadopsi Lana ini, aku sudah memikirkannya matang-matang sebelum mengajukannya ke hadapanmu." Ada jeda beberapa saat sebelum Juan melanjutkan kalimatnya.

"Banyak yang terjadi tahun ini di keluarga kita. Beberapa bukanlah hal yang menyenangkan." Juan mengamati setiap perubahan ekspresi wajah Lie. Hatinya selalu menciut ketika harus membahas tentang Dana di depan wanita itu.

"Kali ini, aku ingin yang terjadi selanjutnya adalah hal yang dapat membawa senyuman ke kita semua. Dan menurutku, Lana bisa mewujudkannya, jika gadis kecil itu mau masuk ke keluarga kita."

"Kenapa Lana?" Juan menarik nafas lega mendengar pertanyaan Lie. Akhirnya Lie melakukan hal lain selain bernafas dan berkedip.

"Kau dan aku sudah sangat dekat dengan Lana. Dan entah kenapa aku yakin Ayah, Ibu dan Kayla juga akan cepat menyukai gadis kecil itu."

"Lie dekat dengan Lana karena Lie pengurus panti."

Juan tersenyum. Lie terlihat lucu saat dirinya menyangkal hal yang telah Juan ketahui dengan jelas. Walau di akhir Juan tetap mengangguk, tanda dia percaya dengan penyangkalan Lie sepenuhnya.

"Siapa yang tahu, Lie, keberadaan Lana bisa membuat kita mendapatkan... hal yang telah kita perjuangkan selama ini. Bayi yang lahir dari rahimmu dan memiliki genku."

Kedua tangan Lie membentuk kepalan erat. Buku-buku jarinya memutih akibat tekanan yang besar. Dengan sekali tatap, Juan menyadari perubahan suasana hati Lie yang disembunyikannya rapat-rapat. Tangan pria itu melerai kepalan tangan Lie dan menyelipkan jemarinya ke sana. 

"Ingat apa yang dokter katakan, Lie. Kita hanya belum diberikan-Nya kesempatan. Sehingga yang bisa kita lakukan sampai saat ini adalah menunggu dan berusaha. Siapa tahu, dengan mengadopsi Lana, kita bisa menunjukkan pada Tuhan bahwa kita sedang berusaha."

Lie dapat merasakan kuatnya genggaman tangan Juan pada miliknya. Tapi sayang, dia tidak bisa membuat dirinya membalas genggaman itu.

Bahkan, Lie menutuskan menarik tangannya menjauh.

Kedua mata Lie tidak bisa menatap ke arah Juan. Seraya dengan suara lirih, berkata, "Maaf, Juan. Lie tidak bisa menyetujui ide Juan."

**

Juan tidak pernah lagi mengungkit masalah tentang Lana. Padahal kekecewaan akan penolakan Lie menguar dari mata pria itu seperti wangi parfum murahan yang terlalu menusuk hidung. Wanginya membuat yang menghirup tidak ingin menciumnya untuk kedua kali.

Black Opium [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang