01:: awal pertemuan

40 2 2
                                    

MATAHARI pagi ini tidak terlalu terik mengingat Indonesia sudah memasuki bulan Oktober yang berarti musim penghujan akan dimulai. Hari ini pengurus Osis sekolah ku sibuk mengurusi acara yang akan diadakan di sekolah ku. Semacam acara perlombaan antar SMA se-jabodetabek. Aku merapatkan tangan ku dibalik jaket osisku, lalu segera memutari lapangan berjaga jaga jika terjadi sesuatu seperti cidera ringan atau sebagainya. Aku baru akan melangkahkan kaki ku menuju lapangan futsal, tiba tiba temanku Tamara memanggil ku.

"Na!" Sapanya dari tenda body checking sambil melambaikan tangannya ke arah ku.

Aku mengangguk menanggapi.

Setelah itu Tamara langsung berjalan menghampiri ku. "Na, lo liat gak? itu tuh cowo itu? kiper SMA Garuda Pancasila. Yang temennya Uti." ucapnya membuka pembicaraan.

"Hah? Yang mana? yang pake kacamata? anjir tam tam cakep bgt parah!" ujar ku antusias.

"IYA JIR NA! parah lo mesti kenalan sama dia gamau tau gue! Namanya Rastha Pramudya Na. lo kudu wajib mesti bgt kenalan. kalo gue sih yang itu aja tuuh yang dibawah pohon." tunjuk tamara dengan mengarahkan matanya kepada cowok disamping Rastha, ah iya Rastha cowok berkacamata itu.

"Ah urusan nanti deh Tam, gue cabut dulu ya keliling kali ada yang sakit. bye Tam!!" ujarku sambil melambaikan tangan ke arah Tamara lalu berjalan meninggalkannya.

"EH gue ikut deh Na, gapapa ya? gabut disana." Tamara memegang pundakku untuk menghentikan langkahku.

Aku menarik tangan Tamara berjalan memutari lapangan. Di lapangan futsal semua berjalan sesuai rencana,tidak ada yang mengalami cidera sama sekali. Jadi kami melanjutkan memutari lapangan basket. Ternyata ada salah satu siswa SMA Wijaya yang mengalami cidera.

"Na,lo dipanggil sama Bayu tuh dari tenda panitia. dia udah mau marah marah gara gara anak p3k gaada di lapangan" ujar Vanya kepadaku.

"Oooh iya Nya, gue kesana deh" Aku mengajak Tamara menghampiri tenda panitia basket.

Saat aku tiba disitu, Bayu sudah memberikan tatapan yang ku artikan sebagai "kemana aja lo?".

"Gue abis dari--" Belum sempat melanjutkan penjelasan ku, Bayu sudah memotong pembicaraan kami.

"Na, lo darimana aja sih? PJ P3K kok ilang ilangan? mana anak buah lo?" tanya Bayu dengan nada ketus.

"Sorry Bay, Gue kan harus keliling. kalo urusan anak anak gue nanti aja lo tegur pas evaluasi. Yaudah sekarang mana yang mau diobatin?"

Bayu menunjuk seseorang yang sedang dikerumuni teman temannya dibawah pohon. Aku berjalan menghampirinya.

"Permisi" ujar ku sopan.

Setelah dipersilahkan lewat aku segera mengobati lukanya, lukanya tidak terlalu dalam. Mungkin ia hanya jatuh pada saat permainan dilaksanakan. Lalu,aku segera meninggalkannya dan menghampiri Tamara yang sedak duduk di tenda panitia.

"Tam, udah selesai. Kantin yuk laper" ajakku kepada Tamara.

Tamara hanya menganggukkan kepalanya singkat, namun arah pandangnya ternyata tidak kearahku. Lantas aku langsung memanggil Tamara.

"HOI! liatin apaansih?" sahut ku.

Sontak Tamara terkaget. "SSSH Na, Gue lagi liatin cogan selain Rastha sama temennya itu. Itu woi ganteng banget"

Aku mengikuti arah pandang Tamara dan pandanganku jatuh kepada cowok yang sedang berusaha merebut bola basket dari lawannya itu.

"Dah ah Tam, mendingan kita cabut kantin aja sebelum ketauan nanti ngomongin lagi" ajakku lagi.

flurriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang